01 - Dia Ariana

35.4K 1.6K 52
                                    

[Hasil Revisi]
Start: 09 Juni 2024
Finish: -

Suara derap langkah kaki terdengar mengalun disepinya koridor sekolah, koridor yang sepi karena jam sudah masuk pukul 5 sore hari. Keterlambatan pulang yang tidak seperti biasanya, membuat sebagian murid yang melangkah meninggalkan kelas menggerutu sebal, mengomel, mengapa tidak pulang lebih cepat padahal sudah sangat rindu ranjang.

Saking rindu ranjang ingin cepat-cepat rebahan, para murid berbondong-bondong menuju parkiran atau halte menunggu jemputan. Hal sama di lakukan perempuan cantik dengan badge di dada kiri yang bertuliskan namanya─ Ariana A. M, berjalan begitu tenang di koridor yang mulai sepi dengan kedua tangan yang sengaja dia masukkan ke dalam saku sweter hitam.

Mulutnya sibuk mengunyah permen karet, matanya lurus menatap ke depan. Dengan kepala sedikit menunduk saat sapuan angin yang berembus cukup kuat menyapa wajahnya, dia mengembuskan nafasnya sedikit kasar lalu segera mempercepat langkahnya karena langit sudah semakin mendung.

Bukan hanya karena hari yang mulai sore, tetapi juga karena hujan yang akan segera turun entah itu kapan, kadang, hujan turun tidak sesuai dengan prediksi BMKG, membuat Ariana merasa sia-sia mengaktifkan pengatur cuaca di ponselnya. Dan dirinya yang kebetulan berangkat sekolah menggunakan angkutan umum itu, kini terpaksa harus menunggu angkutan umum lewat di halte dekat sekolahnya.

Kalau masalah harta, Ariana adalah perempuan yang hidup dikeluarga berkecukupan. dia tak pernah kekurangan, tetapi juga tidak kelebihan. Ariana memiliki dua mobil dirumahnya, satu mobil orang tuanya dan satu miliknya, tetapi dia enggan membawa mobil itu kesekolah.

Entah apa alasannya, tetapi Ariana lebih suka diantar atau naik angkutan umum daripada harus naik mobil sendiri yang menurutnya sungguh ribet! Juga, dia termasuk tipe siswi yang suka bolos, jadi agak malas kalau harus membawa mobil.

"Bus enggak lewat lagi," Bukan pertanyaan melainkan pernyataan. Untuk apa bertanya kalau dia hanya sendirian di halte bus? Buang-buang suara saja.

Kembali mengembuskan nafasnya dengan kasar, Ariana pun memilih untuk duduk sambil memainkan ponselnya hingga hujan tiba-tiba saja turun dengan begitu deras. Ariana meringis saat suara guntur terdengar, bersamaan dengan ponselnya yang tak sengaja dia lempar karena terkejut.

Decak kesal keluar dari bibir ranumnya saat dia melihat kalau ternyata ponselnya sudah mati, mungkin kehabisan baterai. Ini salahnya, karena semalam lupa mengisi penuh daya ponsel hingga pagi tiba dia baru sadar kalau baterai ponselnya tersisa tak sampai setengah, mungkin hanya seperempat.

"Jalan aja lah," Ariana bergumam seraya menganggukkan kepalanya.

Karena di sini tak ada angkutan umum yang lewat, atau pun ojek, Ariana akhirnya memilih untuk jalan kaki menuju rumahnya yang terletak sangat jauh dari area sekolahnya. Naik mobil saja membutuhkan waktu 20 menit, lalu berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk jalan kaki?

"Bisa patah kaki gue kalau harus jalan muter," Gerutunya kesal saat baru mengingat kalau jalan pintas menuju rumahnya sedang ditutup untuk jangka waktu seminggu kedepan.

Tidak tahu apa alasannya jalanan itu ditutup, Ariana tak tahu dan tak mau tahu. Sekarang pilihannya hanya ada 2, pulang jalan kaki lewat jalanan yang jelas lebih jauh, atau berdiam diri dihalte hingga malam hari. Tentu poin pertama yang akan Ariana pilih.

Melangkah dengan malas, Ariana pun segera menerobos hujan yang tengah menurunkan tangisnya dengan begitu deras. dia sedikit berlari saat angin berembus kencang hingga membuat bulu kuduknya meremang, sangat dingin!

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang