42 | Ariana

5.8K 423 10
                                    

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"DADDY!"

Mendengar suara Putrinya, Arthur menoleh dengan mata terbelalak kaget. Dia pun sedikit mundur kebelakang saat Ayyana memeluknya dengan erat, sedangkan Alister memilih untuk mengendong Elister yang sedang bermain dengan Shane dan pengasuh mereka.

"Kalian kemana saja? Udah puas bikin Daddy pusing sampai kalang-kabutnya? Udah puas kabur-kaburan nya?"

Arthur mengecup seluruh wajah Putrinya dengan perasaan lega, sangat lega karena sudah bisa memastikan kalau kedua anaknya baik-baik saja. "Tak usah banyak bertanya, Dad. Kami lelah, jadi kami ingin istirahat." Cetus Alister seraya melangkah pergi sambil mengendong Elister.

Ayyana pun tak mau kalah, dia menjauhi Ayahnya lalu mengendong Shane dan ikut pergi ke kamarnya. "Baiklah, istirahat yang cukup! Daddy akan menelpon Nenek kalian, lalu kita makan bersama nanti!"

"Yes, Daddy!"

Setelah punggung anak-anaknya tak terlihat lagi, Arthur melangkah menuju ruangan tempat para anak buahnya berada. Setibanya disana, Arthur memukuli mereka semua tanpa ampun. Merasa marah karena mereka semua gagal menemukan anaknya beberapa waktu lalu sampai anaknya datang sendiri.

"Tidak berguna! Bangun!"

Sementara di Jepang, Ariana menyeringai senang karena sudah berhasil membunuh Amber meski dari jarak jauh. Karena tak ada masalah lain yang perlu dia selesaikan, Ariana pun masuk ke dalam helikopter nya kembali yang akan membawanya pulang ke Indonesia.

Keesokan harinya, tepat dimalam pukul 8. Ariana tiba di rooftop sebuah gedung yang menjadi landasan pesawatnya. Masih dengan dress yang dia kenakan kemarin, Ariana turun dari helikopter lalu melangkah memasuki sebuah lift yang akan membawanya ke lantai dasar gedung pencakar langit ini.

10 orang berpakaian hitam secara serentak langsung memberi jalan untuk Ariana, tentu dengan penjagaan dari mereka yang sangat ketat. Diujung koridor lantai dasar, dua orang pria berbeda usia menatapnya hangat dengan senyum lembut yang terukir diwajah kedua pria itu.

Ariana pun turut menaikkan kedua sudut bibirnya, dia mengecup punggung tangan kedua pria itu secara bergantian. Lalu mengecup kedua pipi pria paruh baya itu, "Selamat malam Dad."

Dengan rasa bahagia dihatinya, Arsen membalas mengecup kening Putrinya. "Selamat malam, Nak. Kita pulang oke? Kamu pasti lelah," ucapnya.

Tanpa membantah, Ariana mengangguk dan melangkah pergi memasuki sebuah limousine yang memang sudah disiapkan. Duduk ditengah antara Arsen dan Marvel, Ariana menyandarkan kepalanya dibahu tegap sang Kakak dengan tangan besar Marvel yang mengelus lembut surai panjang Adiknya.

"Dad, kau masih ingat dengan janji mu kan?"

Arsen terdiam, dia dibuat mundur kembali kekejadian dimana mereka bertemu untuk pertama kalinya. Tepatnya, setelah dia menjelaskan mengenai siapa dirinya dan Marvel pada Ariana. Ketika Ariana sudah menerima dirinya dan Marvel, Arsen sangat bahagia hingga permintaan Putrinya itu berhasil mengejutkan nya.

"Pih, menikahlah dengan Mamah. Berikan kebahagiaan untuk Mamah maka Ari akan sangat berterima kasih pada, Papih."

Dalam waktu 6 bulan terakhir ini, Arsen memang sering bulak-balik Indonesia-New Orleans hanya untuk memastikan kondisi Ariana dan juga melakukan masa pendekatan dengan Karina kembali. Terus memohon maaf bahkan tak segan, Arsen memberi tau Karina mengenai anak mereka yang masih hidup.

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang