36 | Ariana

6.9K 512 31
                                    

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I N G -

***

• New Orleans, Louisiana,
Amerika Serikat.

Pagi hari di Kota terbesar New Orleans yang ada di Louisiana bagian Amerika serikat, tampak sebuah gedung rumah sakit umum Jefferson yang menjadi identitas sah gedung itu. Salah satu rumah sakit terbesar di New Orleans yang menjadi pilihan untuk Arsen sebagai tempat Putrinya berjuang hidup.

Dipenuhi alat-alat rumah sakit yang menempel sempurna ditubuhnya yang kian kurus, wanita itu tampak sangat menyedihkan dengan mata terpejam yang hampir 2 tahun belakangan ini. Mata indah yang enggan terbuka, karena sebuah penolakan dialam bawah sadar wanita itu.

Dengan bantuan Nonrebreathing Oxygen Face Mask atau disingkat NRM sebagai alat untuk mengalirkan oksigen kecepatan rendah pada pasien seperti wanita itu contohnya, juga suara mesin EKG yang terdengar mendominasi diruangan serba putih yang sejak tadi hening tanpa suara apapun.

Seorang Dokter wanita yang sudah menanggani wanita itu-Angelica, selama hampir 2 tahun ini hanya bisa tersenyum tipis. Mengusap lembut rambut coklat pasien nya lalu menghela napasnya dengan kasar. "Jangan menolak untuk membuka mata, biarkan semuanya mengalir seperti air."

Karena adanya penolakan dialam bawah sadar, kondisi Angelica kian memburuk. Kadang detak jantungnya suka berhenti, atau kadang pernapasan nya yang berhenti. "Apa yang membuat alam bawah sadarmu menolak untuk kembali?"

Yang jelas, ada sesuatu hal yang membuat Angelica menolak untuk membuka mata. Hal yang Dokter Margaret sendiri tidak tahu apa itu. Tak lama setelah mengajak Angelica bicara, Dokter Margaret pun memilih berjalan keluar ruangan itu dan tersenyum sopan menatap Arsen juga Marvel.

"Bagaimana keadaan anak saya?!"

Dokter Margaret tersenyum, "Nona sudah berhasil melewati masa kritisnya. Pernapasan nya sudah mulai normal, hanya saja, detak jantung nya masih sedikit lambat. Tapi tak masalah, karena Nona sudah berhasil melewati masa kritisnya dan akan segera sadar dalam beberapa jam atau beberapa hari kedepan."

Mendengar penjelasan Dokter Margaret, kedua pria berbeda usia itu tidak bisa menahan senyum mereka. "Terima kasih atas pertolongan nya Dokter Margaret," Ucap Arsen seraya berjabat tangan dengan Dokter muda itu.

"Terima kasih kembali, ini semua sudah menjadi tugas saya untuk menolong pasien dengan apa yang saya bisa." Ucapnya merendah yang berhasil membuat Arsen terkekeh sambil mengangguk.

"Apa kami boleh masuk?" Tanya Marvel yang kembali dengan raut datar khas nya.

Dokter Margaret mengangguk sambil tersenyum, "Silakan. Tapi tolong, jangan sampai menganggu istirahat Nona."

Setelah nya, Arsen dan Marvel masuk kedalam ruangan tempat Angelica berada sedangkan Dokter Margaret memilih pergi karena masih ada banyak hal yang perlu dia selesaikan. Didalam ruangan Angelica, Marvel berdiri dibelakang sang Papih yang sedang menggengam tangan dingin Angelica.

"Sayang nya Papih, yuk bangun. Masa mau tidur terus? Papih janji, setelah kamu mau bangun, Papih akan memberikan apapun yang anak Papih ini mau." Ucapnya yang berhasil membuat Marvel membuang pandangannya kesembarang arah.

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang