H A I !👋
— H A P P Y R E A D I N G —
***
Sejak awal memasuki ruangan pribadi milik pria itu, Ariana hanya diam menunduk sambil memainkan jari-jarinya. Bukan apa-apa, hanya saja, aura pria di depannya itu sungguh tidak bersahabat dan Ariana agak ngeri dengan aura itu.
Firasat yang Ariana rasakan saat ini benar-benar tak enak, seperti akan ada hal yang membuat jantungnya berdebar tak karuan tapi Ariana tak tau karena apa dan kapan. Lagian nih ya, kenapa juga Ariana yang harus menanggung perbuatan Shena?! Ariana pastikan kalau dia bertemu dengan Shena nanti, dia akan mencakar habis-habisan wajah yang sialnya cantik itu!
"Siapa Ayah dari anak yang kau kandung?"
Lamunan Ariana mendadak buyar dan digantikan dengan degub jantungnya yang menggila saat ini. Firasat nya ternyata benar, ternyata hal ini yang berhasil membuat degub jantungnya berdetak tak karuan. Lagi-lagi Ariana hanya bisa merutuki tingkah jalang Shena saat bersama para pria hidung belang.
Siapa? Berarti beneran bukan anak duda tamvan dong? Batin Ariana seraya mendengus pelan.
Ariana memberanikan diri untuk mendongak lalu menatap tepat pada manik mata hitam pekat pria di depannya, "Lo suami gue berarti loh lah Ayah dari anak gue." Ucap Ariana dengan nada yang dia buat seserius mungkin.
Satu alis Arthur terangkat lalu tersenyum miring, "Saya tidak pernah menyentuh perempuan lain selain mendiang istri saya. Jadi mana mungkin wanita seperti kamu bisa tau kalau itu anak saya?"
Suara sinis penuh tekanan itu berhasil membuat Ariana menatap tidak percaya pada Arthur. Dia kira, Arthur hanyalah sosok pria dingin dan cuek tapi ternyata, dia juga pria bermulut pedas yang bisa tusuk langsung keulu hati.
Jangankan lo, Ar, gue aja enggak tau ini anak siapa. Batin Ariana dengan tatapannya yang mendadak frustasi.
Hingga seketika, sebuah ide gila tiba-tiba muncul di otak cantiknya. Tanpa sepengetahuan Arthur, Ariana tersenyum miring walau tipis lalu segera mengubah raut wajahnya menjadi sesedih mungkin lengkap dengan matanya yang dia buat berkaca-kaca.
"Hiks malam itu, gu─ Aku .... Aku lagi jalan hiks habis pulang sekolah, terus ada preman yang hiks huwa!!" Ariana berucap penuh kebohongan disertai dengan air mata dramatisnya.
Melihat dan mendengar suara memekang telinga dari Ariana, Arthur meringis pelan seraya menaikan satu alisnya. Dia bukan tipe orang yang mudah percaya dengan ucapan seseorang, jadi dia masih membiarkan Ariana berbohong karena dia tahu kalau perempuan itu berbohong.
"Kamu yakin itu anak preman?"
Dan seketika, tangis Ariana berhenti. Kasian banget anaknya si Shena kalo Bapaknya beneran preman kurang kerjaan, tapi yang terucap. '"Aku .... Aku di huwa!!!"
"Berhenti menangis atau lidah kamu saya potong?" Ancam Arthur yang sudah muak dengan suara cempreng Ariana saat menangis.
Ariana mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk, "Pulang sekolah ikut saya." Titah Arthur dan segera berlalu pergi.
"Bagosss! Tinggalin aja terus, tinggalin!"
***
"Sampai ketemu dipertemuan minggu depan, saya akhiri, selamat siang!"
"Siang juga, Bu!"
Semua siswa-siswi kelas 12 IPS3 langsung berhamburan membentuk sebuah kelompok dimeja ketua mereka masing-masing. Mereka semua sibuk bergosip, main game bareng, konser, dan ada juga yang tidur. Begitu juga dengan Ariana yang saat ini tengah duduk diam sambil menopang dagunya.
Matanya terus melirik kesana kemari, melihat berbagai macam jenis spesies manusia dikelasnya. Ariana berdecak pelan saat dia mengingat kalau ternyata Shena tak memiliki sahabat disekolah ini. Dua perempuan yang Ariana pernah temui beberapa hari lalu, ternyata bukan siswi SMA Samudra melainkan mahasiswi yang tidak juga wisuda sampai detik ini.
"Pantes gayanya kayak jalang, orang temennya juga Tante-tante." Gumam Ariana saat dia mengingat kalau Shena hanya berteman dengan dua perempuan berpakaian glamor tempo lalu.
Tak berselang lama dilanda kegabutan, bel yang menandakan waktu istirahat pun tiba. Semua siswa-siswi kembali berhamburan keluar kelas menuju kantin, sedangkan Ariana memilih untuk keluar kelas terakhir. Salah satu alasanya, karena Ariana malas berdesak-desakan.
"Gue kira cuma sekolah gue doang yang rame banget kalo pas istirahat, eh ternyata sekolah elit juga sama." Gumam Ariana seraya mengambil ponsel dari saku baju seragamnya.
"Ish, kok pengen makan ketoprak sih?" Ucap Ariana seraya mengerucutkan bibirnya dan seketika berubah datar saat seseorang duduk tanpa permisi disampingnya.
Kepalanya menoleh kesamping menatap wajah tampan seseorang yang sepertinya tidak asing. Ariana terus berpikir tentang siapa sosok lelaki disampingnya hingga matanya memelotot seketika saat dia mengingat kalau lelaki itu adalah orang yang dia lihat malam itu.
"Kamu kenapa?" Tanya lelaki itu seraya mengelus paha Ariana yang sontak gadis itu tepis lalu menatap dingin wajah lelaki yang sialnya tampan itu.
"Tangan lo gak usah kurang ajar!" Tekan Ariana dengan tatapannya yang menghunus tajam, dan hal itu berhasil membuat si lelaki mengernyit bingung.
Lelaki itu─ Regantara Samudra, menatap Ariana dengan tatapan dalamnya, "Kamu kenapa sih? Ada masalah atau kenapa? Waktu itu juga kenapa kamu tiba-tiba pergi sebelum aku bangun?"
Mengingat sesuatu, Ariana tiba-tiba terdiam dengan pikiran yang kembali mencerna tentang ucapan Regan. Apa mungkin anak yang Shena kandung itu anaknya Regan? Kalau dari ingatan yang Ariana dapatkan, Shena berhubungan dengan Regan tidak hanya sekali atau dua kali tapi sudah berkali-kali.
Juga, apa meninggalnya Shena dan perpindahan jiwa Ariana kemasa depan ada hubungannya dengan kehamilan Shena? Shena yang tahu kalau sedang hamil, lalu mencoba meminum sesuatu hingga harus menghembuskan napas terakhirnya malam itu. Bisa jadi kan? Karena alasan yang Ariana simpulkan itu masuk akal dan dapat dipercaya oleh logika.
Kalau anak itu memang anaknya Regan, Ariana sih tak masalah kalau harus menikah dengan lelaki itu. Dari nama belakang pun, semua orang pasti sudah tahu kalau latar belakang keluarga Regan adalah orang kaya raya juga pemilik sekolah ini, jadi kalau pun Ariana bersama Regan, hidupnya pasti tidak akan kekurangan.
Kembali ketipe, Regan memang tampan tapi Regan bukan tipe seorang Ariana. Ariana membenci pria brengsek dan Regan termasuk kedalam jajaran itu. Berhubungan lebih dengan Shena diluar ikatan pernikahan itu sama saja dengan brengsek kan? Dan Ariana tidak menyukai hal itu, jadi buat Regan, anda telah keluar dari daftar nama-nama jodoh dibuku pink yang Ariana miliki.
"Kok diam? Kamu kenapa?" Tanya Regan seraya menangkup kedua pipi Ariana yang tentu gadis itu tepis dengan kasar.
"Berapa kali gue bilang, jangan kurang ajar brengsek!" Mata Ariana berkilat tajam dengan napas yang memburu.
Ini seperti bukan Ariana. Ariana adalah gadis yang sangat pandai mengontrol emosi, tapi kenapa sekarang malah mudah meledak-ledak tidak jelas? Apa ini yang dinamakan dengan mood seorang Ibu hamil yang suka tidak jelas? Dikit-dikit marah, nangis, dan lainnya.
"KAMU INI KENAPA SIH?!"
"Jangan bentak gue sialan!" Tangan Ariana terkepal erat, dia ingin sekali memukul habis lelaki itu tapi mengingat kalau dia sedang mengandung, dia pun memilih pergi daripada harus darah tinggi saat melihat wajah Regan.
Selepas kepergian Ariana, Regan mengacak frustasi surai hitam legamnya. "Aku butuh kamu sayang," Lirihnya dengan raut sendu.
***
SPAM KOMENT BUAT NEXT PART!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariana Transmigration
Fantasy21+ Ariana, sosok perempuan cantik berlidah tajam dan juga cuek. Ariana membenci takdir hidupnya, sangat .... Sangat membenci takdir hidupnya! Hidupnya sudah hancur dan bertambah hancur saat dia harus bertransmigrasi ke raga sosok perempuan bernama...