43 | Ariana

5.8K 421 10
                                    

Note : Harap bijak dalam membaca!

.
.
.

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I N G -

***

99 persen, dekorasi kapal pesiar yang disulap menjadi tempat pertemuan pertama sepasang anak manusia setelah berpisah bertahun-tahun, telah nampak begitu indah. Ada banyak lilin yang di tata sempurna, kelopak bunga mawar, meja makan, bahkan ada lampion.

Dengan raut kebingungan yang sangat ketara, Ariana tetap berjalan mundur sesuai intruksi dari Margareta tadi. Membuatnya terus melangkah mundur hingga punggung nya membentur punggung seseorang. Ariana terkesiap dengan refleks menoleh ke belakang.

Deg.

Matanya terpaku pada mata tajam yang menatapnya dengan mata terbelalak, tubuhnya pun ikut menegang seketika. Ini bukan rencananya! Padahal, Ariana berniat untuk datang langsung ke hadapan Arthur yang mungkin sebulan atau 2 bulan lagi. Tapi kenapa sekarang malah dipercepat?

Sebelumnya, Margareta begitu antusias memake over dirinya dengan sedemikian rupa. Ketika ditanya, Margareta hanya bilang kalau itu keinginan kedua anak kembarnya. Ariana sendiri pun akhirnya berpikir, mungkin Alister dan Ayyana ingin makan malam bertiga dengannya sebagai bentuk perayaan atas kembalinya dia ke Indonesia.

Tapi apa ini? Kenapa bisa ada Arthur dihadapan nya, bahkan memakai pakaian yang senada dengan dress yang dirinya kenakan. Saat sedang sibuk dengan pikiran nya yang bercabang, pria didepannya mendadak meneteskan air mata yang berhasil membuat Ariana tersentak kaget.

Ariana tambah kaget saat pria itu bersujud dikakinya, dirinya yang terlalu terkejut pun tak tau harus melakukan apa. Hanya terdiam dengan pandangan kosong, ketika suara serak Arthur terdengar, barulah Ariana tersadar kembali pada kenyataan. Pria itu tampak sangat menyesal? Ariana tidak tau apa maksudnya.

"Sayang! Maafkan aku, maafkan aku. Tolong hukum aku tapi jangan minta aku untuk pergi ke hadapan Tuhan, anak-anak masih butuh aku. Aku tau, aku bodoh! Brengsek! Bajingan! Jadi tolong hukum aku," lirihnya dengan kepala yang terus dia benturkan ke lantai hingga membuat keningnya memerah.

Arthur menganggap, Angel-nya mendatangi alam mimpinya karena ingin menghukum nya atau bahkan membunuhnya karena sudah mengkhianati pernikahan suci mereka. "Jangan diam aja, sayang. Tolong hukum aku!"

Jantung Ariana berdetak 2 kali lebih cepat, matanya pun turut berkaca-kaca saat mendengar ucapan suaminya. Ariana ingin mengucapkan sesuatu tapi semua kalimat nya tertahan ditenggorokan, Ariana tidak tau harus bereaksi seperti apa. Haruskan dia memarahi Arthur? Membenci? Atau menjauhi?

Ingatan nya sebagai Angelica telah kembali seutuhnya sejak dia terbangun di raganya yang asli, membuatnya merasa takut dan khawatir mengenai kehidupan nya dimasa lalu yang tak ada bahagia nya. Selalu saja disiksa, kalau tidak fisik maka mental. Ariana cukup tertekan akan hal itu, hingga berniat untuk menguatkan hati lebih dulu sebelum menemui Arthur.

Dirinya tau, dirinya tidak bisa egois. Dia tak bisa meninggalkan pria yang sudah mencintai nya dengan tulus, meski caranya yang ingin memiliki nya memang salah. Membuatnya hamil, dibenci Jacob hingga siksaan fisik selalu menjadi makanan nya sehari-hari, bahkan selalu jadi bahan bully-an saat acara pertemuan keluarga Arnault digelar.

Andaikan tidak ada si kembar yang saat itu masih dikandungan nya, Ariana pasti sudah memilih pergi menjauhi Arthur. Pergi sejauh-jauhnya agar dia bisa hidup tenang. Lagi-lagi, Ariana tak bisa egois hanya ingin memastikan kenyamanan untuknya. Ariana masih memikirkan calon anaknya yang pasti butuh figur seorang Ayah.

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang