H A I !👋
- H A P P Y R E A D I N G -
***
Ariana tersenyum tipis, "Terima kasih." Ucapnya saat Arthur menyodorkan plastik berisi ketoprak yang Ariana pesan.
Pria beranak 3 itu mengangguk singkat dan segera berlalu pergi untuk menemui kedua putranya, sedangkan Ariana hanya acuh tak acuh dan mulai memakan ketoprak yang dia inginkan.
Tak lama setelah kepergian Arthur, ketoprak yang Ariana makan sudah habis bersamaan dengan datangnya Ayya. Gadis kecil itu melangkah perlahan dengan wajahnya yang masih terlihat sangat pucat. Ariana menghela napasnya pelan lalu segera membantu gadis kecil itu untuk duduk dikursi meja makan, dan untungnya Ayya tidak menolaknya lagi.
"Aku buatkan susu hangat sebentar," Ucap Ariana seraya berlalu menuju dapur dibelakangnya dan segera berkutat dengan gelas dan juga yang lainnya.
Setelah beberapa menit, susu hangat untuk Ayya pun sudah tersaji. Ariana menaruh gelas itu di depan Ayya lalu tersenyum lembut, "Diminum ya. Aku tinggal dulu," Ucap Ariana sambil mengelus pelan rambut panjang Ayya.
Ayya, gadis kecil itu mengangguk kaku. Tanpa membuang waktu lagi, Ariana pun segera berlalu pergi dan berniat untuk keluar rumah tapi suara imut khas anak kecil menyapa telinganya hingga refleks, dia menghentikan langkahnya seketika.
"My!"
Gadis itu menoleh lalu tersenyum lebar saat melihat wajah menggemaskan balita yang selalu membuatnya ingin memakan pipi gembul itu. Ariana berjalan mendekat lalu duduk dihadapan Elister yang tengah sibuk bermain diatas karpet berbulu.
"My baby boy! Ah, aku sangat merindukanmu." Ariana mengangkat Elister keatas pangkuannya lalu mengecup seluruh wajah balita itu hingga membuat si balita tertawa geli.
Arthur? Alister? Masa bodo dengan mereka berdua, yang terpenting sekarang adalah bisa bertemu dengan balita menggemaskan itu. Balita yang sudah berhasil mencuri hatinya saat pertama kali bersitatap.
"El, ayo sama aku!" Alister terus berusaha mengambil Elister dari pangkuan Ariana tapi perjuangan hanya sia-sia saja karena Elister terus memeluk erat lengan Ariana.
"Sudahlah, biarkan El bersamaku. Kau belajar saja, hari ini kau tidak sekolahkan?" Ariana berucap seraya bangkit dari duduknya dengan Elister digendongan nya.
Tatapan mata anak laki-laki itu menajam menatap Ariana yang hanya santai dan pergi begitu saja tanpa menyadari kalau aura Alister saat ini benar-benar tak mengenakan. Arthur, pria itu hanya bisa diam sambil menarik satu sudut bibirnya membentuk seringai tipis.
Kembali ke Ariana dan Elister, kini keduanya tengah bermain dihalaman depan mansion mewah milik Arthur. Ariana tersenyum geli saat melihat Elister yang terus berjalan dengan sesekali terjatuh. Ariana tak berniat membantu, dia hanya membiarkan balita menggemaskan itu untuk bangkit sendiri.
"ELISTER!"
Teriakan cempreng dari arah mobil yang baru tiba itu berhasil mengagetkan Ariana juga Elister yang langsung jatuh terduduk. Ariana berlari lalu mengangkat Elister kedalam gendongannya bersamaan dengan anak perempuan seusia Alister yang turun dari mobil alphard.
"Tante Shena, tumben main sama El?" Tanya gadis kecil bernama Lea itu seraya menaikan satu alisnya.
"Kamu siapa?" Bukannya menjawab, Ariana malah bertanya balik saat melihat wajah cantik gadis kecil yang sangat asing dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariana Transmigration
Фэнтези21+ Ariana, sosok perempuan cantik berlidah tajam dan juga cuek. Ariana membenci takdir hidupnya, sangat .... Sangat membenci takdir hidupnya! Hidupnya sudah hancur dan bertambah hancur saat dia harus bertransmigrasi ke raga sosok perempuan bernama...