40 | Ariana

6.5K 530 32
                                    

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"Siram mereka pakai air dingin!"

Titah mutlak dari mulut seorang Arthur De Arnault tampak begitu mengerikan saat rahangnya mengeras, kedua tangannya terkepal erat, bahkan sorot matanya sangat tajam melebihi ketajaman pisau yang baru saja di beli.

Ketika dia sedang frustasi karena bayinya yang sakit, Elister yang rewel, dan si kembar yang hilang. Arthur malah mendapat telepon dari sahabatnya yang menjadi pemilik club ini, bahkan sahabatnya itu tidak segan mengirimkan sebuah video rahasia yang ada karena kamera kecil disetiap kamar di club itu.

Video yang memperlihatkan, permainan gila antara Shena dan dua orang Arnault! Arthur berdecih sinis, menguraikan kepalan tangannya saat tiga orang itu bangun setelah disiram air dingin oleh anak buahnya. Shena menatap Arthur penuh ketakutan, Jacob dan Tuan Arnault yang menatap Arthur dengan tatapan terkejut.

"Damn it!"

Dengan kasar, Arthur melemparkan banyak kertas yang berhamburan dari dalam map. Tatapan yang memang tajam kini semakin tajam, "Ceraikan Ibuku dan tinggalkan marga keluargaku!"

Mata Jacob memelotot kaget saat dia melihat, kertas itu adalah berkas pengalihan beberapa anak perusahaan dan juga surat cerai antara dirinya bersama Isyana. Jacob menatap bingung juga sedih pada Arthur, "Apa maksudmu? Aku ini Ayahmu, Nak."

Mendengar itu, Arthur tertawa pelan. "Tolong ingat kembali, kau hanya Pamanku yang kebetulan menikahi Ibuku demi harta warisan dari mendiang Ayah kandungku."

Jari telunjuk Arthur menunjuk pada Tuan Arnault, "Kau! Lekas tinggalkan marga keluargaku karena Nenek ku sudah lama pergi bersama Ayahku juga Kakekku untuk bertemu dengan Tuhan nya."

Sebuah fakta yang memang bukan rahasia umum, Jacob dan Kakek tiri Arthur memang bukan keluarga kandung Arnault. Jacob hanyalah anak dari seorang pelayan yang beruntung karena bisa bermalam dengan Kakek nya dikeadaan Kakek nya yang tengah mabuk. Namun dari hasil tes DNA, Jacob bukanlah anak Kakek kandung Arthur.

Lalu pria tua itu, dia hanyalah suami kedua dari Nenek kandung Arthur. Lantas, untuk apa Arthur berbelas kasih untuk kedua binatang itu? Juga Shena! Wanita sialan itu yang sudah membuat istrinya pergi dan dia harus mendapatkan balasan nya.

"Penjarakan dua binatang itu dipenjara bawah tanah! Jangan berikan mereka makan sebelum aku memberi perintah!"

Tubuh dua pria itu menegang seketika, ancaman Arthur memang tak main-main. Mereka ingin memberontak namun tenaga anak buah Arthur sangat besar, membuat mereka hanya pasrah saat ditarik dengan sangat kasar. Kini tatapan Arthur beralih pada Shena yang menatapnya dengan tubuh bergetar ketakutan.

"A-aku bisa jelaskan, ini gak seperti yang kamu pikirkan!" Shena berusaha berperan sebagai Ariana tapi Arthur tak memperdulikan nya sedikitpun.

"Kalian berlima! Sentuh dia dan pastikan dia tidak mati!"

Setelah memberi perintah yang membuat mata Shena memelotot kaget, Arthur lekas pergi karena Elister tak bisa jauh darinya. Dia mempercayakan tiga orang itu kepada para anak buahnya.

"Angelica, maafkan suamimu yang bodoh ini."

***

"Al, apa kita kembali saja?"

Ayyana mulai terengah karena lelah setelah berlari dari pengejaran penjaga keamanan yang melarang mereka bertiga untuk masuk kerumah sakit ini tanpa pengawasan orang tua. Alister pun tampak tak tega, dia berlutut membelakangi Ayyana lalu berucap.

"Naiklah, aku jauh sangat kuat hanya untuk menerima beban tubuh mu yang seringan ranting kayu itu."

Sungguh manis sekali meski terselip kalimat pedas, tapi Ayyana tak masalah. Dia pun membiarkan Alister menggendong nya dibelakang lalu mereka kembali mengelilingi sebuah rumah sakit yang jelas sangat luas itu. Bertanya dimana ruangan atas nama Angelica, tapi pihak administrasi malah tak memberi tau mereka.

Bahkan pihak administrasi malah memanggil penjaga keamanan agar membawa nya ke kantor polisi, menganggap kalau mereka bertiga adalah anak hilang. Tapi karena kepalang tanggung, Alister pun menarik tangan Ayyana untuk berlari, begitupun dengan Cleon yang mengikuti dibelakang.

Ketika hendak melewati sebuah kamar, langkah kaki keduanya mendadak terhenti, saat...

Prangg!

"Akh!"

Ayyana dan Alister membeku, mereka lekas mendorong pintu itu bahkan Alister tak memperdulikan kening nya yang sedikit merah karena dia mendorong pintu dengan keningnya. Melihat siapa wanita didepan mereka yang tengah duduk dikursi roda, tangan Alister melemas yang berhasil membuat Ayyana sedikit linglung.

Untungnya ada Cleon yang menahan pinggang Ayyana apalagi, Ayyana tambah lemas saat melihat wanita itu. "Mommy?"

Tubuh Angelica menegang, dia menatap terkejut pada dua bocah yang tak asing dimatanya. Belum sempat tersadar dari keterkejutan, pelukan hangat dari Alister dan Ayyana sudah lebih dulu diterima nya. Kedua bocah itu menangis terisak dipelukan sang Ibu, membuat Cleon langsung membuang sembarang pandangan nya.

Tadi, Angelica merasa bosan menunggu Dokter Margaret yang belum juga datang sejak dia pergi karena ada telepon dadakan. Angelica yang sempat haus pun mencoba mengambil gelas diatas nakas, namun karena pegangan tangannya yang belum kuat, gelas itu terjatuh hingga berhasil menarik perhatian ketiga bocah itu.

Setelah tersadar, Angelica turut meneteskan air matanya. Dia hanya bisa menyentuh punggung tangan kedua anaknya, tangan belum sekuat itu untuk membalas pelukan dari anak-anaknya. Lalu tatapan Angelica beralih pada Cleon yang tampak sedih dengan pandangan kesembarang arah. Hati Angelica terenyuh melihatnya.

"Boy, ayo peluk Mommy!"

Merasa terpanggil, Cleon menoleh dan berlari memeluk Angelica. Meski Angelica bukan Ibu kandungnya, Cleon bisa merasakan rasa tulus itu dengan sangat jelas hingga mereka memeluk Angelica dengan erat. Angelica sendiri tak bisa menahan haru dihatinya hingga tak lama, pintu ruangan nya terbuka.

"Ini kenapa jad-"

Ucapan Dokter Margaret sontak terhenti saat Cleon berbalik badan, keduanya terdiam karena terkejut hingga ucapan bergetar dari Cleon terdengar. "Mamah!"

Bocah yang biasanya sedingin kutub utara itu menerjang Dokter Margaret dengan pelukan eratnya, Cleon menangis tersedu-sedu yang berhasil membuat Dokter Margaret mengeratkan pelukannya pada sang Putra yang telah dia tinggalkan sejak Putranya baru berusia 6 tahun dan kini dia sudah berusia 12 tahun.

Dokter Margaret terpaksa harus meninggalkan Cleon dan membiarkan Putranya bersama mantan suaminya, Dokter Margaret dan Ayah Cleon berpisah karena adanya orang ketiga. Dokter Margaret membenci adanya pengkhianat yang membuatnya memilih bercerai dan pergi dari Negara kelahiran nya.

Dia ingin membawa Cleon, namun sadar kalau mantan suaminya akan melakukan apapun demi bisa mempertahankan anaknya, termasuk membunuh Dokter Margaret dan keluarganya. Tak mau egois, Dokter Margret pun meninggalkan Cleon dengan berat hati. Melanjutkan kuliah nya hingga bisa menjadi seorang Dokter seperti sekarang.

"Akhirnya kita bertemu sama Ibu kita!" Ayyana berceletuk seraya memeluk Ibunya dari belakang kursi roda dengan manja.

Kedua orang dewasa yang mendengarnya itu tertawa gemas, mereka pun memilih untuk melepas rindu dengan sedikit penjelasan mengenai kenapa Ibu mereka bisa sampai ada disini. Sebagai orang dewasa, Angelica dan Dokter Margaret hanya bisa menjelaskan dengan sesimpel mungkin.

Tak mau ketiga bocah itu berpikir melebihi usia mereka.

***

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang