24 | Ariana

9K 730 36
                                    

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Plak!

Khansa menatap tak percaya pada Ditto yang dengan mudahnya menampar dirinya hanya untuk membela seorang wanita yang kini berdiri dibelakang suaminya itu. Dengan mata berkaca-kaca, Khansa terkekeh miris.

Tadi saat dia sedang bekerja dirumah tetangga nya sebagai buruh cuci dan gosok, Khansa tak sengaja mendengar suara desahan seseorang yang tak asing ditelinga nya. Karena penasaran, Khansa pun mengintip dibalik sebuah pintu kamar yang sedikit terbuka.

Dan ternyata, suara itu berasal dari sang suami dan juga seorang wanita yang menjadi pemilik rumah tempat dirinya bekerja. Ya, karna keuangan keluarga nya yang turun drastis. Khansa pun diharuskan bekerja untuk biaya sekolah Adiknya dan hidup mereka sehari-hari.

Karena setelah bangkrut nya perusahaan Irhand, Ditto sudah tidak lagi memberikan uang untuk Khansa dengan alasan kalau Khansa sudah tak berguna. Begitupun dengan Arindra yang memilih pindah ke luar kota bersama istrinya.

Meninggalkan Irhand yang kini sakit-sakitan, untungnya Khansa masih mau mencari uang meski dalam keadaan perut besarnya. Tapi lihatlah sekarang, suaminya itu malah berhubungan dengan wanita lain dibelakangnya, bahkan tega membela wanita itu didepannya.

"Kamu kenapa jadi gini? Apa kurang nya aku, Ditto?" Tanya Khansa dengan air mata yang turun membasahi pipinya.

Bukannya merasa bersalah, Ditto malah tertawa. "Lo itu banyak kurangnya! Bahkan buat puasin gue diranjang aja lo gak mampu, cih! Apa yang perlu gue banggain dari lo?" Ucapnya dengan tatapan sinis.

Wanita dibelakang Ditto mulai berdiri disamping Ditto setelah menutup tubuh polosnya dengan handuk sebatas paha, "Lo tuh harusnya malu. Jadi perempuan kok gak bisa puasin suami sih? Liat dong gue, bisa puasin suami lo sampe nyerah sendiri dianya."

Andai Ariana turut hadir, pasti wanita itu sudah muntah didepan wajah tiga orang itu. Terlalu jijik mendengar ucapan mereka yang membanggakan sesuatu yang bahkan tak pantas untuk dibanggakan. Apa-apaan sih, cuma membuka aib sendiri saja.

"Harusnya lo berterima kasih sama gue, udah gue kasih kerjaan terus tambahan nya, suami lo bisa puas dengan permainan gue." Sambung si wanita seraya memeluk Ditto dari samping.

Khansa menatap Ditto dengan sorot kecewa, "Kamu jahat banget! Kamu gak liat perut aku, gimana sama anak ini?!"

Memutar bola matanya malas, Ditto lebih memilih menunduk lalu meraup bibir wanita itu didepan istrinya sendiri yang membuat Khansa merasa seakan kakinya lemas seperti jeli. Khansa menggeleng pelan dan segera berlari pergi meninggalkan dua sejoli yang kembali melanjutkan kegiatan nya.

Disebuah ruangan club, seorang wanita tanpa busana tampak tengah menggoda seorang pria berjas rapih yang bahkan tak meliriknya sedikitpun. Karena merasa gagal menggoda si pria, wanita itu beralih ke seorang laki-laki lain yang tampak lebih muda.

Wanita itu duduk dipangkuan si laki-laki tanpa permisi, lalu membusungkan dadanya seakan menyombongkan payudaranya yang besar. "Honey, let's play with me."

Dengan nada yang dibumbui sedikit desahan, wanita itu tampak memeluk leher si laki-laki sambil menggesekkan buah dadanya kedepan dada bidang laki-laki tampan itu. Karena pengaruh alkohol yang diminumnya, laki-laki itu langsung mencium bibir si wanita.

"Shena sayang, aku merindukan mu." Racaunya sambil mendorong wanita itu hingga terbaring diatas sofa.

Tanpa memperdulikan keberadaan mereka yang berada ditengah-tengah keramaian tempat berdosa itu, keduanya melakukan kegiatan panas dengan si laki-laki yang terus meracaukan nama sang pujaan hati, Shena.

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang