31 | Ariana

9.1K 725 30
                                    

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I NG -

***

"Tutup mulut kotormu itu!"

Sorot mata Ariana menatap nyalang seorang remaja perempuan yang sejak tadi terus saja menghina Putrinya. Ariana melangkah maju, berdiri disamping Ayyana yang nampak menunduk dengan kedua tangan saling bertaut.

Remaja perempuan itu tertawa, seakan mengejek Ariana yang terlihat marah. "Kenapa, Tante? Marah? Kan emang bener, dia itu anak haram yang gak pu-"

Plak!

Ariana berdecih, "Saya Ibunya! Sekali lagi saya dengar kamu menghina Putri saya, jangan harap kamu masih bisa melihat matahari!"

Tanpa memperdulikan remaja perempuan itu yang terdiam sambil menyentuh pipinya yang Ariana tampar, Ariana pun segera menarik lembut tangan mungil Ayyana dan mengajak gadis kecil itu pergi kesebuah restoran dimana Ariana berada tadi.

"Sayang, kamu gak papa kan?" Tanya Ariana seraya mengangkat dagu Ayyana agar mendongak menatap nya. "Kamu kenapa bisa ada disini sendirian? Dimana Alister? Dimana Nanny? Dimana Lea?"

Gadis kecil itu kembali menundukkan kepalanya, "Aku..."

"Kenapa, sayang? Cerita pelan-pelan,"

Sebenarnya, Ariana ada janji temu dengan seorang wanita yang menjadi Ibu angkat Jeanna. Tapi ntah bagaimana bisa, Ariana melihat Ayyana yang tengah dirundung oleh seorang remaja perempuan dengan seragam SMA. Ariana yang khawatir pun langsung menghampiri Ayyana.

"Aku ingin ke rumah Mommy tapi aku tersesat," lirihnya dengan suara pelan.

Mendengar itu, Ariana tertegun sejenak. "Ayya rindu Mommy?" Tanyanya dengan nada lembut.

Anggukan dari Ayyana berhasil membuat Ariana menarik gadis kecil itu kedalam dekapannya, Ariana memang belum mengingat tentang memori masa lalunya. Tapi melihat kerinduan dan kesedihan dimata gadis kecil itu, Ariana bisa ikut merasakan seakan mereka memiliki ikatan batin yang kuat.

"Hiks, Ayya ingin curhat pada Mommy. Ayya ingin ngadu sama Mommy, Ayya ingin peluk Mommy."

Pelukan Ariana pada gadis kecil itu semakin erat, "Ayya boleh curhat sama Mom-Aunty. Ayya boleh ngadu apapun sama Aunty, Ayya boleh peluk Aunty. Ayya boleh anggap Aunty itu Mamah nya Ayya," ucapnya.

Kepala Ayyana mendongak menatap Ariana, "Boleh?"

Ariana mengangguk dengan cepat sambil tersenyum, "Boleh sayang."

Keinginan Ariana yang ingin dekat dengan anak-anaknya mulai terwujud, kini Ariana tinggal berjuang mendekati si sulung yang memiliki sifat sama seperti Ayahnya. Ariana terus memeluk Ayyana, tanpa menyadari kalau ada sepasang mata yang menatap keduanya.

"Mommy, lihat anakmu."

***

Rencana nya yang ingin memusnahkan Ditto dan Arindra tak bisa lagi Ariana undur. Dia ingin fokus pada keluarga kecilnya, yang membuat Ariana berada disini sekarang. Menatap layar laptop yang menayangkan sebuah video CCTV yang sudah anak buah Ariana pasang.

Ariana TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang