Na Jaemin, dia adalah seorang pria tampan yang sayangnya nasibnya tidak sesuai hingga banyak yang mem-bully-nya saat sekolah dulu. Dia adalah anak dari panti asuhan yang memang berusaha untuk memenuhi kehidupannya sendiri.Jaemin bahkan harus bekerja di banyak tempat untuk memenuhi hidupnya sendiri bahkan di salah satu restoran mewah milik keluarga Jung, yang juga termasuk rivalnya. Karena anak bungsu keluarga Jung yang benar-benar sangat membenci keberadaannya itu.
"Na Jaemin? Kau benar-benar sangat tidak ada artinya hidup di dunia ini." Ucap anak bungsu keluarga Jung, Jung sungchan.
"Terserah saja." Ucap jaemin lalu memasak makanan yang akan dihidangkan pada salah satu pelanggan setia restoran itu.
"Kau akan lihat apa yang terjadi setelah ini na jaemin." Ucap sungchan lalu pergi sembari memakai kembali kancing jasnya itu.
"Jaemin?"
"Iya Hyung?" Ucap jaemin menyajikan makanan pada piring yang sangat cantik dengan beberapa garnis.
"Apa adikku sungchan mengatakan hal yang tidak baik lagi?" Ucap sang chef juga anak kedua keluarga Jung, Jung Jaehyun.
"Tidak Hyung. Aku akan mengantarkan makanan ini." Ucap jaemin lalu pergi keluar menuju meja yang pelanggan telah tunggu.
Jaemin berjalan kearah dua orang pemuda manis yang memesan makanan itu dan meletakkan secara perlahan.
"Selamat menikmati tuan." Ucap jaemin tersenyum dan membungkuk.
"Makasih jaemin." Ucap pemuda berkulit Tan bernama Lee haechan.
"Hmm." Ucap jaemin lalu diapun pergi undur diri sebelum dia saling bertatapan dengan mata serupa rubah yang sangat cantik itu.
"Ada apa huang?" Ucap haechan menyadari kelakuan sahabatnya yang baru saja kembali dari Belanda setelah menyelesaikan studi melukisnya di salah satu universitas ternama.
"Tidak ada." Ucap pemuda mungil di depannya bernama Huang Renjun.
"Lalu kenapa wajahmu di tekuk seperti itu?" Ucap haechan kesal.
"Bayangkan saja sendiri." Ucap renjun ketus lalu memakan makanan yang langsung membuatnya sangat kaget karena rasanya sangat luar biasa sekali.
"Enakkan?" Ucap haechan melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Bolehlah." Ucap renjun datar.
"Kau tau tidak--"
"Tidak." Potong renjun lalu memakan kembali makanannya.
"Bodoh. Aku belum mengatakan apapun. Makanya dengarkan dulu." Protes haechan.
"Hmm." Ucap renjun.
"Kau tau, sebenarnya pemuda tadi itu adalah sahabatnya kekasihku jeno." Ucap haechan.
"Lalu?" Ucap renjun datar.
"Dia tampan kan?" Ucap haechan.
"Hmm." Ucap renjun datar.
"Lalu? Apa kau tidak ingin mendekatinya?" Ucap haechan.
"Lalu? Setelahnya apa? Mendapatkan kemarahan dari Huang Chanyeol itu? Maka jawabannya tidak. Aku tidak ingin membuat orang lain terluka." Ucap renjun datar.
"Kau benar juga. Aku lupa soal keluargamu yang satu itu." Ucap haechan.
"Makanya." Ucap renjun datar.
Jaemin kembali ke apartemen sederhana yang bisa dia sewa saat jam telah menunjukkan pukul 00:00kst. Tapi, saat dia hendak tertidur kedalam mimpi untuk mengistirahatkan tubuhnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya dan dia berpikir itu pasti orang gila yang melakukan hal gila lainnya. Makanya dia tidak ambil pusing dan hanya membiarkan saja lalu masuk kedalam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett
FanfictionBerisi one- shot jaemren, nohyuck dan chenji. jaemren area! nohyuck area! chenji area! nct area! bxb homopobic hanya fiksi belaka