Haechan dan jeno masih sibuk membahas soal masa lalu antara renjun dan mark, dan jeno memang tau kalau itu semua adalah kesalahan kakaknya itu. Hingga Yuri melihat dan mendengar semuanya dengan sangat jelas sekali. Hingga dia benar-benar kaget bahkan sampai menjatuhkan vas bunga membuat nohyuck mengalihkan pandangannya pada Yuri.
"Yuri-ya?"
"Kapan kau berada disana?" Ucap jeno kembali.
"Apa semua yang dikatakan bini benar Paman? Jadi, aku bukan anak mama?"
"Yuri-ya, tenanglah dulu sayang." Ucap jeno sembari mendekat pada keponakannya itu.
"Apa itu benar Paman? Apa Daddy memang sejahat itu pada Mama?" Ucap Yuri yang benar-benar tak percaya pada apa yang dia dengar saat ini.
"Sudahlah jeno, Yuri sudah dewasa saat ini. Biarkan dia tau kalau renjun sangat menderita sekali dulunya." Ucap Haechan datar.
"Paman?"
"Iya benar Yuri, daddymu itu dulu hanya dijodohkan dengan renjun, dia membuat renjun menderita bahkan saat itu, Mark menghamili kekasihnya. Ibumu, Kim Yeri. Ibumu tiada saat kau baru saja lahir, dan Mark membawamu bertemu dengan renjun dan mengatakan kau adalah anak dari panti asuhan karena mereka tak memiliki anak. Lagian mereka tidak punya anak karena Mark tidak pernah menyentuh renjun. Puncaknya saat kau berumur lima tahun, renjun tau kalau Mark berselingkuh dengan asistennya kang mina. Yang sekarang adalah ibu tirimu. Jadi, kau bukan anak kandung renjun." Ucap jeno.
"Aku harap kau tidak menyakiti sahabatku lagi, dia sudah bahagia dengan jaemin." Ucap Haechan datar dan yuri hanya menatap bibinya yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Sayang?" Ucap jeno menatap haechan.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya jeno. Sekarang mereka tidak ada dirumah, aku rasa karena Yuri akan kemari, aku yakin renjun masih sangat sakit hati sekali pada semua ingatannya itu." Ucap Haechan. Yuripun hanya menangis saja lalu pergi begitu saja dengan moonbin.
"Sayang?"
"Jeno, biarkan dia sendiri dan menyelesaikan semuanya dengan Mark. Yang harus bertanggung jawab untuk menjelaskan semuanya adalah Mark.' Ucap Haechan datar lalu diapun pergi menuju kamar mereka. Jeno hanya mengacak-acak rambutnya karena semua yang baru saja terjadi saat ini.
At. Bandara.
Jaemren dan keempat anaknya sekarang sudah berada didalam pesawat pribadi milik jaemin karena mereka akan melakukan perjalanan menuju Amsterdam saat ini. Jaemin bahkan hanya melihat istrinya yang masih saja diam sembari melihat keluar jendela pesawat. Membuat jaemin merasa sedikit tidak suka lalu diapun menggenggam tangan yang lebih mungil. Renjunpun menatap suaminya.
"Semuanya akan baik-baik saja sayang." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya. Dia benar-benar sangat beruntung bisa berakhir dengan jaemin dan memiliki keluarga kecil yang sangat damai seperti ini.
"Makasih Nana."
"Untuk apa sayang?"
"Karena sudah mau menerimaku. Dan berjuang untuk kita saat ini."
"Sama-sama sayang. Aku akan selalu berjuang untuk hidup kita ini. Dan aku akan selalu menjadi tempatmu bersandar dan kau adalah tempat untuk aku berpulang sayang."
"Hmm." Angguk renjun sembari meneteskan airmata.
"Jangan menangis. Kau menyakitiku sayang." Ucap jaemin lalu diapun langsung menghapus airmata istri mungilnya.
"Hmm. Mianhe." Ucap renjun sembari menganggukkan kepalanya.
"Sudah jangan menangis lagi. Ingin duduk disini?" Ucap jaemin sembari menepuk pahanya. Dan renjunpun langsung berdiri sebentar lalu mendudukkan dirinya pada pangkuan suaminya itu dengan jaemin yang langsung memeluk pinggang ramping istrinya itu.
"Makasih sekali lagi nana."
"Makasih kembali sayang " Ucap jaemin sembari mengecupi kepala renjun.
Keempat anak mereka melihat hal itu langsung tersenyum.
"Aku senang setidaknya papa selalu bisa membuat Mama lebih baik ge.' Ucap Junlin.
"Kau benar, Gege juga sangat lega sekali." Ucap chenle sembari tersenyum.
"Papa sangat hebat." Ucap Ayden.
"Aku kali ini setuju dengan Ayden." Ucap Minhee dan keempatnya hanya tersenyum melihat orangtuanya itu.
Fine😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett
FanfictionBerisi one- shot jaemren, nohyuck dan chenji. jaemren area! nohyuck area! chenji area! nct area! bxb homopobic hanya fiksi belaka