Pak Dokter🌿-3

1.4K 122 0
                                    

Telah seminggu sekarang renjun berada di rumah sakit, dan hari ini dia diperbolehkan pulang, tapi ntah kenapa sekarang kedua orang yang merupakan orangtua jaemin itu tidak memperbolehkannya dia pulang ke apartemen miliknya sendiri. Membuat renjun menatap bingung keduanya.

"Maaf bi, saya sudah baik-baik saja. Biarkan saya kembali ke apartemen saya." Ucap renjun.

"Tidak, kau akan tinggal dengan kami. Dengan aku, suamiku, anakku dan cucuku." Ucap taeyong.

"Sayang, jangan memaksanya." Ucap jaehyun sembari mengelus bahu istrinya itu.

"Aku tidak mau tau, renjun akan tinggal dengan kita. Dia adalah tanggung jawab kita apalagi jaemin. Kau tidak akan bicara sama sekali jaem." Ucap taeyong tapi jaemin hanya diam aja. Karena dia tidak mungkin memaksa renjun tinggal bersamanya. Itu akan terlihat sangat buruk. Apalagi, mereka baru saja bertemu kembali, bahkan jaemin merasa renjun belum mengingatnya walaupun dia sudah mengingat siapa renjun sebenarnya.

"Sudahlah mommy, biarkan dia kembali ke apartemennya sendiri." Ucap jaemin.

"Tapi?"

"Ayolah mom."Ucap jaemin dan taeyong hanya menghembuskan nafas beratnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Dengan satu syarat."

"Apa mom?"

"Kau yang harus mengantarkannya Na Jaemin." Ucap taeyong dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku akan pergi. Jika terjadi sesuatu langsung kabari aku. Mengerti sayang?" Ucap taeyong menatap renjun.

"Ne imo." Ucap renjun menganggukkan kepalanya.  Lalu jaeyong pun pergi dari ruang rawat itu.














Disini sekarang renjun dan jaemin berada di dalam mobil jaemin yang akan menuju apartemen milik renjun. Mereka tidak berbicara apapun sama sekali. Hingga renjun membuka pembicaraan diantara keduanya.

"Minhee sangat tampan. Dia mirip dengan dokter na. Dimana ibunya?" Ucap renjun sembari melirik jaemin.

"Ibunya telah tiada saat melahirkannya."Ucap jaemin datar.

"Apa dokter tidak kesepian selama ini sendirian?" Ucap renjun penasaran karena mendengar ibu Minhee telah lama tiada.

"Untuk apa? Minhee adalah anak dari kembaranku Na Dae gang." Ucap jaemin membuat renjun kaget dan membulatkan matanya.

"Jadi? Minhee bukan anak dokter?"

"Ya. Tapi, mau tidak mau aku harus menjadi ayahnya. Karena saat memberitahu padanya kalau aku adalah pamannya dia akan menangis. Lagian, itu tidak salahnya karena Dae gang dan aku adalah kembaran. Jadi mungkin minhee tidak percaya hal itu. Itulah kenapa kami menyerah dan aku memutuskan menjadi Minhee anakku." Ucap jaemin dengan wajah datarnya.

"Maafkan aku " Ucap renjun merasa sedikit bersalah.

"Tidak perlu minta maaf " Ucap jaemin datar

"Tapi, apa benar kita sudah pernah bertemu dokter na?" Ucap renjun penasaran karena dia tidak ingat tentang itu sama sekali.

"Ya. Jangan memaksakan ingatanmu. Aku akan menunggu." Ucap jaemin lalu menghentikan mobilnya tepat didepan gedung apartemen renjun. Renjunpun mengangguk lalu diapun keluar setelahnya masuk kedalam gedung itu dengan jaemin yang hanya menatapnya saja.

"Semoga kau seger ingat renjun."monolog jaemin lalu kembali menjalankan mobilnya untuk pergi dari tempat itu.



























_________________













Keesokan harinya, renjun telah masuk ke sekolah tapi yang anehnya dia tidak di bully saat sampai. Sungguh membuatnya sangat bingung sekali. Tapi dia hanya diam saja dan pergi menuju kelasnya. Sesampainya di kelas diapun langsung duduk di bangkunya hingga Haechan datang.

"Pagi renjun." Ucap Haechan tersennyum.

"Pa—pagi." Gugup renjun tapi masih tersenyum karena Haechan selama ini selalu ramah padanya.

"Bagaimana keadaanmu?" Ucap Haechan sembari duduk fisebelahnya. Membuat renjun bingung, pasalnya dia selalu duduk sendiri.

"Kenapa kau duduk disini? Akukan selalu duduk sendiri."

"Aku duduk disini mulai sekarang. Jadi, bagaimana keadaanmu?" Ucap Haechan tersenyum.

"Sudah lebih baik." Ucap renjun.

"Aku tau ingatanmu belum kembali sepenuhnya. Tapi, aku berharap ingatan itu segera kembali. Karena aku benar-benar merindukan sahabat kecilku." Ucap haechan tersenyum.

"Sahabat kecil?" Bingung renjun.

"Hmm, tapi tidak perlu dipaksakan." Ucap Haechan tersenyum lalu diapun mulai membuka bukunya sedangkan renjun semakin bingung saat ini. Karena setelah dia mengalami kecelakaan bersama orangtuanya yang membuat orangtuanya tewas di tempat dia memang kehilangan ingatannya selain namanya tidak ada yang bisa dia ingat lagi. Inilah yang membuatnya semakin bingung saat ini. Akankah ingatannya akan kembali lagi? Mungkinkah itu?














Sepulangnya dari sekolah renjunpun memutuskan untuk singgah di sungai Han dan duduk di bangku yang ada dibawah pohon sembari menatap sungai dengan air tenang itu. Lalu diapun menengadahkan kepalanya hingga semua ingatannya yang dia lupakan langsung melintas dengan jelas di kepalanya. Bahkan dia langsung berdiri lalu diapun berlari menuju halte bus untuk menuju ke rumah sakit milik keluarga Na untuk bertemu dengan jaemin.



Sesampainya di rumah sakit renjun langsung menanya pada resepsionis mengenai ruangan jaemin.

"Dimana ruangan dokter na?"

"Apa kau sudah ada janji?"

"Belum." Ucap renjun menunduk.

"Kalau begitu Anda tidak bisa bertemu dengan dokter na. Maafkan saya."

"Kali ini saja."

"Maaf tidak bisa." Dan renjun hanya menundukkan kepalanya, hingga diapun melihat jaemin yang akan menaiki lift lalu diapun mengejarnya dan meneriakkan namanya.

"Jaemin hyung!"  Jaemin yang akan menekan tombol lift langsung terhenti dan diapun berbalik lalu melihat renjun yang berlari dan memeluknya erat. Jaemin benar-benar sangat kaget saat ini. Hingga dia hanya diam saja, bahkan dia tidak memperdulikan semua karyawan dan juga pasien yang ada.

"Aku mengingat semuanya Hyung. Aku ingat semuanya. Aku sangat mengingatmu Hyung, aku ingat tentang kita. Aku mengingatmu nana hyung." Ucap renjun dan jaemin benar-benar sangat kaget sekali karena sudah lama sekali dia menantikan panggilan itu dari renjun. Jaemin lantas membalas pelukan renjun dengan lebih erat lagi.

"Makasih injunie." Ucap jaemin. Lalu renjunpun melonggarkan pelukannya hingga mereka saling menatap satu sama lainnya dan tersenyum.

"Injunie milik Nana Hyung, masih sangat mencintai Nana Hyung. Jadi, apa Nana Hyung mau menungguku dan menikah denganku?" Ucap renjun tersenyum.

"Aku akan melakukannya injunie. Karena memang itulah tujuanku." Ucap jaemin tersenyum hingga keduanya pun saling mendekat satu sama lainnya hingga bibir beda pemilik itupun menyatu begitu saja tanpa perduli tatapan orang-orang terhadap mereka berdua. Karena mulai sekarang dunia hanya akan berporos pada mereka berdua bukan berdasarkan orang lain lagi.






























Fine😇

Scarlett Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang