Renjun benar-benar meminta Haechan mendatangi mansion keluarganya dan saat ini keduanya tengah berada didalam kamar renjun.
Haechan terlihat tengah mengeluarkan hampir semua pakaian milik renjun saat ini karena menurutnya tak ada yang pas sama sekali.
"Haechan? Bukankah kau terlalu berlebihan? Kenapa harus mengeluarkan hampir semua pakaianku? Kau hanya tinggal pilih satu." Ucap renjun.
"Karena menurutku masih belum cocok sama sekali. Kau tenang saja tak usah banyak bicara. Mengerti? Serahkan saja semuanya padaku, lagian aku yakin kalau orangtua dari jaemin Hyung itu pasti akan melihat penampilan."
"Kau berbicara seperti sudah bertemu saja."
"Memang belum, tapi aku sudah mencaritahu apa yang mereka tak suka atau sukai."
"Kau melakukannya? Seperti kau saja yang akan dibawa kesana."
"Aku melakukannya agar kau bisa berakting dengan bagus renjun, aku tak mau kau di marahi olehnya. Karena biar bagaimanapun aku tak terlalu mengenal sahabat Nono Hyung." Ucap Haechan.
"Lalu?"
"Sudah kau jangan banyak bicara. Itu ponselku kau buka dan lihat saja." Ucap Haechan dan renjun hanya menurut lalu membaca profil dari orangtua Na Jaemin itu.
"Keluarga ini sangat menakjubkan Haechan."
"Hmm, menakjubkan juga bukan kata yang baik."
"Kurasa mereka orang baik, bukan seperti yang dikatakan dalam artikel ini. Kau kan juga tau kalau orangtua kita juga terkadang di beritakan berlebihan " Ucap renjun.
"Memang benar, tapi ntah kenapa aku tak yakin soal itu, aku yakin kalau orangtua Na Jaemin itu lebih mengerikan dari pada orangtua Nono Hyung." Ucap Haechan.
"Yayaya, jadi aku harus pakai apa?"
"Ini. Cepat ganti sepertinya sebentar lagi kau akan di jemput " Ucap Haechan memberikan baju pada renjun yang terkesan sangat sederhana.
"Oke." Ucap renjun lalu mengambil pakaian itu dan masuk kedalam ruang ganti.
Haechan menunggu sembari duduk diatas tempat tidur dan berkirim pesan pada kekasihnya.
Ceklek.
"Bagaimana Chan?"
"Kau sangat cantik. Wah, aku mengerti sekarang kenapa Mama win selalu memberikanmu pakaian yang sederhana karena jika kau pakai akan terlihat sangat mewah. Ah, iya ini tasnya sebagai sentuhan terakhir."
"Sudah?"
"Hmm, kau sangat menawan. Aku jamin setelah ini orangtua jaemin Hyung akan menyetujui hubungan kalian dan jaemin Hyung bisa keluar dari perjodohan yang tak dia sukai."
"Kau memang benar, tapi aku hanya takut ketahuan dan mereka akan kecewa."
"Itu bukan urusanmu renjun tapi urusan jaemin Hyung nantinya. Sudahlah yang penting kau sekarang hanya membantunya tidak lebih." Ucap Haechan lalu renjun pun hanya menganggukkan kepalanya dan menghembuskan nafas beratnya agar tenang.
Tok...tok...tok...
"Tuan muda, ada tamu dibawah."
"Sepertinya itu jaemin Hyung, ayo kita turun." Ucap Haechan semangat lau diapun membawa renjun bersamanya.
Di lantai bawah.
Haechan menggandeng tangan renjun dan melihat jaemin yang menunggu sembari memainkan ponselnya.
"Ekhem."
Jaemin lantas mengalihkan pandangannya dari ponsel dan terkesan juga terpesona dengan apa yang dia lihat saat ini. Dimana renjun terlihat sangat menawan dengan baju sederhananya itu. Membuatnya tak bisa melepaskan pandangan baik sebentar saja.
"Aku tau sahabatku sangat menawan Hyung, tapi jangan lupa berkedip." Ucap Haechan dan jaemin langsung mengalihkan pandangannya dengan wajah datarnya.
"Kita berangkat Hyung?"
"Hmm."angguk jaemin lalu diapun berdiri dan berjalan keluar mansion lebih dulu.
"Aku pergi dulu Haechan."
"Hmm hati-hati." Ucap Haechan lalu diapun melambai pada sahabatnya itu.
At. Mansion utama keluarga Na.
Jaemin dan renjun sampai di depan mansion utama keluarga pria Na itu, keduanya memutuskan untuk tidak turun karena takutnya nanti mereka grogi dan berakhir ketahuan.
"Saya inginnya kamu jangan sampai canggung dengan saya."
"Ne hyung."
"Kau sudah siap?"
"Hmm." angguk renjun dan jaeminpun turun lalu diapun berputar dan membukakan pintu untuk renjun. Karena dia sadar banyaknya mata-mata yang ada di sekitar mansion utama keluarganya ini.
Di dalam.
"Silahkan masuk tuan muda." Ucap pembantu yang telah lama bekerja bersama keluarga Na itu.
"Makasih." Ucap renjun lembut sembari tersenyum sedangkan jaemin hanya diam dengan wajah datarnya karena dia memang terkenal dengan pribadi dingin dan kaku yang sangat parah bahkan tak ada yang berani pada tuan muda itu.
Pembantu yang sudah lama bekerja di mansion itu benar-benar terpesona dengan renjun yang sangat cantik dan menawan itu. Dia tak menyangka kalau renjun dapat meluluhkan hati dari tuan muda dingin dan kaku ini.
"Nyonya dan tuan telah menunggu di meja makan." Ucap sang pembantu, bibi kwon. Dan jaemin hanya mengangguk lalu membawa renjun kedalam rumahnya.
Di meja makan.
Jaemin menatap datar kedua orangtuanya itu, lalu keduanya langsung mendekat, renjun saja benar-benar sangat nervous saat ini.
"Kalian sudah datang?" Ucap sang ayah datar sembari menatap keduanya.
*Hmm." Balas jaemin tak kalah datar.
"Duduklah nak." Ucap sang ibu dari pria Na itu sembari tersenyum pada renjun. Renjun hanya menanggapi dengan senyuman saja. Lalu diapun melihat jaemin membukakan kursi untuknya lalu diapun duduk dengan keadaan sangat canggung.
"Santai saja nak, aku dan suamiku tidak makan orang kok. Aku Na taeyong dan ini suamiku Na jaehyun. Mengenai sikap mereka kau tak perlu cemas karena keduanya bersifat hampir sama." Ucap sang nyonya Na dan renjun hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.
"Siapa nama mu?" Datar jaehyun sembari melihat renjun yang mendadak sangat gugup bahkan lebih gugup dari pada ujian seni di kampusnya.
"Huang Renjun." Ucapnya dan taeyong benar-benar sangat gemas lalu diapun langsung mencubit pipi chubby renjun yang ada di hadapannya pelan.
"Kenapa kau sangat menggemaskan sekali." Gemas taeyong yang cukup membuat renjun juga kedua dominan berstatus ayah-anak itu kaget.
Renjun hanya tersenyum membuat taeyong semakin gemas dibuatnya.
"Berapa usiamu nak? Kau benar-benar sangat menggemaskan sekali" Ucap taeyong.
"22 tahun." Ucap renjun dan taeyong benar-benar sangat tak menyangkah karena itu berarti renjun dan jaemin berbeda lima tahun.
"Bagaimana mungkin kau mau dengan jaemin, dia sangat tua, kaku, dan dingin nak." Ucap taeyong menjelek-jelekkan anaknya itu.
"Gak kok imo, jaemin Hyung sangat baik. Injunie suka." Ucap renjun tersenyum tulus membuat taeyong tersenyum dan diapun bersyukur karena sepertinya pilihan anaknya kali ini benar.
"Jangan panggil imo, panggil mommy dan Daddy pada suamiku. Mengerti?"
"Hmmm" angguk renjun dan jaemin hanya menatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan sama sekali saat ini.
TBC😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett
FanfictionBerisi one- shot jaemren, nohyuck dan chenji. jaemren area! nohyuck area! chenji area! nct area! bxb homopobic hanya fiksi belaka