Pilihan Ayah-1

1.7K 140 2
                                    


Huang Renjun- dia adalah dokter di Samsung hospital sekaligus anak satu-satunya dari Huang Yuta dan Huang Winwin pengusaha yang cukup terkenal. Tapi, dimalam itu saat renjun pulang kerumahnya, dia melihat keadaan yuta yang sangat kacau karena urusan perusahaannya itu.

"Baba? Mama? Ada apa?" Ucap renjun lalu duduk di hadapan orangtuanya itu.

"Perusahaan baba mu di tipu. Dan sekarang dalam ambang kebangkrutan njun." Ucap winwin.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu baba? Beritahu saja padaku baba." Ucap renjun menatap yuta.

"Baba juga tidak tau njun. Baba juga tidak mungkin menyeretmu dalam permasalahan ini. Biarkan baba saja yang menanganinya." Ucap yuta.

"Kalau memang renjun bisa membantu katakan saja baba. Ini juga hak renjun untuk membantu baba dan mama. Renjun tau baba sudah lama merintis perusahaan itu. Jadi, renjun tidak mungkin membiarkan perusahaan baba hancur begitu saja." Ucap renjun tersenyum.

"Makasih sayang." Ucap yuta memeluk anaknya begitu pula dengan winwin. Mereka sangat bersyukur karena ada renjun di tengah-tengah mereka.








Keesokan harinya, renjun berangkat ke rumah sakit dengan banyaknya pikiran membuat salah satu sahabat dan koleganya bingung dengan renjun.

"Ada apa dengan dokter Huang ini?" Ucap Haechan. Koleganya.

"Aku hanya ada pikiran saja Haechan." Ucap renjun.

"Kau tau bukan? Tidak boleh membawa pikiran ke rumah sakit. Itu sangat tidak baik renjun. Karena kita harus selalu tersenyum agar pasien yang ada segera sembuh." Ucap Haechan dan renjun membenarkan perkataan sahabatnya itu karena mau bagaimanapun dia tidak mungkin terbebani saat datang kemari. Tapi, mau bagaimana lagi.

"Lebih baik kau istirahat saja sebentar. Aku akan menggantikanmu." Ucap Haechan.

*Makasih Haechan."

"Apapun untukmu sayangku." Ucap Haechan lalu diapun pergi dan renjun memutuskan untuk menghirup udara bebas di rooftop rumah sakit itu.








Di rooftop...

Renjun membiarkan angin sepoi-sepoi membelai tubuhnya karena dia benar-benar sangat banyak pikiran sekali. Dia takut babanya akan jatuh sakit karena perusahaan keluarga mereka dalam keadaan akan bangkrut seperti ini. Dia benar-benar berharap kalau dia bisa membantu apapun itu akan dia lakukan dengan orangtuanya. Tapi, dia sendiri saja tidak tau apa yang bisa dia lakukan saat ini.

Tanpa disadari oleh renjun, koleganya juga ikut masuk dan memberikan sekotak susu stroberi yang di tempelkan pada pipi chubby itu. Membuatnya membuka matanya lalu melihat kolega sekaligus seniornya itu. Mark Lee.

"Makasih sunbae." Ucap renjun mengambil susu itu.

"Kau sepertinya banyak pikiran sekali dokter Huang?"

"Tidak juga. Hanya ada beberapa masalah pribadi saja."

"Bagaimana dengan perusahaan orangtuamu? Aku tidak sengaja melihat beritanya."

"Semuanya sudah ditangani dengan baik sunbae."

"Kalau kau butuh bantuan, jangan segan minta padaku."

"Tidak masalah sunbae. Kau tidak perlu repot-repot."

"Aku tidak repot sama sekali." Tentu saja Mark bisa mengatakan itu karena semenjak renjun menjadi dokter magang dan dokter tetap di rumah sakit itu Mark sudah menaruh perasaan padanya. Makanya Mark selalu berusaha. tapi, renjun akan selalu menghindar sebisanya.

"Ah aku ada pasien yang harus di tangani sunbae. Sekali lagi makasih untuk susu ini. Permisi." Ucap renjun lalu membungkuk dan pergi dari rooftop membuat Mark menatap punggung itu sendu.

"Kenapa sangat sulit mendapatkan perasaanmu Huang Renjun?" Gumam Mark.


















At. NJM corp.

Yuta terpaksa datang ke perusahaan milik sahabatnya itu. Mungkin dengan begitu dia bisa mendapatkan bantuan dari sahabatnya sejak kuliah itu.

Saat memasuki ruangan sahabatnya itu, dia melihat sang sahabat dengan bersama dengan anaknya yang diketahui yuta menjabat sebagai wakil ceo sekaligus tangan kanan sahabatnya itu.

"Kau bisa pergi Jaemin." Ucap jaehyun. Dan anaknya yang bernama jaemin langsung pergi dengan wajah datarnya dari ruangan sang ayah.

"Duduklah yut." Ucap jaehyun dan yutapun duduk.

"Aku tidak akan berbasa-basi jae." Ucap yuta

"Aku sudah melihat beritanya. Aku tau maksudmu datang kemari. Karena kau adalah sahabatku yut."

"Jadi? Kau bersedia membantuku?"

"Aku sudah mengkompromikan hal ini dengan istriku. Aku pasti akan membantumu. Tapi, bagaimana kalau kita menjalankan hal ini dengan ikatan keluarga?" Tawar jaehyun itupun atas dasar permintaan istrinya.

"Keluarga? Maksudmu bagaimana?"

"Maksudku menikahkan anakku dengan anakmu. Dengan begitu, kerja sama kita akan semakin erat dan aku akan membantumu juga anakmu akan aku jamin bahagia dengan jaemin." Ucap jaehyun.

"Apa kau bisa menjaminnya jae? Renjun adalah kebahagiaanku dan winwin. Aku tidak akan pernah mau kalau renjun terluka sedikitpun." Ucap yuta.

"Aku percaya hal itu yut. Aku sangat percaya pada jaemin. Karena anak itu hanya dingin diluar saja. Aku yakin dia akan sangat menyayangi anakmu."

"Baiklah. Aku akan memberitahu winwin. Jika dia setuju maka aku akan mengabarimu."

"Baiklah. Aku tunggu kabar baik darimu yut."

"Pasti. Aku pamit." Lalu yutapun pergi dari perusahaan sahabatnya itu dengan perasaan bingung, apakah dia harus menerima semua ini dan mengorbankan anaknya? Dia benar-benar tidak ingin anaknya menderita seni kebahagiaannya.























Tbc😇

Scarlett Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang