Siang itu matahari bersinar dengan sangat terang sekali. Terlihat seorang anak kecil yang kira-kira berumur 5 tahun sedang tersesat dan tidak tau berada dimana.
Tak jauh dari keberadaan anak kecil itu, terlihat seorang pria mungil yang menggunakan baju sekolah menengah atas sedang di hajar habis-habisan oleh anak yang satu sekolah dengannya dan berada disebuah gang sempit yang jarang di lewati oleh orang-orang. Pria mungil itu hanya diam saja karena percuma saja memberontak saat ini.
"Kau tau Huang Renjun! Kalau sampai aku melihatmu mendekat Guan Lin lagi aku akan pastikan kau di keluarkan dari sekolah bahkan kau akan aku pastikan untuk tidak mendapatkan beasiswa bahkan hanya untuk melanjutkan sekolahmu yang selanjutnya. Hidupmu akan hancur sehancur-hancurnya jika kau berani padaku." Ucap siswa yang melakukan penganiayaan pada pria mungil bernama Huang Renjun itu dengan beberapa orang teman lainnya.
"Makanya Huang. Kalau kau tau kau itu sangat miskin kenapa tidak mengangkang saja untuk dominan yang kurang belaian. Kau pasti akan memiliki banyak uang."
"Apa kau takut karena kau adalah pria istimewa? Tapi asal kau tau saja kau itu adalah sampah."
"Apa-apaan kau itu? Selalu saja mampu menarik perhatian orang-orang. Seharusnya kau gunakan itu untuk menjadi jalang. Itu akan lebih menguntungkan mu." Tapi renjun. Pria mungil itu hanya diam dan menahan beberapa tubuhnya yang sakit. Dia yakin pasti ada yang membiru belum lagi luka di wajah dan kaki juga tangannya. Terkadang dia ingin mengikuti orangtuanya. Tapi, itu tidak akan baik karena orangtuanya pasti akan marah padanya.
"Kau menjijikkan Huang. Ayo kita tinggalkan saja sih miskin ini." Lalu merekapun pergi. Sedangkan renjun hanya menangis sembari menahan rasa sakit di tubuhnya itu.
Tepat saat itu, diapun melihat sepasang kaki yang mungil sekali dan mengangkat kepalanya ternyata ada anak kecil yang menghampirinya. Mungkin saja anak kecil itu mengumpat karena takut pada teman-temannya tadi.
"Hyung baik-baik saja?" Ucap anak kecil itu.
"Hmm. Hyung tidak kenapa-kenapa kok." Ucap renjun tersenyum dan mengangguk.
"Pasti sakit kan hyung. Andai saja aku tau jalan pulang. Pasti aku akan membawa Hyung bersama denganku. Agar appa bisa mengobati Hyung." Ucap anak kecil itu dengan sangat menggemaskan. Membuat renjun tersenyum.
"Jadi? Kau tersesat? Benarkah?" Ucap renjun tersenyum.
"Hmm. Dan aku tidak tau ada dimana sekarang Hyung. Aku sangat takut hiksss..." Ucap anak kecil itu sembari menangis dan renjunpun langsung memeluknya. Mengabaikan rasa sakit pada tubuhnya. Karena dia sangat tau bagaimana hidup kesepian seperti itu. Walaupun mungkin anak ini akan sebentar mengalaminya.
"Yasudah. Kamu ikut Hyung saja ke apartemen Hyung. Tapi, tempatnya kecil. Apa tidak masalah?" Ucap renjun sembari mengendorkan pelukannya.
"Tidak apa hyung hikss... Makasih." Ucap anak kecil.
"Baiklah. Tapi, sebelumnya siapa namamu?" Ucap renjun tersenyum.
"Na Minhee. Appa biasa memanggilku minmin." Ucap Minhee tersenyum.
"Pasti appa dan eommamu sangat senang karena memiliki anak menggemaskan seperti ini." Ucap renjun lalu berdiri sembari menggendong anak itu. Mengabaikan badannya yang semakin sakit bahkan dia juga menyadari perutnya terluka tapi untung saja tertutupi oleh Hoodie yang berwarna gelap miliknya.
"Hyung tau tidak. Appa sangat menyayangiku tapi eomma kata appa dia sudah lama tiada. Jadi aku tidak tau rasanya punya eomma." Ucap Minhee.
"Kau tau Minhee. Hyung bahkan tidak punya appa dan eomma lagi. Mereka telah meninggal. Mereka meninggalkan Hyung sendirian. Hyung sebenarnya sangat lelah sendirian. Hyung tetap bertahan karena janji akan bahagia pada mereka berdua. Jadi minhee juga harus seperti itu. Minhee kan punya appa." Ucap renjun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett
FanfictionBerisi one- shot jaemren, nohyuck dan chenji. jaemren area! nohyuck area! chenji area! nct area! bxb homopobic hanya fiksi belaka