Pilihan ayah-2

1.1K 114 0
                                    

Jaemin yang masuk kedalam ruangannya berpikir mengenai siapa pria yang datang menemui ayahnya itu.

Ceklek.

Atensi jaemin teralihkan pada pintu ruangannya yang terbuka tanpa diketuk dan melihat pelakunya adalah sahabatnya sendiri bahkan sang sahabat telah duduk dihadapannya dengan tidak bersalah sama sekali.

"Ada apa Na Jaemin? Kau tidak suka aku masuk seperti itu?" Ucap sang sahabat.

"Apa kau tidak punya pekerjaan yang lain Lee jeno?" Ucap jaemin datar pada sahabatnya itu.

"Tidak. Kau tau? Aku ini malah diusir oleh ayahku dan disuruh mencari calon menantu untuknya." Ucap jeno.

"Oh ya? Kalau begitu aku tidak perduli." Ucap jaemin datar.

"Yaampun Na. Ayolah, mari kita bersenang-senang sebentar." Ucap jeno.

"Tidak. Aku sangat sibuk dan tidak punya waktu sama sekali. Lagian, aku tidak berminat menemanimu mencari calon istri." Ucap jaemin datar.

"Itu karena kau masih memikirkan pria itu bukan?" Ucap jeno menatap sahabatnya itu.

"Diamlah." Datar jaemin.

"Baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi, kalau begitu kau tidak ingin menjenguk bomin. Dia sedang dirawat di Samsung hospital kalau aku tidak salah." Ucap jeno.

"Kapan dia sakit?" Ucap jaemin datar dan memandang jeno.

"Tadi malam, karena terlalu over dalam bekerja. Sepertimu. Jadi, ingin menjenguknya?" Ucap jeno menatap sahabatnya itu.

"Ayo." Ucap jaemin datar lalu berjalan lebih dulu, jeno hanya menggelengkan kepalanya memaklumi sifat sahabatnya itu dan segera menyusul sang sahabat.












Di rumah sakit...

Jaemin dan jeno berada di ruangan sahabat mereka itu, bahkan bomin masih sama masih dengan sifat datarnya itu. Benar-benar sangat menyebalkan bagi jeno karena harus terjebak dengan dua manusia es. Tak lama setelah itu beberapa sahabat mereka yang lainnya datang, sebut saja Hwang Hyunjin, hanjis dan choi soobin.

"Kalian berdua sudah lama?" Ucap soobin.

"Tidak juga." Ucap jeno karena dia tau kalau jaemin tidak akan menjawab sama sekali.

"Bagaimana kau bisa sakit bomin?" Ucap Hyunjin.

"Karena memang sudah takdirnya. Mau bagaimana lagi?" Datar bomin. Itu membuat sahabatnya yang lainnya cukup paham dengan sifat bomin yang hampir sama dengan jaemin. Bahkan dijamin keduanya akan sulit mendapatkan kekasih dan sepertinya yang paling lambat untuk menikah.

Ceklek.

Semua atensi mereka jatuh pada pintu ruangan yang kembali terbuka dan renjun cukup kaget karena banyaknya pengunjung pasien yang akan dia cek itu. Renjun lantas membungkuk sedangkan jaemin juga merasa kaget dan tidak bisa mengalihkan tatapannya dari renjun.

"Maaf saya harus mengecek pasien sebentar." Ucap renjun.

"Tidak masalah. Silahkan dokter cantik." Ucap hanjis yang memang sangat playboy. Renjun tidak menanggapi dan hanya tersenyum kecil lalu masuk dan memeriksa bomin dan mencatatnya.

"Apa ada keluhan lain tuan?" Ucap rwnjun yang sedikit risih dengan jaemin yang terus melihat padanya.

"Tidak. Kapan saya bisa pulang?" Datar bomin.

"Melihat kondisi Anda, sore nanti anda sudah bisa pulang." Ucap renjun.

"Baiklah." Datar bomin. Dan disaat bersamaan pintu kembali terbuka menampilkan Haechan. Tapi, Haechan tidak perduli sama sekali karena dia butuh renjun sekarang.

Scarlett Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang