Bab 11

107K 1.3K 23
                                    

Hay hay hay..
Maaf ya author baru update. Soalnya lagi sibuk Penelitian nih hiks :'(
Sesuai janji, Author mau nerusin cerita karena vote dan coment nya udah cukup. Seneng deh banyak yang tertarik sama cerita Author. :*

Yuk langsung aja
Cekidottt.... :D

*******

"Awww ahh" tiba-tiba disaat aku ingin berdiri terasa sakit sekali dibagian bawah sana. "Marioooo aww" teriakku tak kuasa menahan rasa sakit.

"Stella!! Lo kenapa? Astaga Stell" Mario pun terbangun kaget melihatku tergeletak lemah di lantai.

"Sakit Yo dibagian sini" akupun mau tak mau berkata jujur kepadanya walaupun sebenarnya malu

"Ya ampun. Katanya sih ini wajar kalo wanita perawan abis Making Love" ujar Mario sambil mengangkat aku ke kasur

"Tapi tenang ko Stell, ini ga bakal lama. Gue pijetin ya kaki lo biar gak ikut ikutan keram dan agak enakan"

Akupun mengangguk. Melihat Mario memijat kakiku, merawatku seperti ini membuat aku merasa nyaman sekali. Dan meyakinkan diriku bahwa dialah sosok pangeran teman hidupku kelak. Tidak peduli seberapa besar perbedaan kami. Sekarang benteng itu terasa amat kecil dimataku. Karena rasa Cintaku padanya lebih besar dibanding benteng itu.

"Gimana Stell? Udah agak enakan kan?" Tanya Mario

"Iya udah kok. Makasih ya Yo" jawabku tersenyum

"Iya sama sama sayang. Gimana tadi? Enak gak? Hehe" Ujar Mario menggodaku

"Ih apaan sih. Enak sih tapi sakit gamau lagi ah" jawabku sambil tersenyum malu.

"Yakin gak mau? Hah yakin?" Mario pun semakin menggodaku sambil memelukku.

"Iya gamau. Maunya nanti lanjutnya kalo kita udah nikah. Makanya cepetan lamar aku dong" akupun bergelayut ditangannya dengan manja

"Iya sayang. Kita lulus kuliah gue langsung lamar lo ya" ujar Mario sambil mengacak acak rambutku

"Bener ya? Janji? Caranya giman....." Belum juga aku menyelesaikan kalimatku Mario sudah memotongnya

"Ssstt.. Gausah nanya yg macem macem ah. Gimana pun caranya gue bakal nikahin lo Stel" Mariopun akhirnya memelukku. Aku benar benar merasa nyaman berada didekatnya. Oh Tuhan. Jangan pisahkan aku dengannya.

****

Malam ini terasa sunyi senyap. Menunggu Mario yang tak kunjung menghubungiku sejak 3 jam yang lalu Mario mengantarku pulang kerumah.

"Apa aku duluan yang menghubungi dia?" Ah sudahlah mungkin dia sedang sibuk mengurusi hal lain. Batinku berkata seperti itu.

Triliiittt Trililittttt

Dering Hp ku berbunyi menandakan ada yang menelfon.

"Ya, Hallo ada apa Cin?" Tanyaku ke Cindy yg berada di sebrang sana
"Lo lagi dimana Stell?" Tanya Cindy

"Dirumah. Kenapa emang?"
"Ronny Stell!! Dia masuk rumah sakit sekarang" Teriak Cindy Histeris

"HAH??! Lo seriusan? Kenapa? Kok bisa? Di RS mana?" Tanyaku tidak kalah histeris dengannya

"Nanti aja gue jelasinnya. Dia ada di RS xxx lo cepet nyusul kesini ya. Anak anak yang lain juga lagi pada mau otw sini. Gue tggu Stel. Bye!"

Cindypun memutuskan telefonnya. Aku kaget tidak karuan. Apa yang terjadi dengan RajHol sehingga dia sampai masuk ke RS segala.

Akupun langsung bersiap siap untuk menuju RS tempat RajHol di rawat.

*****

"Cindy... Mana Ronny? Kenapa dia kenapa?" Ucap Cantika saat sudah berada di Rumah sakit

"Iya RajHol kenapa Cin?" Di susul dengan pertanyaan dari Chaca san Chelia

"Nanti gue ceritanya sekalian nungguin Stella ya, bentar lagi dia nyampe" jawab Cindy. "Nah itu Stella"

"Hay gimana RajHol. Kalian udah liat keadaanya? Dia kenapa?" Tanyaku khawatir

"Kita belum liat keadaan dia, gue sama yang lain juga baru dateng Stell" ujar Cantika

"Ronny blm bisa di liat. Dia lagi di tangani dokter" Ujar Cindy dengan mata berkaca kaca

"Sebenernya Ronny kenapa sih Cin?? Lo cerita dong!!" Ujar Chelia dengan nada tinggi

"Ronny.... Dia babak belur" jawab Cindy singkat.

"Hah? Babak belur? Kenapa? Dia di kroyok siapa? Kok bisa? Lo cerita yang jelas dong" ujarku kepada Cindy

"Ronny babak belur di kroyok banci. Ternyata si Selly gak terima si Ronny nolak cintanya. Akhirnya dia minta bantuan temen temen yang lain buat ngeroyok Ronny. Lo tau sendiri banci itu sangarnya gimana" jelas Cindy panjang lebar

"Astaga!!!" Seruku bersama yang lain serempak.

"Ada ada aja itu si RajHol. Lagian suka kok sama banci. Dia masa gabisa bedain mana cewe tulent mana cewe jadi jadian" Ujar Chelia.

"Udah udah deh. Sekarang RajHol gimana? Apanya yang luka? Ada luka parah?" Tanyaku kepada Cindy

"Tangan kanannya patah. Untuk sementara dia harus di gips dulu. Besok mungkin dia bisa ditemuin. Gimana kalo kita atur jadwal bergilir buat jagain dia?" Usul Cindy yang di setujui oleh anak-anak lainnya.

*****

Sepulang dari rumah sakit akupun langsung terbaring di kasurku yang empuk. Malam ini yang kebagian menjaga RajHol adalah Cindy. Semoga RajHol tidak apa-apa.

Akupun kembali mengamati Hp ku. Mario tidak kunjung mengabariku hingga sekarang. Apa mungkin dia sudah tidur?

Ah sudahlah. Akupun lelah dan sepertinya butuh istirahat juga. Badanku terasa pegal sekali. Mungkin karena tadi siang habis melakukan aksi panas yang belum pernah aku lakukan sebelumnya dengan lelaki manapun. Terkecuali Mario.

Akupun akhirnya terlelap dalam tidurku. Berharap bisa bertemu Mario dalam mimpi indahku.

****

Seminggu kemudian. Masih saja Mario tidak menghubungiku. Nomornya pun tidak aktif. Sebenarnya kenapa. Apakah dia sudah bosan padaku? Apakah dia sudah menyerah? Lalu selama ini maksud dari janji janji dia apa?

Berjuta juta pertanyaan tersirat di benakku. Yang belum juga aku temui jawabannya hingga sekarang.

Akupun lega akhirnya RajHol sudah keluar dari rumah sakit dan sedang dalam masa pemulihan. Seperti nya dia sudah kapok berurusan dengan Banci.

Akupun akhir akhir ini sedang sibuk mengurusi beberapa persiapan mengenai kuliah kerja praktekku atau biasa yang disebut Magang.

Aku memilih Magang di salah satu Intansi Pemerintah di Jakarta. Karena memang sesuai dengan Jurusanku.

Mulai besok pagi aku sudah harus Magang disana. Ya Tuhan semoga pegawai pegawai sana bisa menerimaku. Aku khawatir kalo aku tidak bisa menjaga sikap ku selama melaksanakan Magang disana.

Kekhawatiran ku akan Mario kini berganti dengan kecemasanku akan aktivitas pertama Magang besok.

"Trilling"

Hp ku berbunyi. Rupanya ada Whatsapp masuk. Dari siapa ini? Tidak ada namanya, Dan pesannya berisi foto yang dikirimnya.

Foto apa ini? Akupun mengamati nya dengan jelas. Dan ternyata.....

ASTAGA !!!!

Air mataku tak kuasa aku tahan. Ya Tuhan. Inikah petunjukmu....

Hay Semua.
Makasih ya yang udah baca. Ditunggu vote and coment nya jangan lupa.
Biar Author makin semangat ngelanjutinnya.

Seee yaaaa in the next part.
Muah :***



Stella's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang