Bab 27

70.5K 1.4K 144
                                    

Getir perih masih terasa dihati. Padahal sudah seminggu berlalu sejak perpisahan terakhirku dengan Mario. Namun rasanya hati ini masih saja sesak.

"Gue gak bisa kaya gini terus! Gue harus move on!" Ujarku memotivasi diriku sendiri

Hari ini adalah hari pertamaku kuliah di Semester 6. Sudah lama sekali rasanya tidak merasakan hawa dan udara di kampus tercinta ini.

"Stella..." Terdengar seseorang memanggilku dari belakang

"Aaaa Dianaa!! Gue kangeen banget" ujarku kepadanya. Diana adalah sahabatku di kampus

"Sama gue juga kangen. Gimana kabar lo Stell? Kok lo kurusan sih?" Ujarnya heran

"Baik kok kabar gue, lo sendiri gimana? Hehe iya biasa efek magang. Banyak kerjaan sih" ujarku

"Gue juga baik. Ih tapi lo aneh kalo kurus gini. Gemukin lagi dong biar semok" ujar Diana

"Iya baweel. Tenang kalo masalah gemuk mah. Lo tinggal nyuguhin makanan depan gue juga langsung gue embat abis. Haha" ujarku membela diri. "Eh kekelas yuk"

"Hayuk.. Eh iya tapi hari ini katanya gak ada dosen tau Stell" ujar Diana

"Hah? Serius? Yah padahal gue lagi pengen ketemu dosen baru di semester ini" ujarku kecewa

"Yaudah kita ke Kantin aja yuk, udah lama kan kita gak makan disana. Hampir 3 bulan coy" ujar Diana menarik tanganku. Aku hanya mengangguk dan mengikutinya

Sesampainya di kantin. Semua mata tertuju padaku dan Diana. Apa ada yang salah dengan penampilanku?

"Eh mereka semua kok pada liatin kita?" Ujarku

"Gak tau gak pernah liat cewek cantik kaya kita kali. Yaudah lah cuekin aja" ujar Diana sambil menarikku ke sebuah meja. "Lo mau pesen apa Stell?"

"Gue Mie ayam baso. Basonya yang gede dua. Minumnya es teh manis" ujarku bersemangat

"Gile lo, abis nguli bu?" Ujar Diana heran

"Haha udeh ah gak usah banyak coment pesenin aja. Katanya mau liat gue gemuk lagi" ujarku menggodanya

"Ehehe yaudah iye tunggu bentar ya" ujar Diana sambil meninggalkanku untuk memesan menu. Aku pun menunggunya sambil memainkan Iphoneku. Tanpa sadar sudah ada lelaki yang duduk disampingku dan...

"STELLAAAA!!!" Ujar lelaki itu berteriak tepat di gendang telingaku

"RajHool!!!! Lo bisa gak sih dateng secara normal?" Ujarku kesal karena gendang telingaku seperti ingin pecah

"Sensi amat sih Stell, gue kan cuma pengen sureprise" ujar Ronny

"Tau ah. Eh iya tumben lo ke kampus gue, ngapain? Lo sama Cantika?" Tanyaku heran

"Kaga gue sendirian. Gue lagi nungguin gebetan gue nih" ujarnya sambil memainkan hidungnya dengan sedotan. Iyukh.. Menjijikan

"Ron najis sumpah gak usah masukin sedotan ke idung lo bisa gak? Eh btw siapa gebetan lo?" Tanyaku heran

"Adaaa deeh.." Ujarnya

"Oh gitu? Oke cukup tau!!"

"Lo mau tau? Tapi ada syaratnya" ujar Ronny memasang wajah serius

"Apa syaratnya?" Tanyaku dengan nada serius juga

"Jilat nih sedotan yg bekas gue upilin" Ujar Ronny sambil berlari meninggalkanku

"Najiss.. RajHooll!!!" Teriakku padanya

"Byeee Stell" ujarnya sambil terus menjauh

Aku pun tersenyum dalam kesalku ini. Walaupun Ronny sosok lelaki yang terkadang menyebalkan dan menjijikan. Setidaknya dialah sahabat lelakiku yang paling baik dan selalu bisa membuatku tertawa.

Stella's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang