Bab 21

79.4K 1.4K 113
                                    

"Pak July!!!" Ujar aku dan mas Agil secara bersamaan
Dan...
"Mario!!" Ujarku
Sedang apa Mario disini. Kenapa bisa bersama dengan pak July?

"Agil.. Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi barusan ?" Tanya pak July yang merupakan kepala kantor

"Saya cuma membantu Stella merapihkan baju nya saja pak. Kebetulan resletting Stella rusak. Saya menawarkan diri untuk membantunya pak " jawab mas Agil jujur. Akupun membenarkan pengakuannya

"Oh jadi gitu. Lagi lagi bapak salah paham yo. Maaf ya negative thinking terus. Abis bapak kira kalian mesum disini. Hehehe" ujar pak July. "Oh iya Mario kamu kenal sama Stella?"

"Ma..maa.. Bapak kenal sama Mario?" Ujarku heran

"Ya kenal lah. La wong Mario ini anak dari adik ipar mertuaku" ujar pak July

Aku berfikir keras. Anak dari adik mertuanya. Jadi mertuanya punya adik dan adiknya menikah sama... Ah pusing!!! Jadi intinya Mario itu saudaraan dengan pak July? Kok bisa?

"Stella. Mulut mu itu loh jangan mangap terus. Nanti lalet masuk" ujar pak July mengagetkan lamunanku.

"Misi om, Mario mau bicara dulu sama Stella boleh?" Ujar Mario

"Oh boleh boleh. Yowes om mau lanjut kerja dulu ini. Nanti kalau sudah selesai kalian ngbrolnya temuin om di ruangan ya" ujar pak July

Mario pun menarikku keluar. Terlihat mas Agil hanya diam memandangku tanpa berkata apapun.

"Lo ini apa-apaan sih!!" Ujarku sambil berusaha melepaskan tanganku dari tarikan Mario

"Lo ini yang apa-apaan!! Lo ngapain mesra mesraan sama dia di ruangan hah?" Ujar Mario Marah

"Loh? Mesra mesraan gimana? Jelas jelas tadi Mas Agil udah cerita dan jelasin semuanya. Lo ga denger?" Jawabku tidak kalah emosinya

"Stella!! Stella!! Gue gak bego! Semenjak tadi pagi gue liat tatapan lo ke mas Agil itu ada sesuatu yang berbeda! Lo nyimpen perasaan kan sama dia?" Ujar Mario menuduh

Akupun terdiam membisu tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Mario..

"Tuh lo gak bisa jawab berati bener! Gak nyangka gue Stell sama lo" lanjut Mario

"Gak nyangka ? Gak nyangka apa Yo? Lo ninggalin gue saat itu. Gak menghubungi gue, hilang jejak gitu aja. Gue ngerasa lo narik ulur hati gue. Ini hati loh Yo bukan Karet yang bisa lo tarik ulur gitu aja" ujarku sambil menahan air mataku

"Lo gak ngerti apa-apa soal gue Stell. Bahkan lo aja gak pernah nanya ke gue kenapa kemarin gue sempet ngilang dari lo " ujar Mario sambil menarikku menjauh dari kantor. "Gue lagi berusaha memperjuangkan cinta kita Stell. Tapi sepertinya disini cuma gue yang memperjuangkannya"

"Ma... Maksud lo apa? Bisa gak lo berhenti narik tangan gue!" Ujarku sambil menghempaskan tangannya

Mario pun akhirnya melepaskan genggaman tangannya dan berhenti menarikku setelah sampai di dermaga. Kebetulan kantorku berdekatan dengan laut dan dermaga.

"Gue selama ini berusaha belajar tentang Islam Stell" ujar Mario sambil memalingkan wajahnya dariku

"Ta.. Tapi buat apa??!"

"Gue.. Gue cuma pengen jadi imam yang baik buat lo. Gue tau sampe kapanpun keluarga gue gak pernah ngizinin gue untuk pindah agama. Begitupun dengan lo. Tapi gue tetep pengen hidup sama lo Stell. Walaupun kita beda agama seengganya gue tau sedikit tentang agama lo. Supaya gue bisa mengarahkan lo setelah kita nikah nanti" ujar Mario

"Apa?? NIKAH???!! Lo gila Yo!" Ujarku tidak percaya. "Maksud lo kita melangsungkan pernikahan dua agama? Gitu?"

"Stell!! Cuma itu satu-satunya cara agar kita bisa bersatu. Gue cinta sama lo Stell. Lo masih inget kan janji gue ke lo. Kalau gue ga akan pernah ninggalin lo. Dan gue akan bertanggung jawab atas keperawanan lo yang udah gue ambil. Gue bukan cowo brengsek yang tega ninggalin cewe gitu aja setelah gue pake!" Jawab Mario. Mukanya yang memerah memperlihatkan bahwa ia seperti sedang menahan tangis

Stella's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang