Bab 14 - Your Promise

84.8K 1.6K 182
                                    

"Gue ngajak lo kesini buat bersaksi ke Tuhan gue kalo cuma lo wanita yg gue sayang Stell!!" Ucap Mario menghamburkan tangisnya

"Yo..." Tak terasa air mataku ikut menetes menyaksikan Mario bersumpah di depan Patung Tuhannya

"Stell. Please menikah sama gue!" Pinta Mario sambil memegang kedua tanganku. Aku tertegun melihat Mario melamarku.

"Tapi.... Bagaimana bisa.... ?" Belum juga aku menyelesaikan kalimatku. Mario sudah memotongnya.

"Ikutlah dengan gue Stell.." Jawab Mario memohon.

Ikutlah dengannya? Apa ini maksudnya???

"Enggak!!! Enggak Yo!! Gue ga bisa. Gue memang mencintai lo. Tapi gue.. Gue juga sangat mencintai Agama gue. Gue gak bisa Yo. Gak bisa!!" Seketika tangis ku pecah. Mario langsung mendekapku dalam pelukannya. Akupun berusaha untuk tenang dan menenangkan diri Mario. Didalam hati aku menyebut nama Allah. Tuhanku. Semoga pilihanku ini tidak salah ya Allah.

"Yo.. Gue cinta sama lo. Dan gue juga tau lo cinta sama gue. Gue ga pernah minta lo unk ikut agama gue. Karena gue juga tau lo cinta agama lo. Kita sejak awal memang telah melakukan hubungan yang salah. Mungkin...." Aku seakan tidak sanggup melanjutkan kalimatku ini. Rasa perih didalam hati membuat lidahku kelu untuk berucap

Mario pun terdiam membisu sambil memandang patung Tuhannya. Entah apa yang dilakukan sepertinya terlihat dia sedang berdoa.

Aku hanya bisa memandangnya dari belakang. Tak kuasa menahan air mata yang terus bercucuran.

Ya Allah. Salahkah bila dua insan yg dibentengi oleh perbedaan ini ingin menyatu?

"Masih inget gak gue pernah janji sama lo kalo lo adalah wanita terakhir di hidup gue yang sangat gue cintai" ucap Mario tiba-tiba

Aku hanya menjawab dengan anggukan. Lidah ini terlalu kelu untuk berbicara.

"Sayangnya kita berbeda keyakinan. Gue juga mencintai Tuhan gue sama seperti lo mencintai Tuhan lo Stell. Tapi gue bakal tetep pegang janji gue ke lo" ucap Mario sambil tersenyum ke arahku

"Mak maksudnya??" Kini aku mulai memberanikan diri untuk berbicara

"Yaa.. Lo akan tetap menjadi wanita terakhir di hidup gue Stell. Gue udah janji itu ke lo. Begitupun ke Tuhan gue. Di depan Tuhan gue, gue bersumpah. Lo liat sendiri kan tadi?" Ucap Mario dengan sikap yang mulai tenang

"Terus maksud lo apa Yo??!!!! Jelasin ke gue!!" Kini aku merasa diriku yang mulai merasa gelisah dan tak tenang. Rasa takut menguasai diri ini. Berharap Mario tidak melakukan hal yang aneh-aneh.

Mario berjalan kearahku dan memelukku dengan erat. Mencium bibirku dan keningku.

"Gue udah putuskan. Gue akan berbakti sama Tuhan Stell" ucap Mario

"Maksudnya?" Aku masih bingung dengan ucapan Mario. Dan entah mengapa hatiku merasakan sedih sekali. Seakan ini adalah pertemuan ku dan Mario yang terakhir

"Gue bakal jadi pastor" ucap Mario

"Pastor...????" Tanyaku menyakinkan. "Bukannya kalo pastor??"

"Iya Stell. Gue akan berbakti kepada Tuhan. Dengan menjadi Pastor gue bisa menepati semua janji gue. Gue gak akan Nikah. Dengan begitu lo bakal tetep jadi wanita terakhir di hidup gue. Gue mencintai Tuhan gue. Dengan gue jadi Pastor gue lebih bisa deket dengan Tuhan gue. Gue cinta sama Lo dan Tuhan gue Stell. Gue rasa pilihan yang gue pilih ini adil untuk lo dan Tuhan gue" ucap Mario dengan senyuman yang menggambarkan raut kesedihannya

"Enggak!!! Enggak Yo!! Gue gak setuju. Lo berhak bahagia. Lo bisa memilih wanita lain yang seagama sama lo Yo. Gue gak apa apa gue ikhlas." Tangiskupun seketika pecah saat mendengar keputusan Mario

"Kebahagiaan gue hanya terletak pada Lo dan Tuhan gue Stell. Gue mungkin bukan manusia yang baik. Tapi setidaknya gue ingin menjadi manusia yg menepati janji. Lo bilang gue berhak bahagia? Dengan melihat lo aja udah bisa buat gue bahagia Stell. Lo anugrah terindah yang pernah Tuhan kasih ke gue" ucap Mario

Aku tidak kuat menahan tangisku. Aku tidak sanggup melihat Mario berkorban untuk tidak menikah dengan wanita lain dengan cara dia menjadi Pastor.

Mengapa semuanya bisa serumit ini. Apa yang harus aku lakukan??!!

"Bagaimana gue bisa bahagia kalo gue ngeliat lo kaya gini Yo! Plis jangan lakuin ini ke gue. Gue rela Yo lo sama wanita lain gue rela" aku pun terbujur kaku dengan tangisan yang sangat pecah tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Menikahlah dengan lelaki lain Stell. Gue yakin hal itu bisa membuat lo bahagia"

Hay guys gimana nih Part ini?
Jujur Author sempet nangis loh pas nulis cerita ini :(

Setuju gak kalian kalo Mario jadi Pastor demi menepati janjinya ke Stella?

Jangan lupa Vote and Comment nya ya.
Next part bakal di lanjutin dengan COMMENT Minimal 10 dan VOTE 40 ya guys
Salam kiss muaaach :*

Stella's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang