Bab 18

77.7K 1.4K 86
                                    

Sudah hampir 2 Jam aku dan mas Agil terkunci di kamar mandi kantor.
Usaha kami berdua untuk keluar dari sini tidak membuahkan hasil.
Sepertinya para office boy sudah pada pulang. Sedangkan security di depan sepertinya tidak mendengar teriakan kami berdua yang meminta tolong.

Ku lihat mas Agil yang sedari tadi berdiri disampingku sedang memikirkan sesuatu. Mungkin dia masih berfikir bagaimana secepatnya keluar dari tempat ini.
Tiba tiba aku merasa kaki ku lemas, mata berkunang-kunang dan nafasku sedikit agak sesak.

"Brugggg!!!" Sepertinya aku mulai tergulai lemah. Untung saja tangan mas Agil sempat menahanku sehingga aku tidak terjatuh.

"Kamu kenapa Stell??" Tanya mas Agil panik

Aku tidak bisa menjawab apa apa. Kepala ku pusing sekali. Nafas ku mulai sangat sesak. Aku membutuhkan udara.
Kulihat sekeliling kamar mandi ini hanya terdapat satu lubang kecil sebagai ventilasi. Ya Tuhan.. Bagaimana nasib ku dan mas Agil kalau sampai besok pagi baru keluar dari toilet ini. Sepertinya kami berdua akan mati kehabisan nafas.

Kulihat mas Agil sedang berusaha mencopoti kancing bajuku. Hey!! Apa yang sedang dia lakukan??

"Argggh!!" Akupun berusaha menghentikan apa yang sedang ia lakukan namun aku tidak cukup kuat untuk mengucapkan kata-kata

"Lepasin baju kamu Stell, badan kamu penuh keringet. Bahaya kalo kamu masih pake kemeja bahan flanel ini. Kamu mau mati kepanasan??" Ujar mas Agil sambil memegang tanganku

Belum sempat menjawab aku sudah kehilangan kesadaranku..

*****
Mata ku berat sekali untuk terbuka. Namun aku paksakan agar mataku ini terbuka untuk melihat keadaan sekitar. Tempat yang masih belum jelas aku ketahui dimana, namun aku mencium bau aroma yang khas sekali. Seperti bau di ..........

"Gimana dok keadaan Stella?" Terdengar suara yang tidak asing lagi bagiku

"Kondisinya sudah lebih baik. Dia hanya kekurangan oksigen untuk bernafas. 2-3 hari dia akan pulih kembali" jawab lelaki yang memakai jas putih ia terlihat seperti seorang dokter. "Baik saya permisi dulu" ujarnya

"Stella.. Kamu udah sadar?" Ujar lelaki tersebut
Akupun mulai menajamkan pandanganku yang masih samar-samar. Dan ternyata lelaki itu adalah...

"Mas Agil ko aku bisa ada disini?" Ujarku yang masih belum mengerti

"Kamu pingsan pas kita terkunci di toilet kantor tadi Stell. Dokter bilang kamu keabisan nafas" ujar mas Agil menjelaskan

Akupun kembali teringat akan tragedi tadi. Astaga kejadian yang sangat tidak ingin ku ulang kembali.

"Lalu, gimana caranya kita keluar?" Ujarku penasaran

"Beruntung ada security yang keliling kantor buat ngecek keamanan. Aku Khawatir kamu kenapa-kenapa apalagi tadi kamu sempet sesek nafas gitu" ujar mas Agil memperlihatkan muka melasnya

"Tapi mas Agil sendiri gak apa-apa?"

"Aku sih gak apa-apa. Udah kamu gausah banyak tanya dulu. Kamu istirahat dulu aja ya. 2-3 hari lagi kamu baru boleh pulang" ujar mas Agil

"Gamau mas, aku udah gak apa-apa kok aku mau pulang aja" aku tidak ingin berlama lama di rumah sakit. Membosankan.

"Yaudah kalo gitu. Sekarang udah malem. Besok aja kamu pulangnya nanti biar aku yang bilang sama dokter" ujar mas Agil.

"Gak mau mas maunya sekarang. Lagian aku gamau mama sama papa cemas kalo tau aku disini. Plis mas" ujarku memohon. Dan setelah aku memohon mohon kepada mas Agil. Akhirnya mas Agil menuruti kemauanku.

Stella's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang