Bab 22

85.1K 1.4K 102
                                    

"Hallo.. Siapa ini?" Ujarku menyapa orang disebrang sana
"Hallo.. Ini dari ............"

Seketika Lutut ku lemas..
Iphone yang berada digenggamanku terlepas begitu saja..
Airmata mulai mengalir kembali.
Hati ini terasa ingin pecah.

Oh TUHAAAAN!!!!

"Stella!! Hayu!! Lo udah dapet telfon dari Pak Zelly kan?" Ujar Cantika terengah engah menghampiri ruanganku

Aku masih tidak percaya akan telefon yang kuterima barusan. Ronny benar-benar membuatku menerima masalah besar disini.

"Lutut gue lemes Can, gue takut pak July marah besar" ujarku

"Udah ayo cepet!! Gue juga gak mau ngadepin ini sendirian!" Ujar Cantika menarik tanganku. Aku pun mengikutinya bak kertas layangan yang ditarik oleh benang. Tidak ada kekuatan untuk melihat apa yang Ronny lakukan di kantor ini. Keonarannya membuat seketika lututku lemas dan tidak mampu berkata apapun.

"Akhirnya kalian dateng juga! Dia itu teman kalian?" Tanya pak Zelly dengan muka geram

"Ii...iya pak.. Maaf pak sebenarnya apa yang Ronny lakukan?" Ujarku dan Cantika bersamaan

"Lihat!! Dia mengunci pak kepala kantor di kamar mandi dan memasukan tikus kedalamnya." Tutur pak Zelly yang kemudian menunjukanku dan Cantika keadaan pak Kepala kantor yang masih setengah semaput.

Ku lihat Ronny yang sedang duduk masih saja bersikap santai atas apa yang dia lakukan..

"Belum lagi, dia asal ngotak ngatik komputer disini tanpa tujuan sampe sampe beberapa data terhapus " tambah pak Kepala kantor yang mulai angkat bicara. "Kalian harus mempertanggung jawabkan ini semua"

Aku dan Cantika saling berpandangan lemas. Ingin rasanya aku pingsan ditempat atau bahkan mencabik cabik muka Ronny. Malu dan rasa tidak enak bercampur jadi satu. Ditambah lagi seluruh pegawai mengintip di balik pintu.

"Ini instansi pemerintahan! Bukan pasar. Jadi suruh teman kalian jaga sikap. Lagian Stella Cantika. Untuk apa kalian mengundang orang yang tidak berkepentingan kesini? Ini bukan kantor kalian!" Tutur pak Zelly masih geram

"Iya pak. Maaf maafkan kami. Kami gak tau kalau kejadiannya bakal seperti ini " ujarku menyesal

"Besok hari terakhir kalian magang kan? Tapi kalian malah kena masalah karena kelakuan temen kalian yang gak beretika ini" tambah pak Zelly

"Maaf pak. Kami akan mempertanggung jawabkan semuanya. Kami siap pak menanggung resiko" ujar Cantika hampir menangis

"Nilai kalian terancam tidak akan dibuatkan sebelum pak Kepala Kantor memaafkan kalian!" Jelas pak Zelly

Aku melihat keadaan pak kepala kantor yang masih shocked. Mungkin karena kejadian ini. Ya Tuhan kenapa hari ini begitu sial sekali...

Akupun akhirnya diizinkan keluar ruangan bersama Cantika dan Ronny. Ku lihat hampir seluruh pegawai memperhatikan kami dengan wajah kesal. Termasuk mas Agil. Ya Tuhan..
Ini sih sanksi moral namanya..

"Stell, Can, maafin gue ya. Gue gak sengaja abis nya gue kesel liat tu bapak bapak muka nya Senga bin songong banget. Yaudah gue kunciin aja dia dikamar mandi" ujar Ronny dengan nada menyesal

"Lo pulang. Dan jangan pernah tampakin wajah lo di hadepan gue lagi" ujarku sambil terus berjalan menuju ruanganku tanpa sedikit pun memandang Ronny.

Hari ini sangat kacau sekali.
Tadi Agil, terus Mario dan sekarang kejadian yang paling membuatku malu seumur hidupku.
Aku pun menghela nafas panjang seakan ingin cepat pulang dan keluar dari kantor ini. Tapi apa daya, jam pulang masih berkisar 5 jam lagi.

Stella's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang