Arya membuka laptop gamingnya, mulai menceritakan informasi-informasi baru yang didapat.
"Menurut Thunder 13 yang berlokasi di SMA di Johar Baru, mereka ketemu beberapa murid yang pake kalung rante hijau nyentrik. Begitu juga dengan Thunder 18 yang ada di SMA di Gambir, mereka liat beberapa murid berkeliaran pake kalung rante hijau juga. Sama seperti Thunder 09 di Kemayoran, beberapa orang pake rante hijau",
"Jadi Rantai Hijau juga banyak divisi ya, kayak Thunder", celetuk Rasya mengambil inti sambil memainkan rambut gondrongnya.
"Iya. Ohiya, ada info menarik yang di dapat dari Thunder 04", sambung Arya, menoleh ke Dirga yang duduk diatas speaker dengan mata setajam silet,
"Informasi dari Arga bener. Anak dari Rising Smartness. Tapi yang menarik adalah...", Arya menghentikan kalimatnya untuk menyambungkan kata-kata yang membuat mata Dirga membulat,
"Pelakunya, adalah salah satu ketuanya"
Benar saja, mata Dirga terbelalak melotot. Ia memang tau pelakunya adalah anggota rantai hijau, tapi tidak pernah terpikirkan bahwa ketuanya sendirilah yang membunuh adiknya.
"Darimana tau itu ketuanya?!", tanya Dirga tanpa sadar marah. Arya yang selalu tenang menjawab,
"Kalung yang dipake anggota cenderung kecil dan dari plastik. Tapi yang dipake anak-anak rantai hijau di Rising Smartness terbuat dari besi, dan agak gede. Jadi di asumsikan mereka ketuanya",
"KEH! Sekolah bangsat dengan murid-murid bangsat", Dion mengendus merendahkan, menyeringai licik mendengar hal itu. Bian tidak tahan untuk ikut tertawa, mengingat reputasi buruk sekolah itu. Tapi kemudian Bian yang cenderung serius menoleh ke ketua gengnya,
"Ada perintah baru, bos?", tanya Bian menyilangkan tangan, menatap ke ketuanya yang sedang di bakar emosi.
Di benaknya, ia sudah tau harus mencari siapa.
"Ayo tawuran. Ada undangan?"
_________________________________________
Lagi-lagi geng Thunder bertarung.
Kali ini dengan SMA 8 tidak jauh dari markas.Dirga dengan yang lainnya juga ikut membuat kericuhan. Memblokir jalan dan menggunakannya untuk bertarung seperti warrior yang akan berperang. Sebenarnya ada sedikit syarat jika ingin bertarung dengan Thunder :
1. Tidak boleh membakar apapun
2. Minyak dan ledakan dilarang
3. Jangan sampai mengenai warga yang tidak berkepentingan
4. Langsung buka jalan jika ada ambulan
5. Harus membuat janji jika ingin bertarung, menentukan tempat, dan waktunya berupa kertas yang diikatkan ke batu, menggantungnya di pohon cemara di alun-alun kota. Jika diterima mereka akan menerima SMS
6. Jangan membunuh.Ke 6 adalah permintaan Dirga. Dia tidak mau membunuh siapapun, karena ia yakin adiknya tidak mau melihat kakaknya membunuh.
Tapi ada keuntungan lain.
Jika tidak boleh membunuh, maka ia akan menyakitinya sampai cacat.
Bahkan jika memutuskan anggota badan tersebut.
Dirga berlari, menggerakan kaki-kakinya secepat yang ia bisa, sebelum mengayunkan kayunya sekuat tenaga, kayu yang berlumuran darah adiknya.
Hanya dengan sekali ayun, ia menumbangkan 2 orang sekaligus. Biasanya ia bisa lawan banyak orang, 10 orang sekalipun.
Tapi di kerusuhan yang mereka buat kali ini, Dirga sebenarnya bertujuan untuk mencari seseorang.
Seorang pemuda yang datang ke pertempuran secara acak, menghajar siapapun sesuai keinginannya, dan selalu menghilang sebelum berakhir.
"Sialan. Kenapa disaat gue butuh dia malah ga ada?!", decak Dirga berkacak pinggang sembari menoleh ke kanan kiri. Sebenarnya bisa saja ia meminta Arga untuk mengontaknya, menyuruhnya datang menemui Dirga. Tapi Dirga sedang sangat malas bertemu dengannya, ia sedang menjadi pria cengeng menyedihkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara
Novela JuvenilDirga? Arga? Adalah orang yang memiliki sifat bertolak belakang Arga adalah orang yang culun dan cenderung pendiam disekolahnya. Tapi dia memiliki rahasia diluar... Dirga adalah orang tangguh dan misterius. Bahkan masa lalunya masih berupa misteri S...