16. Celaka

26 7 3
                                    

Memang Arga bersedih hati dengan kelakuan Amanda. Namun sekarang dia tidak memikirkan Amanda lagi.

Dia sudah bahagia bersama Naisya.
Bahkan setelah jalan-jalan itu mereka semakin dekat.
Mungkin sekarang dia sudah dijuluki,

"Pengganti si Bibir Merah, tapi lebih bagus"

Karena kali ini Arga bisa berbincang ke siapapun tanpa merasa tertekan dengan pengawasan Amanda.

Naisya jauh lebih cerah dibanding dengan Amanda yang diam. Bahkan kalau boleh kasar keberadaan Amanda sudah tidak berasa lagi di kelas.

Awalnya Arga masih suka melirik ke Amanda, berpikir bahwa ia harus minta maaf. Tapi saat dia mengalihkan pandangannya ke Naisya, dia yakin yang seharusnya minta maaf adalah Amanda.

Karena sifat overprotectivenya itu sungguh menyebalkan. Tapi terima kasih ke Naisya, Arga bisa mengalihkan pandangannya.

Sayangnya mereka tidak menyadari...Amanda yang selalu terlihat mellow dan lemas itu sekarang terlihat marah dan tajam, ia siap menikam mereka dengan kebenaran.

Suatu hari, Arga berjalan lagi bersama Naisya. Hal ini mulai terasa seperti rutinitas setiap minggu. Mereka akan berjalan tidak tentu arah, makan di warteg, kemudian melanjutkan perjalanan lagi.

Banyak yang mengira mereka adalah pasangan, namun mereka dengan cepat akan menangkal hal itu. Mungkin hati mereka sebenarnya berdebar, dan bertanya-tanya ke perasaan satu sama lain.

Naisya dan Arga berjalan di trotoar sebelah jalan besar. Mereka terkekeh sambil makan es mambo yang sebenarnya tidak cocok di malam hari yang cukup dingin.

"Masa lu bisa sekonyol itu sih?", tanya Arga masih belum bisa berhenti tertawa dari kekonyolan yang diceritakan Naisya. Tapi Naisya malah menggembungkan pipi sambil membela dirinya,
"Kan gue masih kecil", sambil menghisap es mambo.

Mereka kemudian menjadi hening, melangkah tanpa berkata apapun. Tapi rasanya menyenangkan

Dan nyaman

Rasanya tidak pernah sebahagia ini.

Firasat Naisya akhir-akhir ini memburuk. Maksudnya,

Bagaimana jika kebenaran terkuak?

Sebagian dirinya merasa curang karena memenangkan Arga dengan cara menipu dan merusak Amanda. Memang Amanda kebangetan karena overprotective, tapi apakah Naisya sendiri tidak berlebihan dalam membalas dendamnya?

Bukannya itu berarti Naisya sama saja?

"BERENTI!!!",

Jeritan yang melengking dan penuh amarah terdengar, menyentak Naisya dan Arga. Mereka langsung menoleh ke arah suara tersebut di seberang jalan.

Mata Naisya membulat.

Kenapa orang itu muncul?
Baru saja ia pikirkan orang itu,
Dan sekarang ia ada di seberang mereka.
Apa dia datang untuk kebenaran?

Amanda terlihat kacau. Rambutnya yang biasa lurus terlihat agak kusut, kantung matanya bengkak dan merah, bibirnya yang terlihat menggoda sekarang pucat dan pecah-pecah.

Dan yang paling mencolok

Tidak ada kesan sayu, hanya amarah.

"A-", belum sempat Naisya berkata sesuatu, Amanda sudah melompat ke jalan dan berlari ke arah mereka, tidak peduli dengan ramainya kendaraan malam itu.

Klakson dan cacian terdengar setiap ia nyaris ditabrak. Namun ia tidak mengindahkan itu, ia hanya ingin menggapai musuhnya.

Sayang sebelum tangan itu bisa menggenggam lehernya, Arga menghalangi dan menangkap tangan tersebut, sebelum menyingkirkan seolah melemparnya.

DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang