Pria itu mendatangi Amanda, merasakan iba.
Namun...
Ia kemudian tersenyum.
Tersenyum miring seperti orang gila.Entah apa yang ada di benaknya.
Entah ada rencana apa di kepalanya.Tapi Olla bisa dengar pria itu berbisik rendah
"Kamu akan bersamaku..."
_________________________________________"Tuan. Saya telah menemukan identitas pembunuh Arina", ucap Dirga berlutut di lantai lantaran tidak dipersilahkan duduk oleh Mr. X
Pria berjas putih itu menggoyangkan sedikit anggurnya, sebelum disesap perlahan ke bibirnya yang selalu pecah-pecah.
Tanpa dijawab, Dirga melanjutkan dengan mata menajam.
"Namanya Liam Brandon, siswa kelas 3 SMA Rising Smartness. Ketua dari geng Rantai Hijau"
Suara bergema Dirga menciut di mansion kecil ini, menggantikannya dengan keheningan.
Mr. X menjauhkan gelas wine dari bibirnya, menggenggamnya si satu tangan.
"Bunuh dia"
Dirga berjengit, tidak percaya dengan hal yang diinginkan pria itu.
"Tapi-! Kalau saya membunuh saya bisa masuk penjar-"
"Kamu melawan perkataan saya?"
Dirga tersedak oleh kata-katanya sendiri. Ia tertegun, lupa bahwa ia bukan apa-apa di mata pria ini.
"Kamu...sebuah beban di hidup saya?", tanya Mr. X berbalik, menghadap ke Dirga sembari diselubungi cahaya malam.
"Kamu? Pria pengecut yang tidak bisa apa-apa?", tanya lagi melangkahkan kakinya perlahan.
"Kamu, orang yang menyebabkan kematian Arina atas kelemahanmu?", tanyanya mengintimidasi Dirga, membuatnya tertunduk bahkan saat pria itu berdiri di depannya.
Sepatu pantofel cokelat mengkilat yang selalu ia pakai terlihat oleh Dirga, merasakan terror terhadap pria ini.
Mr. X mencengkram rambut Dirga, membisikan kata-kata,
"Kalau seseorang merenggut orang yang kau cintai, kau balas saja, renggutlah nyawa orang itu. Tunjukan kamu bukan orang lemah, yang menerima kematian berdata palsu begitu saja"
Ia lalu menuangkan wine kr atas kepala Dirga, membuatnya mengalir ke wajahnya sebelum terjatuh dari dagu.
"Bangkitlah Dirga. Terbakarlah oleh emosi. Gunakan darahnya untuk mandi. Tersenyumlah diatas jasadnya"
"Itulah, kemenangan yang absolut"
_________________________________________
Naisya merasa janggalArga menjadi sangat diam.
Lebih dari biasanya.Biasanya saat Naisya mengajak bicara, Arga akan meresponnya dengan kembali bertanya atau mendengarkan dengan penuh ekspresi.
Tapi sekarang...
Pria itu terus menunduk, dengan mata agak sembab. Setiap diajak bicara ia diam saja, dengan mata kosong tidak tertuju pada manapun. Lalu menjawab tanpa terfokus, sering kali jawabannya ngga nyambung.
"Arga, lo kenapa sih?", tanya Naisya saat jam pelajaran olahraga. Ia memakai kaus ketat putih dengan celana pendek biru, tapi ia mengenakan legging di bawahnya.
Gadis itu tengah melakukan stretching, melemaskan sendi-sendinya dan untuk menghindari keram saat olahraga.
Arga tetap diam, duduk memeluk lututnya seperti anak kecil,
"Nanti aja...", bisiknya tidak didengar oleh Naisya, membuat gadis itu berseru, "Haaa??? Apa lu bilang barusan?"
"Nai! Ayo!", ajak Hazel dengan bola volli di tangannya. Perhatian Naisya langsung teralih, ikut ke lapangan meninggalkan Arga seorang diri dengan lamunannya.
Ia merasa frustasi. Ia merasa stress dengan perintah ayahnya ke Dirga.
Ia tidak habis pikir, kenapa ia memerintah putranya sendiri untuk membunuh orang? Membalas nyawa dengan nyawa?"Apa?! Papa suruh lu bunuh Liam?", seru Arga semalam, melihat Dirga berdiri di pojokan seolah ingin bersembunyi di bayangan, pria bermasker hitam itu terdiam menghela nafas,
"Perintahnya adalah jalan hidupku"
"Tapi lu bisa dipenjara lho!", seru Arga beranjak dari kasurnya. Dirga memejamkan mata, bergumam rendah,
"Bukan masalah gue dipenjara. Yang gue pikirin...", Dirga membuka matanya dan menatap ke Arga, "Gimana kalo misalkan, lu yang ditangkep?"
"Hah?", mata Arga membulat.
"Gue cukup yakin publik gabisa ngebedain gue sama lu. Banyak dari mereka yang kira kita orang yang sama. Gue khawatir semisal gue bunuh Liam dan kabur, yang ditangkep lu", balas Dirga masih tenang tapi Arga tetap membalas dengan frustasi,
"Tapi kan ga ada sidik jari gue disitu. Plus gue ga ada di lokasi kan? Gue aman kalo gue di ru-"
"-apa perbedaan kita secara fisik?", tanya Dirga memotong celoteh Arga, membuatnya terdiam.
Dirga dan Arga saling menatap, saling mempertanyakan.
Apa perbedaan dari kami?
Mereka jadi teringat pesan ibunya, dengan jemari diselubungi kain, ia berkata kepada Arga dan Dirga
"Diri sendiri...dan diri yang lain", ucap wanita itu dengan lembut ke buah hatinya.
"Satu tidak pernah meragukan keberadaan dirinya sendiri. Dan satu lagi tidak benar-benar bisa memahami jiwa yang lain. Tapi tetap saja...mereka tumbuh tercampur"
"Diri menjadi orang lain, dan orang lain menjadi diri", ucap wanita itu menyatukan kedua tangannya, membuatnya terlihat seperti tertukat ke satu sama lain. Namun kemudian ia membukanya seperti bunga bermekaran,
"Sesuatu yang tidak bersatu, tapi seragam. Itulah kalian wahai anakku"
"Tapi hati-hatilah", sambung Arga mengingat ucapan ibunya. Lalu Dirga ikut menyambung, "Jangan pernah kalian bertengkar",
Arga melanjutkan lagi dengan nada berbisik, "Saat salah satu dari kalian menang, ialah yang akan menjadi 'yang sesungguhnya',-", "-dan yang kalah akan menjadi 'yang palsu', tidak akan bisa kembali normal lagi...", sambung Dirga.
Dengan suara yang bersatu dan tidak bisa dibedakan, mereka berucap kata-kata terakhir ibunya,
"Maka itu kunamai kalian Dirgantara"
_________________________________________
Naisya melakukan smash ke bola volli yang dilayangkan ke tempatnya, memberi point ke teamnya.Gadis itu bersorak-sorai bersama teman-temannya, bahkan bertrpuk tangan dan berpelukan ke lawan jenis.
Padahal ia ingin Arga untuk menyukainya, tapi ia sendiri dengan bebas memeluk laki-laki lainnya.
Jika memang ingin disukai, bukankah ia seharusnya menjadikan Arga yang spesial? Hanya memeluk dirinya, hanya berbicara kepadanya.
Jika ingin berbicara siapa yang lebih pantas di dekati, jawabannya adalah Amanda. Memang suka overprotektif tapi sesungguhnya tidak benar-benar kelewat batas.
Naisya memang manis, berani, tidak manja dan mandiri. Tapi dia tetap memperlakukan siapapun dengan cara yang sama. Ramahnya, senyumnya, tawanya, akan ia bagikan ke semua orang, tidak memberi hal spesial ke Arga.
Tapi
Bisakah Arga dan Dirga menyukai salah satu dari mereka saat mereka sedang ditekan masalah pribadi?
Dirga mendapat tugas berjibaku, dan Arga bisa kena imbasnya.
Hal ini membuat Arga berpikir...
Haruskah ia kabur dari kenyataan lagi? Membiarkan Dirga ditangkap sedangkan dirinya kabur?
Tapi sebelum Arga bisa memutuskan...
Rantai Hijau sudah membunyikan besinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara
Teen FictionDirga? Arga? Adalah orang yang memiliki sifat bertolak belakang Arga adalah orang yang culun dan cenderung pendiam disekolahnya. Tapi dia memiliki rahasia diluar... Dirga adalah orang tangguh dan misterius. Bahkan masa lalunya masih berupa misteri S...