Amanda bukannya tenang, malah curiga. Ia duduk diam di tangga.
Kenapa?
Cewe itu, yang semenjak dateng gangguin Arga mulu, sekarang ngilang entah kemana. Seharusnya ia tenang, tapi entah kenapa jadi mencurigakan.
Apa dia nyari informasi Arga lagi?
Atau dia sudah mendapat informasinya?"Bahaya...jangan-jangan dia tau rahasia Arga", pikir Amanda khawatir, ia mengulum bibirnya sambil menyilangkan tangannya.
Dia malah melamun menatap jendela disebelah tangga yang memamerkan Jakarta dari ketinggian. Bahkan awan kelabu yang saling bergemuruh terasa biasa saja bagi Amanda, seakan-akan keanehan Naisya lebih penting.
"Kenapa ya...rasanya ga sudi Naisya mau kenal Arga?", Amanda memangku dagunya dengan tangan, kilatan petir mulai terlihat di balik awan. Ia seharusnya mundur, tapi dia masih ingin berdiam disitu.
Saat ia melamun begitu, seseorang menepuk bahunya dari belakang.
Arga
"Eh, Arga", Amanda berbalik tersenyum simpul ke sahabatnya itu. Arga duduk disebelahnya sambil merapihkan kemeja belakangnya.
"Mikirin apa?", tanya Arga. Amanda menggeleng lemas, menolak memberi tahu kekhawatirannya. Argapun menangguk, tidak ingin bertanya lebih dalam.
"Jimmy nyariin lu lagi", ungkap Arga memainkan jemarinya sendiri. Amanda mengernyitkan dahi jengkel, "Bener-bener deh dia"
Dengan sok berani, Arga bilang, "Kalo lu gasuka, gue singkirin dia". Mendengar tawaran dari sahabatnya yang culun itu membuat Amanda terkekeh,
"Emangnya Arga yang Culun gini berani lawan Jimmy?", goda Amanda tersenyum licik,
"Ah...umh...", bibir Arga bergetar maluGadis itu tertawa lagi, kemudian menyikutnya pelan, "Ayo kita ke kantin", ajaknya.
Kemudian sepasang sahabat itu berjalan menuju kantin modern. Saat berjalan berdua begini, Amanda jadi melupakan kekhawatirannya tentang Naisya.
Amanda memesan yogurt dan susu pisang, sedangkan Arga memakan sandwich keju dengan espresso dingin.
"Lho? Kok makan yogurt lagi?", tanya Arga memperhatikan semangkuk susu fermentasi yang dihias dengan oat, berbagai buah beri, juga potongan pisang.
Amanda yang sudah menyendokan makanannya terhenti, terlihat berpikir, "Gue lagi diet"
Arga menggeleng tidak habis pikir, "Lebih penting nutrisi ke badan lu daripada penampilan tau! Jangan makan yang beginian mulu! Sesekali makan yang berat dikit boleh kali, ini udah seminggu lho lu makan yogurt mulu"
Mendengar temannya yang lugu mendadak serius dan menunjukan kepeduliannya membuat Amanda terkekeh, mengundang kebingungan Arga.
"Lu tuh ya, padahal dingin banget ke orang lain. Rupanya lu bisa peduli juga ya",
Pipi Arga menjadi merah padam, kemudian ia membuang mukanya.
"Lu kan sahabat gue...",Setelah puas Amanda tertawa dengan anggun, ia tersenyum ke Arga.
Dari dulu memang begini.
Arga terkesan sangat dingin dan misterius di mata orang lain. Namun sebenarnya dia orang yang cukup terbuka jika merasa nyaman.
Dia tidak berbicara banyak, dan kebanyakan hanya menanyakan hal-hal ke Amanda tentang dirinya sendiri, namun Arga enggan menceritakan tentang dirinya.
Malu, kalo dia bilang.
Di tempat ramai seperti lorong, mereka hanya akan saling diam. Barulah mereka akan berbincang saat berada di tempat yang sepi dari murid.
Hal ini membuat banyak orang berpikir kalau mereka pacaran. Padahal mereka hanya teman biasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara
Ficção AdolescenteDirga? Arga? Adalah orang yang memiliki sifat bertolak belakang Arga adalah orang yang culun dan cenderung pendiam disekolahnya. Tapi dia memiliki rahasia diluar... Dirga adalah orang tangguh dan misterius. Bahkan masa lalunya masih berupa misteri S...