Anak yang telat bernama Arga, terlihat kaku dan gugup.
"S-saya..."
"Sudahlah kamu duduk aja, kali ini ibu biarin", kata Bu Dewi melirik Arga sebentar, kemudian kembali menggambar anatomi tubuh manusia di papan tulis.Arga duduk dibelakang Naisya dalam diam. Teman disebelahnya segera memberti tau apa halaman yang sedang dipelajari.
Kemudian pelajaran dimulai.
Untung disekolah lama Naisyapun sedang membahas ini, jadi dia ga kerepotan buat ngelanjutin. Tapi ini berarti dia harus mindahin catatan lamanya ke catatan baru semalaman.Setelah 2 jam pelajaran, speaker yang menyanyikan mars sekolah berbunyi, menandakan istirahat.
Naisya merapihkan bukunya sebelum ia masukan ke tas, ia kemudian berdiri.
"Hai Naisyaaa gue Lunaa!", seru siswi yang memperkenalkan diri ke Naisya. Mendadak mejanya jadi rame sama murid-murid yang memperkenalkan diri. Diluar dugaan anak-anak disini ramah, berbeda sama pemikiran Naisya. Setelah beberapa saat mejanya riuh, perlahan murid berpergian, menampilkan Amanda yang daritadi diam berdiri dibelakang mereka.
"Hai...", sapa Amanda ke Naisya dengan malu-malu. Naisya tersenyum.
Amanda tertawa pelan dengan anggun, kemudian ke meja belakangnya, tangannya bersandar di bahu Arga.
"Ini Arga", senyum Amanda memperkenalkan pria culun yang semenjak tadi diam. "Hi, gue Naisya", sapa Naisya tersenyum miring.
Setelah itu Amanda mengajak Naisya dan Arga ke kantin yang terletak di lantai 2 SMA. Kantinnya luas dan bersih. Sama seperti tema sekolah ini, kantinnya berwarna putih dengan campuran pola biru yang terkesan elegan. Meja-mejanya berbentuk hexagon dan kotak dengan bangku melingkarinya, agar tidak dicuri dibagian bawahnya ada besi yang dilas kepada kaki meja. Dan karena disini sekolahnya canggih, mereka memesan melalui mesin dan harus mengantri.
Nantinya mereka akan menunggu di meja sebelum layar dan suara sintetik memanggil nomor pesanan.
Amanda mengajak mereka duduk di meja kotak setelah memesan makanan masing-masing.
"Wow....canggih banget disini!", siul Naisya kagum melihag sekitar. Amanda terkekeh pelan,
"Gimana? Pelajarannya susah?", tanya Amanda menyatukan tangannya di atas meja sambil menyilang kakinya, menunjukan kefeminimannya."Baru biologi kok udah ditanya hehe. Untung materinya sama", jawab Naisya bersender ke meja.
'Pesanan 209, bihun goreng, fruit yogurt, dan pancake mohon datang ke box 4', panggil suara sintetis. Arga beranjak, kemudian pergi ke konter 4 dan mengscan karcis yang berisi barcode konfirmasi. Box dibuka dan mengeluarkan nampan berisi pesanan mereka.
Arga membawanya dalam diam, kemudian menyerahkan makanan mereka satu-satu.
"Makasih Ar", kata Amanda menerima semangkuk yogurt buah, kemudian Arga memberikan pancake tebal ke Naisya.
"Thanks Ar, kok lu diem banget sih? Abis operasi mulut", ledek Naisya.
Arga hanya diam, membuat Amanda menggantikannya, "Dia memang begitu, pendiam", senyumnya gugup sambil sesekali melirik temannya. Naisya memincingkan matanya manggut-manggut paham, kemudian ia kembali menyendokan pancake tebalnya ke mulut.
Mereka awalnya makan dengan hening, namun Naisya bisa mendengar orang-orang menggodanya dari belakang.
"Wuiii cakep juga tuu"
"Sama abang mau dong nengg"
"Cewek! Suit suit!"Naisya mendecakan lidahnya risih, kemudian kembali melirik Arga.
"Amanda dari dulu disini?", tanya Nasiya mengalihkan emosinya.
"Hm?", Amanda masih mengunyah makanannya, kemudian ia telan sebelum menjawab,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara
Novela JuvenilDirga? Arga? Adalah orang yang memiliki sifat bertolak belakang Arga adalah orang yang culun dan cenderung pendiam disekolahnya. Tapi dia memiliki rahasia diluar... Dirga adalah orang tangguh dan misterius. Bahkan masa lalunya masih berupa misteri S...