Happy reading
_________________
Sayup-sayup terdengar suara lembut nan merdu seseorang tengah melantunkan ayat suci Al-Quran. Al-mulk, surah yang dibacanya.
Suara itu begitu menenangkan hati, menggetarkan jiwa. Dihamparan rumput nan hijau ini. Dihiasi warna warni bunga yang bermekaran. Menambah kesyahduan momen langka ini.Perlahan, dia melangkah. Mendekati sumber kehangatan jiwa itu. Nampak seorang wanita dengan hijab syar'i yang menjuntai membelakanginya. Ingin menyapa namun enggan bergerak karena terpaku dengan kemerduan suaranya.
"Assalamualaikum, ya zaujy." Ucapan wanita itu begitu mengejutkannya.
'Zaujy, apa yang wanita itu ucapkan barusan?' pikirnya yang masih mencerna keadaan.
Wanita itu lantas berbalik badan menghadapnya, nampak senyuman hangat tersungging di bibir manisnya. Dengan wajahnya yang hanya terlihat samar-samar karena pantulan cahaya putih
.
"Wa-waalaikum salam," jawabnya gugup.Wanita itu mengulurkan tangannya untuk menyambut salam dari dia. Dengan sedikit keraguan dia membalasnya.
Cup.
Wanita itu mencium punggung tangan Dia kemudian secara perlahan melangkah mundur hingga tertelan cahaya putih dibelakangnya.
"Tunggu ...."
*****
Gus Asad terbangun dari tidurnya dengan peluh yang membanjiri pelipisnya. Menatap lurus kedepan seraya menormalkan nafasnya."Astaghfirullah ...." Gus Asad beristighfar, memohon ampun pada sang kuasa.
Berusaha mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. Berharap semua itu bukanlah sekedar mimpi.
Sungguh, mimpi yang baru saja dialaminya seakan begitu nyata.
"Ya Allah, pertanda apakah ini?" gumamnya dengan terus melafalkan kalam Allah.
Gus Asad melirik kesampingnya. Namun, dia hanya mendapatkan gelas kosong. Dilihatnya jam pada ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 03.10 Wib.
Setelah merasa lebih baik, Gus Asad beranjak dari ranjangnya menuju dapur untuk mengambil air. Menuruni anak tangga satu persatu.
Tepat di depan pintu kamar Ning Mila, sayup-sayup terdengar suara yang sama seperti dalam mimpinya tengah melantunkan ayat suci Al-Quran.Perlahan Gus Asad mendekat. Kebetulan, pintu kamar tak tertutup rapat sehingga memudahkannya melihat siapa orangnya.
Nampak seseorang yang membelakanginya, tepatnya orang itu tengah menghadap kiblat dengan balutan mukena. Semuanya sama persis dengan mimpinya. Bahkan serasa de javu.
Mungkinkah adiknya yang ada disana? Ah rasanya tidak mungkin. Bangun tahajud saja harus di gebrak umi, mana mungkin hari ini dia bisa serajin ini.
Rupanya Gus Asad melupakan sesuatu. Di kamar itu bukan hanya ada adiknya. Seorang mbak santri kini juga menempati kamarnya.
Mengingat kembali tujuan awalnya, Gus Asad kembali melangkah menuju dapur yang tak jauh darinya berada.Setelah selesai, Gus Asad kembali ke kamarnya lalu melaksanakan shalat tahajjud. Ah, dia baru ingat. Sebelum tidur, Gus Asad membuka kitab pemberian Abah Yai dari Al-Amin. Kemudian melaksanakan shalat istikharah.
Mungkinkah mimpinya adalah petunjuk Allah? Lalu, siapakah gadis itu?
Memikirkannya membuat Gus Asad pusing sendiri. Entahlah, siapakah gadis yang telah di pilihkan sang maha kuasa untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tabarrukan (On Going)
RomanceJudul asal CEO DARI PESANTREN Khadijah Malika Aslan, gadis manja dengan sejuta pesona tersembunyi. Di balik kesederhanaannya yang ternyata putri Sultan. As'ad Musthafa Rahman, kang santri tampan lulusan Kairo Yang berjuang di jalan para ulama. Penca...