05 (toko kitab)

522 54 0
                                    

vote dan comen

Happy reading
________________________

Pagi ini Rahman family tengah berkumpul, bersiap untuk menyantap sarapnnya.

Gus Asad keluar dari kamarnya kemudian bergabung dengan yang lainnya.

"Ami acad, cini-cini duduknya deket apan, cini camping apan cini" celoteh Zafran dengan cadelnya yang menggemaskan.

Zafran Esen Rahman, putra dari gus Hakeem, kakak pertama gus Asad dengan istri pertamanya Ning Sabrina.

Hakeem Esen Rahman, putra pertama Kyai Zaid Abdurrahman

"Zafran makana apa tuh?" tanya gus Asad menghampiri bocah 2 tahun itu.

"Apan makan ayam oleng Ami" jawabnya dengan mulut penuh.

Ami adalah sebutan paman dalam bahasa arab

"Mas, hari ini mau kemana?" tanya Ning Mila, adik perempuan gus Asad.

Akmila Warda Rahman, putri ke 4 Kyai Zaid Abdurrahman.

"Mau kunjungin toko nanti" jawab gus Asad seraya mengambil makanannya.

"Pakai setelan itu mas?" tanya Ning Mila seraya memperhatikan pakaian gus Asad.

Gus Asad hanya mengangguk, menurutnya tak ada yang salah dalam pakaiannya hari ini.

Ya, hari ini gus Asad makai sarung hitam di padukan dengan kemeja maroon lengan pendek dan peci hitam. Sederhana namun itulah gus Asad.

"Uluh- uluh, Qonaahnya Mas ku satu ini" ujar Ning Mila.

"Qonaah apa tak tau trend?" cibir gus Hakeem. Gus Asad hanya mengedikan bahu acuh.

"Bilang aja malas cari perpaduan mas" timpal gus Serkan.

Serkan Syadat Rahman, putra ke 3 Kyai Zaid Abdurrahman.

"Ish, iya lihat saja nanti, sekali Asad rubah penampilan semua akan terkagum-kagum, bahkan stell mas Hakeem pun kalah " ujar gus Asad yang kesal karena di pojokan.

Gus Asad bukan orang yang mudah kesal dan pemarah, bahkan di luar sana banyak yang menilainya sebagai orang penuh kharisma dan tegas.

Tapi jika sudah di hadapkan dengan keluarga terutama para saudaranya, maka semua sifat usil mereka keluarkan.

"Sudah-sudah, waktunya makan jangan berbicara" potong Kyai Zaid  melerai anak-anaknya yang sepertinya tak ingat umur.

Sementara itu, umi sakinah dan ning Sabrina hanya terkekeh melihat kakak beradik tengah bergurau.

*****

"

"Mas, Mila mau pinjam kitabnya yah" ucap Ning Mila.

setelah selesai sarapan kini mereka masih setia di meja makan.

"Kenapa tidak pinjam pada Mas Serkan saja?" balas gus Asad.

"Kebiasaan banget mas Asad, kalo di tanya jawabannya balik tanya" gerutu Ning Mila.

Tabarrukan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang