Ada yang penasaran sama perbincangan Gus Asad dengan Kang Karim??
Yok simak selengkapnya.
Vote komen.
Happy reading
***"Namanya Khadijah malika aslan. Putri tunggal kerajaan Aslan, pewaris yang selama ini tengah di asingkan demi keamanan. Bahkan, dunia bisnis saja masih belum mengetahui jelas, bagaimana rupa putri keluarga Aslan." Kang Karim memperhatikan raut wajah Gus Asad yang tengah menyimak penjelasannya. Ya, kemarin saat bertandang ke pesantren, Gus Asad meminta padanya untuk menyelediki tentang gadis cantik itu.
"Lulusan terbaik dari UGM, fakultas bisnis tahun kemarin. Khafidzah terbaik tahun ini di Al-Amin." Kang Karim menjelaskan semua yang di ketahuinya.
"Bagaimana, Kang? Apa masih kurang jelas?" tanya Kang Karim saat Gus Asad hanya diam tak bergeming.
"Cukup, Kang. Sudah cukup jelas." Gus Asad menjawab lirih.
"Sekarang bagaimana, Kang? Apa kau akan mundur, atau terus maju?" tanya Kang Karim penuh selidik.
Baru saja akan menjawab, seseorang datang menghampiri dengan membawa nampan berisi teh. Dia berjalan dengan lutut. Dengan wajah yang masih menunduk, dia hidangkan teh tersebut.
"Monggo di sambi," ucapnya mempersilahkan. Nampak sekali wajah malu-malunya saat mendongakkan kepalanya.
"Mbak Icha," gumam Kang Karim saat melihat wajah gadis di depannya.
Gadis dari pesantrennya dulu. Gadis yang sering terlihat dengan Ning Nabila. Gadis yang banyak di bicarakan para kang santri sejak acara khotmil Qur'an. Awalnya, semua kang santri Al-Amin hanya mengenalnya karena dekat dengan Ningnya itu, bahkan ada yang beranggapan bahwa dia adalah saudara dari jauh. Namun, setelah acara khotmil Qur'an, barulah mereka mengetahui secara pasti hubungan antara dua orang itu.
Gus Asad membeku saat manik indah itu beralih menatapnya saat tadi sejenak menatap Kang Karim. Buru-buru Gus Asad memalingkan wajahnya.
Setelah menghidangkan suguhan, kemudian Khadijah berlalu dari sana.
''Entahlah, Kang. Saya bingung," jawab Gus Asad menunduk.
"Hahaha, Kang Mustafa ini bagaimana?" kang Karim tertawa sumbang mendengar penuturan Gus muda di depannya ini.
"Tanyakan pada hatimu, Kang. Mohon petunjuk sang Kuasa." Kang Karim menepuk pelan pundak Gus Asad.
"Saya sudah berulang kali mencoba, Kang. Dan hasilnya tetap sama." Gus Asad menatap lekat pada Kang Karim.
"Lalu, kenapa kau menanyakan gadis lain?" Kang Karim masih penasaran dengan hal yang mengganjal di hati kawannya itu.
"Dia bukan gadis lain, Kang. Meskipun waktu itu aku tidak melihat wajahnya, tapi suaranya saja cukup memberi petunjuk untukku, Kang," jawab Gus Asad.
Ingatannya kembali memutar saat terakhir kali melakukan shalat istikharah dan kembali mendapati seseorang yang tengah mengaji. Tepat pada malam itu juga, Gus Asad mendengar suara yang sama persis dengan mimpinya berasal dari gadis itu. Gus Asad sangat yakin bahwa dia tidak salah dengar.
"Jika memang sudah jelas, lalu apa yang mengganggu pikiranmu, Kang?" Kang Karim jadi bingung sendiri.
"Perbedaan diantara kami yang mengganggu pikiranku, Kang."
"Maksudnya?" Kang Karim masih tidak mengerti apa yang coba disampaikan Gus Asad.
"Bukankah tadi kau bilang dia putri tunggal Tuan Khumed? Itu artinya, dia pewaris Aslan grup," ujar Gus Asad.
![](https://img.wattpad.com/cover/278899106-288-k659312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabarrukan (On Going)
RomanceJudul asal CEO DARI PESANTREN Khadijah Malika Aslan, gadis manja dengan sejuta pesona tersembunyi. Di balik kesederhanaannya yang ternyata putri Sultan. As'ad Musthafa Rahman, kang santri tampan lulusan Kairo Yang berjuang di jalan para ulama. Penca...