PROLOG

52.5K 2.9K 89
                                    

ASSALAMMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

SELAMAT DATANG DI CERITA PERTAMA AKU, SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITANYA.

PADA TAU CERITA INI DARI JALUR MANA NIH?

TANDAIN KALO ADA TYPO

TIM BACA ULANG?

TIM BARU BACA?

***
Di sebuah parkiran kampus ternama di jakarta seorang gadis tengah menunggu pak supir yang biasa mengantar jemputnya pergi ke kampus.

Gadis itu adalah Azzahra Kayla Anantasya. Gadis berumur 19 tahun yang masih melanjutkan pendidikannya di jenjang perkuliahan.

"Assalammu'alaikum non Kayla. Maaf lama, tadi mamang abis nganterin nyonya ke pasar dulu," ucap mang Ujang, supir Kayla.

"Waalaikumsalam, gak papa kok mang," ucap Kayla sembari tersenyum.

"Silahkan masuk, non," ucap mang Ujang mempersilahkan Kayla memasuki mobil. Lalu Kayla pun masuk ke dalam mobil.

"Makasih, mang,"

Mang Ujang adalah supir Kayla yang sudah bekerja dengan keluarga Kayla saat Kayla berusia 5 tahun.

"Hm, mang nanti berenti di minimarket sebentar, ya?" pinta Kayla.

"Iyaa, non."

Setelah sampai di minimarket, Kayla pun keluar dari dalam mobil lalu berjalan memasuki minimarket tersebut. Sedangkan mang Ujang menunggu di dalam mobil.

Saat sudah berada di dalam minimarket tersebut. Kayla pun berjalan mendekati rak obat pereda nyeri haid. Ya, memang tujuan awalnya pergi ke minimarket adalah ingin membeli obat pereda nyeri haid.

Sedangkan di tempat yang sama, seorang pria sedang menemani sang ibu berbelanja. Pria tersebut adalah Fazri Andara Alkabir. Pria berumur 24 tahun itu adalah seorang ustadz muda yang sangat terkenal di kalangan para ustadz-usadz. Ia juga masih single loh kawan-kawan.

"Fazri umi mau minta tolong, boleh?" tanya umi Mila, umi Fazri.

"Na'am umi, mau minta tolong apa?"

"Kamu ke rak sebelah sana, tolong ambilin obat pereda nyeri haid buat adik kamu," titah Umi Mila.

"Obat pereda nyeri haid?"

"Iyaa, kamu mau kan?"

"I-iya umi,"

Lalu setelah itu Fazri pun berjalan menuju rak yang di tunjuk sang Ibu.

"Yang mana, ya?" gumamnya pelan.

"Ini mungkin," ucap Fazri.

Lalu ia pun mengambil obat tersebut yang hanya tersisa tinggal satu. Saat Fazri berbalik badan, ia tidak sengaja menambrak seorang gadis yang tengah berjalan menunduk.

Brukkk

"Afwan mbak, saya tidak sengaja," ucap Fazri.

"Iyaa tidak papa, mas." ucap gadis itu yang masih menundukan kepalanya. Lalu gadis itu pun berjalan melewati Fazri begitu saja.

"Yah, udah abis," ucap gadis itu saat melihat apa yang ingin ia beli sudah tidak ada di tempatnya.

"Afwan sebelumnya, mbak, kalo boleh tau mbak lagi cari apa, ya?" tanya Fazri.

"Hmm, itu mas, saya lagi cari obat."

"Obat apa?"

"Obat pereda nyeri haid," cicit gadis itu pelan.

"Yang ini?" tanya Fazri sembari memperlihatkan obat yang ia pegang. Lalu gadis itu pun melihat obat yang Fazri tunjukan kepadanya.

"Iya, mas," jawab gadis itu, gadis yang tak lain adalah Kayla.

"Fazri," panggil Umi Fazri yang baru saja datang menghampiri keduanya.

"Iya, umi?"

"Udah dapet belum obatnya?" tanya Umi Mila.

"Udah, umi,"

"Alhamdulilah kalo gitu. Eh, ini siapa, Zri?" tanya umi Mila.

Lalu Kayla pun mendongakan kepalanya, menatap wanita paruh baya yang berada dihadapannya.

"Saya Kayla, tan," ucap Kayla sembari tersenyum.

"Gadis cantik," ucap Umi Mila yang membuat Kayla tersenyum.

"Aamiin, makasih, tan."

"Dia siapa kamu, Zri?" tanya umi pada Fazri yang sedari tadi diam sembari menatap Kayla yang tersenyum ke arah uminya. Manis, satu kata itu yang cocok untuk senyuman Kayla.

"Fazri juga baru ketemu sama dia, Mi." jawab Fazri sembari mengalihkan tatapannya dari Kayla.

"Yaudah kalo gitu, saya izin pamit dulu ya, tan, mas. Asalammualaikum," ucap Kayla sebelum pergi meninggalkan Fazri dan uminya.

"Waalaikumsalam," jawab Umi dan Fazri.

Setelah kepergian Kayla, Fazri pun hanya tersenyum tipis. Entah lah ia merasa ada yang aneh dengan dirinya saat mendengar suara Kayla, apalagi saat melihat senyum gadis itu.

"Ekhem!" dehem Umi Mila menyadarkan Fazri dari lamunannya.

"Kenapa, Mi?" tanya Fazri dengan cengo.

"Udah senyum-senyumnya?" tanya Umi Mila dengan menatap Fazri jahil.

"Senyum-senyum apa? Orang Fazri gak senyum-senyum, kok," elak Fazri.

"Yaudah, ayo kita ke kasir," ajak Umi Mila pada Fazri, lalu keduanya pun langsung saja berjalan menuju kasir. Saat di tempat kasir, bukan satu dua orang perempuan yang menatap Fazri dengan tatapan kagu, tapi Fazri hanya acuh saja.

"Hmm, ini anaknya ya, tan?" tanya mbak kasir dengan genit.

"Iya, kenapa emangnya, mbak?"

"Udah punya istri anaknya, tan?" tanya mbak kasir lagi.

"Udah, mbak, istrinya lagi di rumah gak ikut," jawab Umi berbohong, membuat raut wajah mbak kasir tersebut langsung saja berubah kusut. Sedangkan Fazri yang mendengar perkataan Uminya, ia hanya menggelengakn kepalanya. Sudah biasa baginya jika sedang bersama Uminya, terus ada yang menanyakan prihal ia sudah punya istri atau belum. Pasti Uminya akan menjawab sudah, dan Fazri pun tidak tau apa alasannya.

***

JANGAN LUPA VOTE!

Pak Ustadz My Husband [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang