Part 18 🦎🐍

2.4K 146 20
                                    

Selesai dengan pemotretannya Ferlita pergi makan siang bersama para staff dan model-model lainnya. Ferlita duduk bersama beberapa model lainnya. Entah pura-pura tidak tahu atau ia benar-benar tidak tahu jika ada Daniel di restoran itu, dari bawah meja tangan Ferlita membelai paha mulus teman modelnya.

Ferlita terlihat mengobrol santai dengan model-model lainnya. Model wanita yang sedang di belainya juga terlihat biasa saja membuat Daniel yang melihatnya begitu marah. Bisa-bisanya di tempat umum Ferlita melakukan hal seperti itu.

Daniel sudah tidak tahan lagi, ia bangkit dari kursinya dan dengan cepat melangkahkan kakinya mendekati meja Ferlita. Dengan cepat Daniel menarik tangan Ferlita membuat sang empunya langsung menoleh, begitu pun dengan semua modep dan para staff lainnya.

Ferlita membulatkan matanya melihat Daniel yang ternyata  memegang tangannya saat ini. "Kamu sudah selesai bekerja kan, jadi ikut denganku!" ucap Daniel seraya tersenyum manis tetapi matanya berkata agar Ferlita mengikutinya.

Manajer Ferlita langsung menghampiri Daniel dan Ferlita. "Siapa kamu?" tanyanya  seraya memegang pundak Daniel.

"Aku suaminya, jadi aku akan membawa istriku," ucap Daniel begitu dengan suara tenangnya.

Ferlita segera berdiri dan dengan kasar melepaskan pegangan tangan Daniel. Namun, pegangan tangan Daniel ternyata begitu erat hingga ia tidak bisa melepaskannya.

"Lepaskan aku!" tegas Ferlita.

Daniel yang tadinya sedang menatap berani manajer Ferlita kini mengalihkan pandangannya ke arah Ferlita. Tatapan dingin dan tegas yang kini Ferlita lihat. Daniel sedang marah saat ini, jika sedang marah mantan suaminya ini tidak bisa di lawan sama sekali.

"Ikut denganku!" ucap Daniel menatap Ferlita.

"Aku akan mengurusnya," ucap Ferlita menatap manajernya. Ia kemudian berjalan terlebih dahulu kemudian Daniel yang memegang tangan Ferlita pun langsung mengikuti langkah Ferlita.

Daniel menahan langkah Ferlita, membuat Ferlita mau tidak mau berhenti melangkah. "Tunggu sebentar, aku harus menyelesaikan menyelesaikan pekerjaanku," ucap Daniel kemudian ia menarik tangan Ferlita untuk mengikutinya. 

Tidak mau menjadi tontonan, Ferlita menurut saja. Padahal dengan dia ikut dengan Daniel ia sudah menajdi tontonan para staff dan juga teman-teman modelnya. Wanita yang duduk di samping Ferlita tadi  hanya menatap punggung Ferlita dan Daniel. "Apa benar itu suaminya? Bukankah Bella belum menikah?" tanya model - model yang duduk satu meja dengan Ferlita.

"Iya, benar. Mungkin Bella menyembunyikan pernikahannya. Dia kan cukup terkenal," jawab yang lainnya. 

Wanita yang duduk di samping Ferlita masih diam tidak mempedulikan apa yang  dikatakan teman-temannya. Ia hanya bertanya di dalam pikirannya, apa benar jika Ferlita sudah menikah. Setahunya Ferlita wanita single yang bebas. Bayak wanita dan pria yang bersamanya, tetapi satu pun dari mereka hanya teman ataupun penghangat ranjang. Selama kurang lebih ia mengenal Ferlita ia tidak pernah tahu, bahkan Ferlita tidak pernah membahas pria yang menjadi suaminya.

Dalam hati Feith yang memiliki nama lengkan Feith Zunata itu bertekad akan bertanya pada Ferlita. Ia juga ingat ketika mereka di club dan sedang dalam keadaan mabuk Ferlita menghilang begitu saja. Pekerjaan membuat ia melupakan kejadian itu. Feith kini melihat makanan yang sudah tersaji di hadapannya dan menahan diri untuk tidak mendatangi Ferlita.

Di meja Daniel, sudah ada asisten dan satu orang klientnya. "Maaf, saya tadi tiba-tiba pergi," ucap Daniel pada klientnya.

"Oh, iya. Perkenalkan, dia Anabellan Walden. Istri saya," ucap Daniel seraya tersenyum.

"Ah, bukan!" tolak Ferlita cepat.

"Saya hanya..."

"Ah, istri saya masih malu-malu, jadi ia seperti ini," ucap Daniel seraya menarik pinggang Ferlita agar merapat ke tubuhnya. 

Ferlita terdiam, merasakan pelukan yang begitu kuat dari Daniel. Pelukan seperti ini menandakan bahwa Daniel sedang merasa tidak nyaman dekat dengan seseorang. Ia menatap wanita yang sepertinya sekretaris dari klient Daniel. Wanita itu terlihat biasa saja tetapi kenapa Daniel merasa tidak nyaman.

Daniel menarik kursi dan meminta Ferlita untuk duduk. Ferlita pun menurut saja, tanpa perlawanan. Daniel memanggil pelayan untuk membuat pesanan untuk Ferlita. Ferlita tidak memesan, ia hanya meminta pelayan untuk mengantarkan makanan yang tadi ia pesan ke padanya.

Pesanan mereka sudah sampai semua, saatnya mereka menikmati makanan mereka. Tidak sengaja Ferlita menjatuhkan  pisau yang ia pakai untuk memakan steaknya. Daniel memanggil pelayan untuk mengganti pisaunya, sedangkan Ferlita malah menunduk untuk mengambil pisaunya.

Pemandangan yang tidak biasa kini di hadapannya. Pantas saja Daniel merasa terganggu, bukan dari sekretarisnya melainkan pria yang menjadi klientnya lah yang membuat Daniel tidak nyaman. Ferlita pun menegakkan tubuhnya, dia menatap ke arah Daniel yang memasang wajah datar. Dalam hati Ferlita menahan tawanya, karena seorang Daniel bisa tidak berkutik seperti ini. Hal yang benar-benar di luar keprobadian Daniel.

"Honey," panggil Ferlita membuat Daniel berhenti mengunyah. Selain itu Ferlita dengan sengaja menendang kaki klient Daniel.

"Ada apa?"

"Apakah masih lama, aku mual lama-lama di sini," ucao Ferlita dengan nada manja.

Ferlita kemudian merangkul lengan Daniel dan menyandarkan kepalanya di bahu Daniel. Tidak berkata apa-apa, hanya memasang wajah lelah saja seraya menatap ke arah klient Daniel.

"Kamu habiskan makan kamu dulu, habis itu kita pulang," ucap Daneil dengan suara lembutnya dan tangannya yang bebas mengelus puncak kepala Ferlita sayang. Ia juga meninggalkan sebuah kecupan di kepala Ferlita.

Menghangat, hati Ferlita menghangat seketika mendapat perlakuan seperti itu dari Daniel. Hatinya luluh hanya perlakuan kecil ini, hingga rasanya ia seperti ingin menumpahkan air matanya.

Selesai makan, Daniel pamit terlebih dahulu karena Ferlita yang mengeluh ingin cepat pulang. Mereka berdua kini sudah ada di parkiran. Ferlita segera menjauh dari Daniel dan memberi jarak antara mereka berdua. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?" tanya Ferlita dengan nada suara dinginnya.

Daniel tersenyum, senyuman penuh arti. Ia berjalan mendekati Ferlita hingga tubuh Ferlita membentur mobil. "Aku tidak suka kamu bermain dengan wanita. Jika kamu ingin bermain, bermainlah bersamaku," ucap Daniel yang mendekatkan wajahnya.

Wajah Daniel semakin mendekat dan terus mendekat. Ferlita pun hanya diam terpaku dan menahan nafasnya. Ferlita memalingkan wajahnya ketika bibir mereka sedikit lagi akan bertemu. "Berhenti mengusikku, ini kehidupanku. Kamu tidak ada hak untuk mengatur dengan siapa aku ingin menghabiskan waktuku!" tegas Ferlita dengan suara dinginnya tanpa menatap Daniel.

Marah, tentu saja Daniel marah mendengar ucapan Ferlita. Ferlita miliknya, tidak ada satupun pria ataupun wanita yang boleh memilikinya. Daniel pun menarik tubuh Ferlita agar menjauh dari pintu mobil agar ia bisa membuka pinti mobil. Ferlita berusaha menolak untuk masuk ke mobil, tetapi Daniel tidak bisa di tolak. Daniel memaksa Ferlita masuk ke dalam mobil, kemudian ia mengunci mobilnya agar Ferlita tidak keluar. Dengan cepat ia pun berlari ke arah kemudi. Ia masuk ke mobil dan segera melajukan mobilnya meninggalkan restoran.

TBC...
Wohoo... apa yang akan Daniel lakukan ya guys... Apa bakalan buat dedek lagi ya. 🤣🤣 Ada yang kangen Feli gak? Kira" gimana sama Feli ya, kalau tahu mamanya masih hidup? Weheheh...

Cus, banyakin koment guys...


My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang