Part 6 🦎🐍

4.8K 207 14
                                    

Hai.. hula-hula.. akhirnya up lagi.

Happy Reading guys...

Kini Feli dan Daniel sudah berada di dalam mobil. Feli menekuk bibirnya kebawah dan menggembungkan pipi chubby-nya membuat sang papa ingin mencubit pipinya gemas. Namun, Daniel menepiskan hal itu, ia harus bersikap tegas pada putrinya supaya ia bisa bersikap sopan pada orang yang lebih tua.

"Kenapa kamu seperti itu pada tante Gista?" tanya Daniel dengan suara lembut.

"Feli gak suka!" marahnya tanpa mau menatap papanya. Ia memalingkan wajahnya enggan menatap papanya.

"Kenapa, apa tante Gista pernah nyakitin kamu?"

"Pokoknya Feli gak suka!" teriaknya kesal sambil menatap papanya.

"Pasti ada alasannya," ucap Daniel dengan suara lembut.

"Feli gak suka aja, tante Gista cari-cari perhatian ke papa!" kesalnya sambil bersedekap dan kembali memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Dari mananya tante Gista cari-cari perhatian ke Papa?" tanya Daniel sambil mengusap kepala putrinya.

"Jangan pegang-pegang!" ketusnya kemudian menepis tangan Daniel.

Daniel tersenyum, tingkah Feli mengingatkannya pada almarhum istrinya saat sedang cemburu. Ketika Ferlita hamil ia begitu cemburu dengan sekretarisnya dan sekarang Feli yang sepertinya cemburu dengan sekretarisnya.

"Kenapa my sweety papa bisa bilang begitu? Memangnya Feli tahu orang yang mencari perhatian itu seperti apa?"

"Ya, seperti tante Gista itu. Sok, gak mau di anter, padahal ngarep banget di anter!" ketus Feli masih memalingkan wajahnya.

"Kenapa Feli bisa bilang seperti itu? Bisa aja kan, tante Gista memang gak perlu di antar."

"Feli cewek, jadi Feli tahu. Mana orang yang cari perhatian sama yang serius. Temen-temen Feli di sekolah banyak yang begitu, deketin Feli cuma ada maunya! Momy juga kalau lagi cari perhatian Dady seperti itu!" ketus Feli.

Lagi, Daniel tersenyum dengan perkataan putrinya. Anaknya ini begitu peka dengan sekelilingnya sama seperti Ferlita. Dia terlihat tidak peduli bahkan teman-teman di sekolahnya sering merundungnya, tapi ia masih bisa melihat mana teman-temannya yang hanya memanfaatkannya saja.

"Kamu gak usah cemburu," ucap Daniel seraya tersenyum.

"Cemburu apa?" tanya Feli menatap papanya.

"Hanya mama kamu yang akan selalu jadi istri papa dan hanya mamamu yang akan menjadi mamamu," ucapnya seraya tersenyum hangat. Tangannya bergerak menyentuh pipi putrinya dan senyumannya masih terpatri di wajahnya. Feli hanya diam memandangi wajah papanya yang tersenyum padanya.

***

Kini mereka sudah berada di appartement, Feli sudah merebahkan dirinya di atas tempat tidur sedangkan papanya masih berada di ruang kerjanya. Ia menatap langit-langit kamarnya dan terus memikirkan perkataan papanya tentang hanya mamanya yang akan menjadi istri dan juga mama untuk Feli.

"Bukan ini maksud, aku. Arrrgh!" teriaknya kesal sambil bergerak asal membut selimutnya berantakan. Pintu kamar seketika di buka dengan cepat oleh Daniel karena mendengar teriakan dari putrinya.

Daniel segera menghampiri putrinya dan duduk di sisi ranjang dekat dengan tubuh putrinya. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Daniel khawatir.

Feli diam menatap papanya yang terlihat khawatir. "Sayang," panggilnya dengan suara lembut.

"Pa," panggil Feli sambil mendudukkan tubuhnya.

"Iya, kenapa?"

"Papa boleh menikah lagi," ucap Feli membuat Daniel mengernyitkan dahinya.

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang