Part 32 🦎🐍

2K 121 15
                                    

Hai... hola...
Apakabar semuanya... maafkan daku yang lama ya... 🤭🤭

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Mohon maaf lahir dan batin ya....maaf kalau ada salah kata atau apapun itu baik yg di sengaja ataupun tidak di sengaja. 🙏🙏🤗😇

Mungkin ada yg tertarik sama ceritanua Dedek Adnan Xaviero Anderson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin ada yg tertarik sama ceritanua Dedek Adnan Xaviero Anderson. Cuz.. langsung ke akun titokku guys... BTW, aku memang gak buat versi novel panjangngnya ya... 🤭

Daniel menatap putri dan istrinya yang sedang duduk di pinggir kolam renang. Mereka sedang mengoborol dan sesekali terdengar tawa dari mereka. Handphone Daniel berdering, ternyata sang sekretaris yang menelphone. Setelah menerima panggilan Daniel pun berjalan ke arah luar. Ia harus kembali ke kantor karena ada beberapa dokument dan juga rapat.

Malam pun tiba, sekitar pukul sebelas malam Daniel kembali ke penthousenya. Ia berjalana ke kamarnya dan melihat Ferlita yang tertidur pulas. Daniel tersenyum kemudian ia menutup perlahan pintu kamarnya agar Ferlita tidak terganggu. Daniel berjalan ke kamar sang putri, ia membuka pintu kamarnya perlahan agar sang putri tidak terbangun. Ia berjalan masuk ke dalam untuk melihat wajah sang putri yang tidur dengan lelap. Daniel tersenyum melihat wajah damai putrinya yang tidur.

"Sekarang, Feli udah punya mama. Semoga Feli selalu bahagia ya sayang," ucap Daniel dengan suara berbisik. Ia merapikan selimut putrinya kemudian mencium kening sang putri sebelum dirinya ke luar dari kamar.

Daniel kini menuju dapur, perutnya sudah kelaparana. Tadi ia tidak makan sama sekali sedari siang karena sibuk dengan pekerjaan. Saat makan malam pun Daniel tidak menyentuh makanannya karena sibuk membereskan masalah. Ada tikus kecil yang mencoba mengganggu perusahaan yang masih tahap pemulihan. Walau memang keadaannya sudah stabil, tetapi tetap saja masih belum benar-benar stabil. Kesalahan kecil saja bisa membuat perusahaan goyah lagi.

Daniel membuka lemarin penyimpanan kering, hanya ada mie instan saja. Ia kemudian membuka kulkas, dan hanya ada sayuran dan buah-buahan saja. Ia mengambil satu buah apel dan satu buah pisang."Ah... begini nih, kalau ada bawahan tetapi pria. Kalau tidak di beri catatan membeli stick kulkas, kulkas tidak akan terisi," ucap Daniel kesal.

Ia berjalan ke meja makan dan menarik kursi untuk ia duduki. Ia memakan pisangnya, serya mengusa perutnya yang keroncongan. "Sabar ya, cuma makan pisang dan apel. Gua lagi males masak sayuran. Terlalu ribet," ucapnya sambil mengusap perutnya.

"Ehem," suara deheman membuat Daniel menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Ferlita yang berdehem. Istrinya itu berjalan seraya membawa gelas. Daniel segera berdiri dan menghampiri istrinya.

"Kamu haus? Sini, biar aku ambilin," ucap Daniel meraih gelas Ferlita.

"Enggak perlu!" ketus Ferlita seraya menjauhkan gelasnya dari Daniel.

Daniel hanya menghembuskan napasnya dan membiarkan istrinya itu mengambil air minumnya sendiri. Ferlita meletakkan gelasnya di dapur, ia berjalan ke kulkas dan mengambil beberapa bahan yang ada di kulkas. Daniel yang melihatnya pun segera menghampiri istrinya.

"Kamu mau ngapain? Kamu laper? Biar aku yang..."

"Enggak usah! Aku bisa sendiri, mending kamu duduk. Habisin itu buah kamu!" ucap Ferlita ketus.

Ferlita tadi terbangun karena haus, ketika sampai di dapur ia melihat suaminya itu sedang mencari sesuatu hingga ia hanya mengambil buah saja untuk di makan. Melihat wajah lusu suaminya dan sepertinya suaminya itu kelaparan ia pun akan membuatkan makanan. Tetapi ia tidak mau jika suaminya itu besar kepala, itu sebabnya ia bersikap seperti itu.

Ferlita pun memasak bahan seadaanya, di dalam kulkas ada pokcoy dan ada juga ikan tuna. Ia pun memasak pokcoy saus tiram dan ikan tunanya hanya di grill saja, di bumbui perasan lemon garam dan lada. Daniel menatap sang istri seraya mengigit bibir bawahnya. Cacing di perutnya meronta-ronta karena mencium aroma masakan Ferlita yang enak. Ia menggelengkan kepalanya kemudian memakan buah apelnya. Mengusap perutnya supaya cacing di perutnya tidak berdemo.

Ferlita pun melihat apa yang Daniel lakukan, entah kenapa suaminya itu terlihat menggemaskan. Ferlita segera menggelengkan kepalanya karena menganggap suaminya itu menggemaskan. "Sadar Ferlita, mana ada orang sepertinya mengemaskan. Pyshico Gila, tidak ada yang menggemaskan dalam dirinya," ucap Ferlita dalam hati.

Selesai memasak, Ferlita pun membawa makannya ke meja makan menggunakan nampan. Ia duduk di depan Daniel yang menatap ke arah makanannya. Daniel juga terlihat mengigit bibir bawahnya. Sungguh Ferlita yang melihat Daniel seperti itu ingin sekali mengigit bibir suaminya itu. Entah kenapa itu sangat mengemaskan, dan ia ingin mengigit bibir suaminya itu.

"Arrgh!" kesal Ferlita membuat Daniel langsung menatap istrinya.

"Kamu kenapa?" tanay Daniel dengan wajah kahwatirnya.

"Makan, nih! Aku udah gak nafsu!" ucap Ferlita ketus seraya menyodorkan makannya pada Daniel.

"Kamu mau makan apa? Biar aku buatin atau aku pesenin makanan," ucap Daniel yang sudah berdiri.

"Udah enggak pingin makan!" jawab Ferlita ketus.

Ferlita berdiri dari duduknya, "Habisin makanannya! Awas aja kalau enggak di habisin!" ketus Ferlita kemudian ia berdiri seraya membawa gelas yang sudah ia isi air mineral. Ia berjalan ke kamarnya tanpa menoleh lagi kebelakang.

Daniel menatap punggung sang istri yang sudah menjauh dan kini sudah masuk ke kamarnya. Ia tersenyum menatap makanan yang di buatkan istrinya. Daniel pun menarik piring yang berisi makanan buatan sang istri. Ia memakasn dengan lahap walau ia merasa ingin meuntahkan isis perutnya. Makanan Ferlita entah kenapa membuatnya menjadi mual, tetapi ia menahannya. Istrinya sudah kesusahan membuat makanan ini, jadi ia harus menghabiskan makanannya. Ia makan sambil meminum air putih agar tidak mual.

Selesai makan, ia mencuci bekas makannya dan juga peralatan dapura yang tadi Ferlita pakai. Baru juga ia memegang sabun pencuci piring, rasa mualnya tidak tertahankan. Ia pun langsung berlari ke kamar mandi di kamarnya membuat Ferlita terkejut di buatnya. Daniel langsung memuntahkan seluruh isi perutnya ke dalam toilet. Ferlita yang mendengarnya pun menjadi panik. Ia turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Daniel masih memuntahkan isi perut di toilet. Ferlita nampak ragu mendekati Daniel, tetapi melihat Daniel seperti itu ia menjadi kasihan. Ferlita berjongkok kemudian memijit leher Daniel. Daniel terkejut hingga membuatnya tidak sengaja memelintir tangan sang istri. "aduh, aduh," ucap Ferlita. Dengan cepat Daniel segera melepaskan tangan sang istri.

"Kamu enggak apa-apa?" tanya Daniel kahwatir. Tubuhnya tadi reflek itu sebabnya ia langsung memelintir tangan sang istri.

Ferlita menatap marah Daniel, Daniel merasa tidak enak tetapi ketika Ferlita akan membuka mulutnya untuk marah pada Daniel, suaminya itu kembali memuntahkan isi perutnya. Membuat Ferlita pun menjadi tidak tega melihatnya. Ferlita berdiri dari jongkoknya, ia kemudian berjalan ke arah kotak obat dan mencari obat yang mungkin bisa meredahkan rasa mual Daniel. Di kotak obat hanya ada paracetamol dan juga obat luka. Ferlita kemudian berjalan ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Daniel supaya Daniel bisa meminum obatnya.

Ferlita kembali ke kamar dan ia melihat Daniel yang keluar dari kamar mandi dengan bibir pucatnya. Wajahnya juga terlihat lesu karena sudah mengeluarkan isi perutnya. Ferlita menghampiri Daniel kemudian menyodorkan obat dan air minumnya. "Minum ini!" ucap Ferlita dengan wajah datarnya seraya mengulurkan obat dan minumnya pada Daniel. Tanpa banyak berkomentar, Daniel pun meminum obatnya.

TBC....
Ciee...mama Ferlita perhatian tapi masih gengsi. Ciee.... 🤣🤣

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang