Part 41 🦎🐊

2.2K 69 27
                                    

Hallo hai, semuanya ... Apakabar ?

Ramadhan ya ramadhan, enggak nyangka masih bisa nulis sampai sekarang walau bener-bener ngaret cerita yang ku buat. Aku mau minta maaf ke semua pembaca atas ketikan atau apapun itu ya semuanya ...  Selamat berpuasa bagi yang menjalankan semuanya ... mmmuaach ...

Bandar Lampung, 24 Maret 2023

Daniel masih memeluk sang putra yang sudah terdiam sambil memegangi telunjuknya. Putra kecilnya sepertinya tahu dengan perasaan sang papa saat ini. Ia benar-benar berhenti menangis.

Pintu kamar terbuka, seseorang masuk ke dalamnya. Ia terdiam di depan pintu melihat Daniel yang sedang menangis sambil menggendong sang putra. Pemandangan yang begitu menyesakkan untuknya.

Perlahan ia mendekati ranjang yang di duduki Daniel. Daniel yang masih menangisi kepergian sang istri, sehingga ia tidak menyadari ada seseorang yang sedang masuk. "Mas," panggilan lembut seraya memegang pundak Daniel membuat Daniel kini menoleh ke sampingnya.

"Sayang," panggilnya dengan nada suara serak. Ia langsung memeluk tubuh Ferlita dengan satu tangannya karena satunya lagi ia gunakan untuk menggendong sang putra.

"Sayang, jangan tinggalin aku. Maafin aku ... " ucap Daniel yang suaranya teredam di perut Ferlita.

Wajahnya ia sembunyikam di perut Ferlita dengan air mata yang terus saja mengalir dari pelupuk matanya. Sesak, Ferlita merasa sesak mendengar tangisan sang suami. Baru kali ini ia mendengar isak tangis sang suami yang begitu menyakitkan.

Ferlita memeluk tubuh sang suami yang masih erat memluknya. Ia mengusap samping kepala sang suami dengan satu tangannya. Permintaan maaf yang terdengar menyakitkan itu masih terus di ucapkan Daniel. Ferlita pun masih diam tidak berkata apa-apa.

Ia tadi mengajak papanya mengobrol di luar ruangannya. Sang putra masih tertidur lelap, jadi ia sengaja tinggalkan putranya. Ia mengatakan keinginannya pada sang papa, dan papanya pun mendukung keputusan Ferlita. Sedari awal pun papanya selalu mendukung jika dirinya kenbali bersama dengan Daniel. Namun, ia tidak bisa memaksakan Ferlita jika memang Ferlita sudah tidak mau bersama lagi dengan Daniel.

Ferlita mendorong pelan Daniel, tetapi Daniel sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya. "Mas, itu dedeknya boboin aja. Pegel tangan kamu," ucap Ferlita dengan nada suara lembut dengan satu tangan yang mengusap kepala Daniel.

"Jangan tinggalin aku," ucap Daniel seraya menjauhkan kepalanya dari perut Ferlita. Ferlita menatap wajah Daniel yang sudah basah dengan air matanya. Kedua tangan Ferlita kini menangkup wajah Daniel, menghapus jejak air mata dengan ibu jarinya.

"Letakkin dulu dedeknya," ucap Ferlita dengan nada suara lembut seraya tersenyum manis.

Daniel turun dari tempat tidur, dengan hati-hati ia menidurkan putranya di atas tempat tidur. Setelah putranya merasa nyaman, ia langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Ferlita yang menatapnya seraya tersenyum. Daniel langsung menabrak tubuh Ferlita dan memeluk tubuh istrinya itu dengan erat.

"Jangan tinggalin aku," ucap Daniel yang wajahnya kini ia sembunyikan di cerukan leher Ferlita.

"Enggak, yang penting kamu jangan jadi jahat lagi," ucap Ferlita membuat Daniel menjauhkan wajahnya.

"Aku jahat banget ya?" tanya Daniel dengan bibir tertekuk ke bawah.

"Perlu aku jabarin mas?" tanya Ferlita seraya menatap Daniel tepat ke manik matanya. Satu tangannya mengusap rahang tegas Daniel.

"Maaf," ucap Daniel seraya menundukkan kepalanya.

Ferlita tersenyum, kemudian kedua tangannya menangkup wajah suaminya ini. Ia mengangkat wajah Daniel supaya mereka saling menatap. "Jangan meminta maaf lagi, atau aku akan pergi mas," ucap Ferlita dengan nada suara lembut.

"Jangan!" saut Daniel cepat. "Jangan pergi lagi. Aku enggak mau kamu pergi dari aku dan anak-anak," ucap Daniel.

"Iya aku enggak akan pergi lagi, yang penting kamu jangan jadi orang jahat lagi. Selain itu ..." ucap Ferlita yang sengaja di jeda.

"Selain itu apa?" tanya Daniel yang takut dengan kelanjutan ucapan Ferlita. Ferlita tersenyum, ia kemudian mengambil sesuatu di saku celana yang sedang ia pakai. Hari ini Ferlita memang sudah bisa pulang, jadi ia kini memakai celana jeans dan juga kemeja. Tubuhnya tidak banyak berubah walau dia habis melahirkan.

"Will you marry me," ucap Ferlita seraya menunjukkan dua cincin di telapak tangan kanannya.

Daniel terkejut seraya menatap cincin yang ada di telapak tangan sang istri. "Yang," ucap Daniel seraya menatap wajah sang istri.

"Kamu enggak mau nikah sama aku?" tanya Ferlita yang raut wajahnya kini menjadi sedih.

"Enggak, enggak gitu. Harusnya aku yang bilang begini," ucap Daniel.

Daniel berlutut dengan satu lututnya menyentuh lantai. Ia mengambil sebuah kotak dari dalam saku kemeja yang ia kenakan. "Maukaj kamu menikah denganku Ferlita Anabella? Menjadi istri dan ibu dari anak-anak kita?" tanyanya seraya mendongak untuk menatap sang istri.

Sebenarnya Daniel sudah menyiapkan lamaran di rumah ketika mereka nanti sampai di rumah. Namun, Ferlita malah melakukanny, membuat dirinya pun mau tidak mau harus melamar Ferlita sekarang. Mereka sudah berpisah lima belas tahun, jadi lebih baik mereka kembali menikah. Selain karena perpisahan mereka sudah lima belas tahun, Daniel ingin memulai hubungan mereka dengan awal yang baik.

Ferlita tersenyum kemudian mengulurkan tangannya. Daniel pun memegang tangan Ferlita kemudian ia memasangkan ke jari manis Ferlita. Daniel berdiri dan langsung memeluk tubuh Ferlita. Bahagia, ia sangat bahagis dengan hari ini. Pikiran ia jika istrinya akan meninggalkan dirinya ternyata salah.

Hari berlalu, waktu pun berlalu begitu cepat. Tidak terasa, anak-anak mereka sudah besar. Hari ini pesta ulang tahun ketujuh belas si kembar Meysha dan Nesya. Semua tamu undangan sudah pulang, tinggal keluarga besar saja yang tersisa. Mereka mengadakan pesta ulang tahun di belakang rumah. Walau begitu pesta ulang tahun tetaplah meriah.

Para anak-anak ada yang sudah tidur ada juga yang berada di kamar. Si kembar yang berulang tahun sudah di kamar karena mereka ingin berganti pakaian. Sedangkan kakak mereka Melviano dan Marcello sedang menemani Feli yang duduk di salah satu kursi sambil menikmati makanan dan minuman.

"Lihatlah mereka," ucap Andreas seraya menunjuk dengan dagunya ke arah si kembar Melviano dan Marcello yang selalu ada di samping Feli.

"Mereka sedang tidak mau jauh dengan kakaknya," ucap Afikah yang berdiri di sampingnya.

"Makanya kuliah aja minta di satu universitas dengan Feli," ucap Ferlita seraya terkekeh.

"Benar, ampun deh dua anak itu. Bahkan sebelum lulus SMA aja mereka udah ngerek minta ikut sekolah di LA. Katanya mau jagain kakaknya," jawab Afikah yang matanya terus tertuju pada anak-anak mereka.

Felita datang menghampiri para orang tua yang sedang berkumpul. "Ma, Mom ..." rengek Feli seraya menghampiri kedua ibunya.

"Kenapa mbak?" tanya Ferlita seraya merangkul putrinya itu.

"Noh, dua kucrut. Ngintilin aja ih, sebel!" kesal Feli yang merengek sambil bergelanyut di lengan Ferlita. Ferlita dan oara orang tua hanya tersenyum mendengar rengekkan Feli.

Si kembar Melviano dan Marcello sudah bergabung bersama mereka. "Dad, mom, aku mau nikah sama kakak," ucap Melviano tiba-tiba membuat kedua orang tuanya membulatkan mata mereka. Bukan hanya itu saja, Daniel dan Ferlita juga terkejut atas ucapan Melviano.

Anak sulung pasangan Andreas dan Afikah ini tipe anak yang tidak banyak bicara. Ia juga anak yang terlihat cuek dengan sekitarnya walau pada kenyataannya ia bukan orang yang seperti itu. Ucapan Melviano benar-benar membuat para orang tua terkejut.

                                                                                       Tamat ......

Terima kasih untuk para pembaca yang masih setia sama cerita MY Ex ini. Maaf kalau endingnya enggak sesuai sama ekspektasi kalian dan terkesan gantung. Tapi memang aku sengaja mengakhiri kisahnya seperti ini. Yang terpenting sekarang mereka sudah bersama. Mereka menjalani kehidupan dengan bahagia dengan anak-anak mereka.

Sekali lagi, aku mau minta maaf sama kalian karena cerita ini lama tamatnya.

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang