Part 23 🦎🐍

2.1K 116 7
                                    

Yuhuu.... HAPPY NEW YEAR 2022 GUYS... SEMOGA KITA SEMUA SELALU DI BERI KESEHATAN DAN DI LAPANGKAN SEGALA SESUATUNYA OLEH ALLAH... AAMIIN....

AKHIRNYA UP AGAIN....  YUHUU... BANTU SHARE INI CERITA YUK GUYS... MASIH SEPI PENGUNJUNG BANGET NIH... WEHEHEH...

YG PUNYA TIKTOK, BOLEH DONG MAMPIR KE AKUNKU. MASIH SEPI GUYS... DI SANA. WEHEHEHEH.... NAMA AKUNNYA SAMA KAYAK AKUN WP/IG YA GUYS... CHI_HYO_KI95

HAPPY READING.... 😘😘😘

Sekitar pukul delapan malam Daniel kembali ke rumah sakit. Ia tadi pergi ke kantor untuk bekerja di bandingkan harus marah dengan sikap putrinya. Kejadian tadi siang terjadi karena Feli yang tidak mau makan sama sekali dengan alasan ia tidak mau Daniel dekat dengan Ferlita. Feli juga meminta papanya untuk pulang sekarang juga ke Indonesia bersamanya. Daniel sudah mengatakan iya, tetapi tunggu sampai keadaan Feli sehat. Feli tidak mau jika tidak sekarang juga pulang bahkan ia pun mengancam tidak akan mau makan jika tidak segera pulang ke Indonesia. Ia baru mau makan jika sudah mau pulang ke Indonesia.

Daniel sudah mencoba bersabar dan memberi pengertian pada Feli agar dia sembuh terlebih dahulu baru pulang ke Indonesia. Namun, Feli yang sangat keras kepala tetap menolak makan membuat Daniel tidak sabaran dan membanting piringnya. Daniel menatap sang putri yang sedang tertidur dengan nyaman di atas tempat tidurnya.

Daniel berjalan mendekat dan menatap wajah putrinya yang tertidur dengan lelap. Wajah putrinya juga sudah lebih segar dari pada saat ia tinggalkan tadi siang. Setelah melihat putrinya ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. 

Ia selesai membersihkan tubuhnya dan kini ia duduk di samping ranjang putrinya. Ia menatap sedih putrinya yang sedang sakit. Tidak seharusnya tadi siang ia melakukan hal itu pada putrinya. Tangannya terulur untuk mengusap kepala sang putri, tetapi tangannya hanya diam di udara karena ia takut bisa membangunkan sang putri.

Ia pun berjalan ke arah sofa yang ada di ruangan itu. Ia tadi sudag memindahkan putrinya ke ruangan vvip, sehingga ada sofa di sana. Daniel mulai memejamkan matanya, tidak lama dari itu Feli bangun kemudian menatap sang papa.

Cukup lama ia menatap sang papa hingga ia pun kini menatap le arah langit-langit kamarnya. Percakapan sang mama dengannya tadi siang pun terlintas.

Flashback on...

"Sayang, mama harus pulang. Besok, jika papamu tidak di sini, mama akan menemuimu," ucap Ferlita seraya mengelus kepala putrinya.

"Kenapa tidak menginap di sini? Dan kenapa harus menunggu papa tidak ada bersama Feli?"

Ferlita tersenyum kemudian ia mengecup kening putrinya sayang. "Ada hal yang membuat mama tidak bisa bertemu dengan papamu dan mengatakan bahwa mama adalah mamamu. Mama sayang Feli, mama harap Feli bisa mengerti dengan keputusan mama. Anak mama sudah dewasa, pasti bisa kan ya nak... buat ngertiin mama dan jaga rahasia ini?" tanya Ferlita dengan lembut seraya tersenyum.

"Humm..." hanya itu yang Feli katakan. Ia sebenarnya ingin bertanya lebih jauh, tetapi sepertinya belum saatnya ia bertanya kenapa mamanya memintanya untuk menutupi semua ini. Rasanya ia ingin marah, tapi ia juga harua bisa berpikir dengan cara pandang sang mama. Tidak semua apa yang menurur kita benar, itu benar.

Flashback Off..

Feli memejamkan matanya dan tanpa sadar ia menghembuskan napas beratnya cukup keras, membuat Daniel yang belum benar-benar tidur langaung terbangun.

Daniel menolehkan kepalanya menatap putrinya yang sedang membuka matanya. Ia pun segera bangun dan berjalan sedikit cepat ke arah tempat tidur putrinya.

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang