Chapter 6

53.1K 5.5K 186
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


3 tahun kemudian

"Tunggu... Jangan berlarian nona muda nanti kau terjatuh" ungkap seorang gadis dengan khawatir.

"Itu tak akan teljadi kak Bel"

"Saya mohon pelan-pelan saja berjalannya nona" pintanya.

"Ughh... Baiklah aku akan pelan-pelan" ucapnya dengan kesal.

"Terimakasih nona" balas gadis itu dengan tersenyum.

"Kak bel... Belhenti memanggilku dengan folmal sepelti itu, aku tak suka" protesnya.

"Maafkan saya nona, tapi tak sepantasnya saya memanggil nona dengan sebuah nama" jawabnya dengan menundukkan kepalanya.

Gadis kecil itu menghela nafasnya panjang" Baiklah, begini... kak Bel boleh memanggilku dengan sebutan nona di depan banyak olang, tapi jika hanya kita beldua saja kak Bel halus memanggilku dengan sebutan Anna bagaimana?" tawarnya.

Yah, gadis kecil tadi adalah Brianna.

Sudah 3 tahun dirinya berada di tubuh ini, itu artinya jika di bandingkan dengan umurnya yang dulu ia sudah menginjak umur 23 tahun.

Ada banyak hal yang Brianna ketahui selama 3 tahun ini.

Contohnya Malvin.

Ternyata Malvin adalah tokoh antagonis pria yang terobsesi pada pemeran wanita, ia Aluna. Seperti yang sudah di kisahkan pertemuan keduanya juga terlihat sangat klise.

Dimana saat itu Malvin tengah berjalan di gelapnya malam dengan darah yang mengucur deras di area dadanya. Bajunya basah bersimbah darah di tambah derasnya air hujan, bisa dibayangkan betapa menyakitkannya hal itu.

Wajah Malvin memucat, ia sepertinya kehabisan darah. Matanya pun berkunang-kunang, saat tubuhnya akan tumbang seseorang menahannya."Kau aik-baik saja?" tanya Aluna khawatir.

Malvin tak menjawab hanya meliriknya sekilas pandangannya blur, sedetik kemudian matanya tertutup sempurna. Aluna yang melihat hal itu lantas berteriak panik. "Hei bangun?!"

"Astaga bagaimana ini" paniknya.

Aluna melirik keadaan sekitar tak ada siapapun yang bisa membantunya. Karena bingung apa yang harus ia lakukan, pada akhirnya Aluna membawa Malvin ke rumahnya yang kosong.

Karena memang Aluna hanya tinggal sendiri di rumahnya, orangtuanya meninggal akibat kecelakaan beruntun. Dan untuk sanak saudaranya mereka tidak ada yang mau menampungnya.

Miris sekali.

Keesokan harinya...

Sinar matahari menembus kearah jendela kamar, membangunkan seorang pemuda yang terbaring lemah di atas tempat tidur yang kecil.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang