***
Brianna berjalan pelan, matanya terpaku pada objek didepannya di ikuti dengan Max yang berjalan tenang dibelakang.
"M-max jadi ini pohon impian itu?" tanya Brianna. Netra matanya tetap fokus kearah depan dengan kagum.
[Iya tuan]
[Pohon ini sudah ada sejak ribuan tahun lamanya]
Brianna diam mendengarkan.
Lalu dengan spontan tangannya terangkat kearah depan menyentuh lapisan dinding kaca itu pelan.
Tanpa di duga.
'Cringg...'
"Max?! Astaga..." pekiknya kaget.
Pohon itu bersinar terang saat tangan mungil Brianna menyentuhnya, daun-daun yang berhamburan secara acak.
Ada beberapa daun yang memisahkan diri, seolah ada yang mengendalikannya daun tersebut keluar dengan sendirinya.
Daun itu mengapung keatas, tiba-tiba cahaya putih terang mengelilinginya. Samar-samar daun itu ditutupi oleh sebuah tabung kecil namun panjang, setelah sekian detik cahaya itu menghilang bersamaan dengan jatuhnya tabung itu dihadapan Brianna.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA [Proses Revisi]
FantasiMatanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang menembus masuk dalam indera penglihatannya. Perlahan-lahan terbuka dengan sempurna, netra matanya melihat ruangan yang terlihat besar dan megah dihiasi dengan aksesoris klasik . Namun, anehnya ada beb...