***
***
Tok..tok..tok
"Tunggu sebentar kak Bell!"
"..."
Tak ada sautan sama sekali. Brianna mengerutkan keningnya, tumben sekali Bella tidak membalas ucapannya. Tak ambil pusing Brianna kembali melanjutkan aktifitasnya, mungkin saja Bella tak mendengar sahutan darinya.
Pada sentuhan terakhir Brianna memoleskan pelembab bibir, lalu mengamati dirinya di kaca sebentar. Kemudian tersenyum saat merasa tidak ada yang kurang sekali pun.
Ia mengambil tas ransel yang ditaruh di atas kasur, kemudian menyemprotkan parfum kesukaannya di seluruh tubuh. Serasa sudah selesai Brianna berjalan kearah pintu.
Ceklek
"Maaf kak Bell sudah membu-" ucapannya tertahan saat ia melihat bukan Bella tetapi sosok pria tinggi bertubuh kekar berdiri di depan pintu kamarnya. Dari atas hingga bawah, penampilannya benar-benar urakan sekali. Rambut yang sengaja berantakan kancing kemeja dibiarkan terlepas dua, menampilkan kaos putih polos yang di pakainya. Namun ada yang lucu, plester dengan motif bunga-bunga berwarna merah muda ternyata masih menempel di dahi Albern.
"Morning baby Ann" sapa Albern lebih dulu.
"Morning" ada nada malas dalam ucapannya.
Albern menaikan sudut alisnya "Masih marah?" Melihat raut wajah Brianna yang terlihat berbeda dari biasanya.
Ucapan Albern berhasil membuat Brianna mengingat kejadian semalam.
"Jadi milikku, dan kau akan mendapatkan segalanya. Bagaimana?" Albern menaikan sudut bibirnya.
Brianna mendengus, benar-benar pria gila. Usai mencium dirinya dengan paksa pria itu malah menawarkan hal yang tidak bermutu.
"Tidak tertarik"jawabnya ketus.
Albern terkekeh mendengar nada ketus Brianna, yang biasanya terlihat anggun dan lembut kini menampilkan sisi garangnya, tak apa Albern justru semakin menyukainya. Ia jadi tak sabar melihat sifat unik lainnya yang dimiliki gadis ini.
"Kenapa? Bersamaku kau tidak akan kekurangan apapun."
Brianna menaikan alisnya "Heh! Bahkan tanpa dirimu pun, aku tidak kekurangan apapun tuan muda Caldwell".
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA [Proses Revisi]
FantasyMatanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang menembus masuk dalam indera penglihatannya. Perlahan-lahan terbuka dengan sempurna, netra matanya melihat ruangan yang terlihat besar dan megah dihiasi dengan aksesoris klasik . Namun, anehnya ada beb...