***
"Oh astaga Anna kau dari mana saja? Kenapa tidak masuk di jam pertama? Kau baik-baik saja kan?" tanya Olivia beruntun.
Brianna menggaruk kepalanya tak gatal "aku terlambat datang pagi tadi, jadi aku memutuskan untuk mencari tempat yang nyaman sampai bel istirahat berbunyi."
"Syukurlah kau baik-baik saja, aku pikir kau kenapa-kenapa" leganya.
Brianna tersenyum "maaf sudah membuat kalian khawatir."
Olivia dan Vivian mengangguk "tidak apa-apa" balas Olivia dengan tersenyum juga.
"Anna simpan dulu tasmu, kita makan di kantin. Perutku terus saja berbunyi sedari tadi."
Brianna menurut ia menyimpan tasnya di meja.
"Ayo!!!" Olivia menggandeng tangan Brianna dan Vivian bersamaan.
"Pelan-pelan Oliv!" seru Vivian.
"Aku sudah tidak tahan Vivi!!"
....
"Ken lihat kemarin ayahku membelikan gelang ini, aku menyuruhnya membeli dua, satu untukku dan satunya lagi untukmu. Kau lihat bagus kan? Tentu saja aku meminta ayahku membelikan barang yang mewah, karena jujur aku kadang suka gatal-gatal jika aku memakai barang yang emm- terlihat murah."
"Kau lihat saja, masih ada bekas merah di tanganku, itu gara-gara aku memakai gelang pemberian Vivian waktu itu sebagai hadiah persaudaraan kami" keluh Aluna dengan murung.
"..."
"Ken?"
"..."
Aluna mengikuti arah pandang Kenan ke belakang. Disana ada si hama yang paling ia benci. Aluna mengepalkan tangannya saat melihat arah pandang Kenan yang memandang Vivian seolah memancarkan kerinduan yang mendalam. Sialan! Padahal dirinya sudah bersusah payah memisahkan mereka tapi kenapa si hama itu tidak bisa menghapus dalam pikiran Kenan, bahkan saat sedang bersamanya sekalipun.
"KEN!" seru Aluna sedikit keras.
Kenan terperanjat kaget. Lalu menghela nafasnya kasar "apa?" tanyanya dengan nada yang sudah malas.
Aluna tersenyum paksa "kulihat sedari tadi kau terus saja melamun. Ada masalah Ken?"
"Bukan urusanmu aku ada masalah atau tidak" jawab Kenan dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA [Proses Revisi]
FantasyMatanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang menembus masuk dalam indera penglihatannya. Perlahan-lahan terbuka dengan sempurna, netra matanya melihat ruangan yang terlihat besar dan megah dihiasi dengan aksesoris klasik . Namun, anehnya ada beb...