Chapter 31

16.6K 1.9K 171
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di dalam mobil, Brianna melamun sambil melihat pemandangan diluar jendela. Rasanya pemandangan diluar jendela kaca tak lagi menarik dimatanya. Brianna menghela nafasnya, membuat seseorang disampingnya kini sedikit terusik dengan tingkah Brianna yang tak bisa diam sedari tadi.

"Kau kenapa Anna?" tanya orang itu tiba-tiba.

Brianna menoleh sekilas setelah itu kembali menatap pemandangan jalan, tidak menjawab pertanyaan dari seseorang di sampingnya.

"Hei!? Aku bertanya padamu!" seru orang itu.

Brianna mendelik "Apa?!" jawabnya sensi.

Melihat Brianna yang tampaknya masih kesal padanya dengan segera ia menghentikan mobilnya dipinggir jalan. "Kenapa berhenti?!" ketusnya.

Melepaskan sabuk pengamannya. Orang itu kini beralih menghadap kearah Brianna, tangannya meraih tangan putih Brianna dalam genggamannya. Untungnya Brianna tak menepis sama sekali "Kau masih marah hm?" ujarnya lembut.

Brianna tak menjawab, wajahnya tetap datar menandakan jika dirinya memang masih marah. Orang itu menghela nafasnya "Baiklah maafkan aku karena tidak memberitahumu lebih dulu. Tadinya aku ingin memberi kejutan untukmu, tapi sepertinya gagal" lirihnya.

Brianna masih saja diam tidak mengeluarkan suara sepatah katapun.
"Aku pikir kau tak akan semarah ini, dan membuatmu terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Tapi aku tak bisa lagi menahan rasa rinduku padamu."

"Anna, jangan seperti ini please..." ucapnya dengan wajah memelas.

"Anna..."

Brianna lagi-lagi menghela nafasnya "Setidaknya beritahu aku dulu Dami. Aku cukup terkejut dengan kedatanganmu yang tiba-tiba seperti itu" jelas Brianna.

"Iya-iya maafkan aku" balasnya dengan nada menyesal.

Brianna memijit pelipisnya, lalu melihat kearah Damian yang kini tengah menunduk "Baiklah, kali ini aku memaafkan mu" ucap Brianna dengan pasrah.

"Sungguh?!" Matanya menatap dengan berbinar-binar.

Brianna mengangguk "Iya Dami, aku sudah tidak marah lagi padamu".

Dengan segera Damian merengkuh tubuh ramping Brianna dalam dekapannya "Akhirnya. Maafkan aku, lain kali jika ada sesuatu aku akan memberitahumu lebih dulu. Persetan dengan kejutan, aku tak ingin kau marah lagi padaku".

Sebenarnya tadi pagi Damian mengejutkannya karena tiba-tiba sudah ada di depan rumah. Tapi anehnya ia memakai seragam yang sama sepertinya. Awalnya Brianna tak mengenalinya karena wajahnya tertutupi sebuah buket bunga besar ditangannya. Saat memunculkan kepalanya Brianna terkejut bukan main, untuk apa Damian berada disini. Ternyata memang dia akan tinggal disini bersamanya dengan alasan tak ingin berjauhan lebih lama lagi dengannya. Alasan yang sangat konyol pikirnya. Dan itulah alasan Brianna marah ah bukan marah hanya sedikit kesal saja. Seharusnya Damian tidak harus sampai menetap disini, tapi apa boleh buat, namanya juga Damian jika tidak nekat bukanlah dirinya.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang