Chapter 20

29K 3.6K 213
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

XII A-1

"Ken, kau sedang membaca apa?" tanya seorang gadis dengan menompang dagunya menatap dengan binar kearah pemuda disampingnya.

Sedangkan sang empu hanya diam. Tak membalas pertanyaan gadis yang selalu mengusiknya setiap hari.

"Ken, nanti antarkan aku ke salon ya?" ujarnya tak gentar dengan sikap pemuda disampingnya.

"Ken, Mami bilang kapan kau berkunjung lagi?"

"Kenzo... issh jawab" gadis itu berdecak sebal karena sedari tadi perkataannya tak ada yang dijawab olehnya satupun.

"Hm" hanya deheman singkat dari Kenzo.

Clara tersenyum senang. Akhirnya Kenzo meresponnya. Yah, meskipun hanya deheman singkat Clara tak ambil pusing yang penting Kenzo mendengarkannya.

"Ken, kemarin saat aku belanja dengan Mami tiba-tiba ada seorang gadis lusuh menabrak ku..." Clara berkata dengan nada manja. Berharap mendapatkan simpati dari Kenzo.

"Tidak sopan sekali! Bajuku jadi kotor karena gadis kampung itu, untungnya ada Mami. Mami marah-marah pada gadis kampungan itu, sampai mengusirnya. Mami hebat kan Ken?" Clara bertanya pada Kenzo.

Lagi-lagi Kenzo hanya diam.

"Kenzo jawab ih!" gerutunya kesal.

Karena kesal dirinya tak di gubris sedari tadi. Dengan tidak sopan nya gadis itu mengambil buku yang Kenzo baca dengan kasar.

"CLARA! APA YANG KAU LAKUKAN?!" bentak Kenzo kesal.

Sontak saja para siswa dikelas seketika memperhatikan keduanya. Clara sendiri shock mendengar bentakan Ken seperti ini.

"K-ken... Maaf a-aku hanya kesal karena dari tadi kau hanya diam saja" cicitnya. Namun terselip nada kesal di dalamnya. Ingat, ia tak suka diabaikan.

Kenzo menatap dingin pada Clara, sejujurnya ia sudah muak dengan gadis manja dihadapannya ini. Tapi, apa boleh buat ia tak bisa melawan perintah sang Papa untuk menjaganya.

Kenzo menatap dengan sinis, dan menarik kembali buku yang direbut oleh Clara secara paksa. Kemudian kembali duduk di bangkunya, dengan perasaan kesal yang sudah di ujung tanduk.

"Ken... a-aku minta maaf" sesalnya dengan mata berkaca-kaca.

Kenzo tak menggubris permintaan maaf Clara, seolah-olah perkataannya hanya angin lalu saja.

"Ken, maafkan aku".

"Ken, hiks... Aku minta maaf"

"Kenzo hiks, aku janji tak akan seperti itu lagi. Jangan diam seperti ini, aku tak suka hiks.." Clara menatap Kenzo dengan sedih

Kenzo memutar bola matanya dengan malas. Lagi-lagi seperti ini, padahal dia sendiri yang memulai tapi dia juga yang menangis. Seperti itulah Clara, menangis adalah caranya menyelesaikan masalah. Dan bodohnya dirinya yang selalu mengalah.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang