***
Setelah menerima fakta yang terjadi Brianna langsung beranjak pergi dengan terbirit-birit, meninggalkan Arthur yang diam terbengong. Dan disinilah ia sekarang, berdiri ditengah orang yang sedang berlalu lalang membawa makanan.
Sialnya, meja kantin sudah terisi penuh oleh para siswa-siswi. Brianna bingung mencari tempat yang kosong, ditambah perutnya yang sudah keroncongan dari tadi karena dirinya lupa tidak membawa bekal makanan.
Puk
Seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang, Brianna menoleh.
"Vivian?" gumamnya kaget.
Vivian hanya menatap datar "Kau mencari meja kosong?" Brianna mengangguk.
"Ikuti aku" ucapnya dengan berlalu meninggalkan Brianna yang hanya diam terpaku.
Brianna membatin 'itu tadi Vivian kan?'
Merasa tidak ada yang mengikutinya. Vivian kembali berbalik "Hei... Kau hanya akan terus berdiri seperti itu?!" ujarnya sambil berteriak.
Brianna tersadar, dengan segera mengikuti langkah Vivian yang kini mulai menjauh dari pandangannya "Ya! tunggu aku..."teriaknya dengan berlari.
Cukup lama Brianna membuntuti langkah kaki Vivian. Hal itu tentu saja tak luput dari perhatian orang-orang, tak heran karena Vivian adalah salah satu second lead yang cukup terkenal disekolah ini.
Akhirnya keduanya sampai ditempat yang sudah di tempati oleh Vivian dan seorang gadis yang ia yakini temannya.
Vivian sendiri sudah duduk di kursi kosong berhadapan dengan temannya itu, sedangkan Brianna hanya berdiri mematung. Rasanya tak enak bila dirinya tiba-tiba duduk tanpa di persilahkan terlebih dahulu.
"Duduklah" ucap Vivian yang akhirnya bersuara.
Brianna tersenyum canggung "Terimakasih". Dengan segera Brianna mendudukkan tubuhnya di kursi kosong di samping Vivian.
"Hai... Namaku Olivia Wilde, senang bertemu denganmu" gadis itu menjulurkan tangannya dengan tersenyum hangat.
Brianna menerimanya dengan senang hati "Brianna, senang bertemu denganmu juga" balasnya tersenyum tipis.
"Kau cantik sekali Brianna" puji Olivia.
Brianna tersenyum "Just Anna, but thank you". Rasanya cukup bosan saat orang-orang terus saja memujinya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA [Proses Revisi]
ФэнтезиMatanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang menembus masuk dalam indera penglihatannya. Perlahan-lahan terbuka dengan sempurna, netra matanya melihat ruangan yang terlihat besar dan megah dihiasi dengan aksesoris klasik . Namun, anehnya ada beb...