prologue (a)

1.8K 242 2
                                    

          Riuh suara terdengar memenuhi sebuah mansion megah di salah satu kawasan Jepang. Suara tersebut berasal dari sebuah kamar utama pada mansion tersebut.

Orang-orang berwajah serius yang berada dalam ruangan itu tidak dapat menahan raut senangnya masing-masing. Mereka sedang bersuka cita. Sang penerus yang diidam-idamkan, akhirnya lahir juga ke muka Bumi. Menghela udara yang sama dengan para manusia penting di Jepang. Sang penerus Uchiha-gumi¹.

Uchiha Fugaku, ketua organisasi Uchiha-gumi sekaligus sosok lelaki yang baru saja menjadi seorang ayah, membeku di tempatnya. Manik selegam arang itu terpaku pada sosok mungil yang tengah digendong oleh Mikoto, istrinya. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Haruskah dirinya turut bersuka cita? Atau justru tenggelam dalam ketakutan yang belum pasti?

"Fugaku, kau tidak ingin melihat anakmu?" tanya Mikoto. Perempuan itu berbicara pada suaminya dengan nada datar, serta pandangan tanpa emosi. Meski baru saja melahirkan seorang penerus dari organisasi berpengaruh, kerutan kebahagiaan tak nampak dari setiap sudut wajah Mikoto.

Dari posisinya berdiri, Fugaku dapat menangkap ekspresi yang sama—yang juga dirasakan oleh sang istri, sama seperti dirinya. Cemas.

Fugaku berjalan perlahan mendekati istri dan anaknya. Manik hitamnya terfokus pada bayi merah yang digendong Mikoto. Bayi itu terlihat  mirip seperti dirinya, meskipun banyak dari fitur wajah sang bayi yang menurun dari ibunya, Fugaku dapat langsung tahu bahwa bayi ini adalah anaknya. Terlebih lagi rambut hitam tipis yang menandakan bahwa ia merupakan seorang Uchiha.

Mikoto mengarahkan Fugaku untuk menggendong anaknya. Dengan perlahan dan hati-hati, pria itu berhasil menggendong bayi kecilnya. Lamat-lamat, Fugaku memandangi anaknya. Tubuhnya terlihat renta dan kecil. Ia mungkin dapat mematahkan leher itu hanya dengan sekali genggaman tak bertenaga.

Dan, seperti dapat membaca pikiran sang ayah, bayi yang masih merah itu menangis dengan kencang. Sangat kencang hingga sepertinya ia akan merusak pita suaranya sendiri. Setiap orang dalam ruangan tersebut panik, tapi tidak dengan Mikoto dan Fugaku. Raut keduanya nampak tegang, tetapi bukan karena rasa khawatir. Melainkan rasa takut.

Di setiap jeritan tangis anak itu, seperti ada suara seorang wanita yang turut mengiringinya. Mikoto dan Fugaku dapat mendengar ujaran kebencian yang memberikan mimpi buruk di setiap malamnya. Kemudian tanpa disangka-sangka, sang anak secara perlahan mulai membuka kelopak matanya. Menunjukkan iris mata semerah darah.

Jantung Mikoto dan Fugaku terasa seperti ditimpa beban puluhan ton. Badan mereka mendadak gemetar, seluruh tubuh keduanya terbalut keringat dingin. Suara tangisan sang anak serta pekikan panik tak lagi terdengar, telinga mereka terasa menuli. Kilasan balik mengenai kejadian empat tahun lalu muncul dalam ingatan keduanya, bak sebuah kereta yang bergerak cepat melintas di hadapan mereka.

Kutukan itu nyata.

Kutukan itu benar-benar terjadi.

Wanita itu benar-benar mengutuk anaknya.

 
  
─────────
¹Uchiha-gumi: salah satu organisasi yakuza fiktif yang paling terkenal dan berpengaruh di Jepang.

Red SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang