xii. got a new hint

624 110 23
                                    

          Matahari sudah condong ke barat ketika Sakura pergi dari bar milik Sasuke, Cloud9 Bar namanya, ia tahu hal tersebut dari Ino. Mereka berbincang cukup seru selama ada di sana, bersama Tenten dan Konan, Sakura merasa mereka tidak buruk juga.

Dari situ juga Sakura tahu tentang pekerjaan Ino yang sebenarnya. Perempuan pirang itu bekerja di klub malam tersebut, sekaligus menjadi mata-mata Uchiha Sasuke, bersama beberapa wanita lain. Sasuke merekrut orang-orang yang dapat bekerja sebagai mata dan telinganya.

Sebagai sebuah tempat yang lebih aktif di malam hari, Cloud9 Bar terkadang menjelma sebagai area pertukaran informasi yang penting, terlalu berharga untuk dilewatkan. Maka dari itu, Sasuke membutuhkan orang-orang setia yang akan menyalurkan informasi-informasi penting padanya. Dan, Ino salah satunya.

Sakura akhirnya mengerti perkataan Sai ketika dirinya bertanya mengenai perempuan itu. Ino memang bekerja pada Sasuke, tapi tempatnya di Cloud9 Bar, klub malam milik sang Uchiha. Saat Ino berkunjung ke mansion, itu artinya dia sedang memberikan laporan dari hasil pekerjaannya atau mendapat perintah baru dari Sasuke.

Tidak banyak penjelasan yang Sakura dapatkan dari Ino. Sebab mau sedekat apapun mereka, Ino tetaplah anak buah Uchiha Sasuke. Salah satu yang paling pria itu percaya.

Dan, saat-saat bersama mereka adalah menit-menit berharga bagi Sakura. Setelah seharian dikurung di dalam kamar, mendapat tekanan fisik serta mental yang mengguncang kewarasannya, ia akhirnya dapat berinteraksi secara santai dan nyaman dengan orang lain. Tak perlu lagi memikirkan setiap kalimat balasan ataupun respon yang harus diberikan.

Sai datang menjemputnya sekitar pukul dua sore, dia bilang kalau Sasuke pergi ke suatu tempat untuk mengurus suatu hal mendesak dan menyuruh Sakura pulang lebih dahulu. Hal mendesak seperti apa? Ia tidak peduli. Selama jauh dari Sasuke, Sakura yakin semua akan aman.

Kelopak matanya kembali ditutup dengan kain berwarna hitam yang diberikan oleh Sai. Pria itu mengemudikan kendaraannya santai, membelah jalanan kota Kobe yang lumayan ramai.

Sakura sudah pasti tidak tahu di mana tepatnya lokasi mereka berada. Ketika diculik oleh Sasuke, ia berada dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sementara itu, sekarang pun matanya ditutup agar tidak mengetahui ke mana mobil ini berjalan.

"Sai," panggil Sakura.

Sai menyahut tanpa mengalihkan perhatiannya, "Hm?"

"Kau ini tidak suka mengobrol dengan orang, ya?"

"Tergantung, aku hanya bicara seperlunya saja."

Sakura mengembuskan napas bosan, "Aku butuh teman bicara."

Ya, Sakura termasuk jenis orang yang senang untuk berinteraksi dengan orang lain. Meski tidak berada ditahap terlalu ekstrim; seperti mengocehkan banyak hal terus menerus tanpa peduli orang yang diajak bicaranya mendengarkan atau tidak, dia merasa perlu untuk mengeluarkan unek-unek pada seseorang. Kegiatan tersebut juga dapat membantunya tetap waras dari segala tekanan yang diberikan oleh Sasuke.

"Sayang sekali, aku tidak cocok untuk dijadikan teman bicaramu," balas Sai datar.

Sakura mengerang, "Oh, ayolah. Aku bisa gila jika orang yang berbincang denganku hanya Sasuke saja."

Sai meliriknya sekilas, "Masih ada Ino."

"Ino, kan, tidak bekerja di mansion itu."

"Mulai besok, dia akan mulai sering berkunjung."

Sakura mengernyit heran, "Kenapa? Bukannya Ino hanya datang ketika menyampaikan laporan atau dipanggil oleh Sasuke saja?"

"Tuan Sasuke yang menyuruhnya untuk menemanimu."

Red SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang