xix. home sweet home

578 97 16
                                    

          Sakura merasakan tubuhnya ditabrak oleh seseorang, dan kini beban berat menghalanginya untuk bangkit. Ia mengerjap, menatap sesosok badan yang menghalaunya dari tembakan tiga peluru tadi.

"Apa ada yang terluka?" Gaara membantunya berdiri, memegang kedua bahu Sakura. Manik hijau pria itu memindai seluruh tubuh perempuan yang ada di hadapannya, memastikan tidak ada bagian yang terkena tembakan.

Sakura menggeleng kaku. Ia masih sedikit syok atas aksi mengejutkan Sasuke. Kakinya terasa lemas, gemetaran. Sepertinya diakibatkan dari kombinasi rasa takut dan asap tebal yang memenuhi segala penjuru Cloud9 Bar.

"Sialan kau, Uchiha!" teriakan marah terdengar dari belakangnya.

Sakura berbalik, kaget melihat sekelompok pria jahat itu kini tinggal tersisa dua orang saja. Mata mereka menunjukkan kemarahan yang kentara. Tembakan yang Sasuke arahkan tadi menembus kepala tiga orang teman mereka, jatuh tak bernyawa di lantai yang panas.

Sasuke tertawa mencemooh, "Aku punya pertanyaan untukmu," raut wajahnya bengis, dia kembali menjadi Uchiha Sasuke yang kejam, "Kau mau menyusul ketiga temanmu itu ... atau mau bergabung dengan bosmu di sana?"

Bertepatan dengan selesainya perkataan Sasuke, Sai dan Naruto muncul dari balik ruangan pribadinya. Menyeret dua tubuh pria besar yang terluka di kedua tangan dan kakinya, sudah tidak berdaya lagi. Wajah mereka babak belur.

"Tuan Bee!" Gaara bergerak untuk mendekati Killer B yang nampak lemas dalam genggaman Sai. Namun, dengan cepat Sai menodongkan senjatanya pada Gaara.

"Jangan mendekat," Sai menatapnya dengan tajam.

Langkah Gaara terhenti.

Sekarang dia bingung. Apa yang harus dilakukan sekarang? Kenapa semuanya jadi kacau?

Padahal, mereka sudah mengawalinya dengan baik. Setelah ledakan dari bom terdengar, ia langsung naik ke lantai atas, mencari Uchiha Sasuke. Killer B dan Kisame datang untuk membantunya, mereka berhasil melukai anak buah dari pemimpin Uchiha Itu. Hanya perlu sedikit waktu lagi sampai mereka berhasil melukai dan membunuh Sasuke. Tapi, ketika Sakura tiba-tiba muncul kembali, segalanya langsung kacau.

Mungkin, ini salahnya.

Gaara kehilangan kendali, dan rencana mereka menjadi berantakan.

"Aku masih menunggu jawaban kalian," Sasuke berjalan mendekati dua orang yakuza dari Senju-kai dengan santainya.

Mereka mendesis. Tubuh keduanya bereaksi secara otomatis dengan mengacungkan senjata yang ada di tangan ke arah Sasuke.

Sasuke menyeringai, "Kurasa kalian pilih yang pertama," ia mengangkat tangannya, kemudian--

Dor!

Dor!

Dalam sekejap, timah panas berkecepatan tinggi menembus tengkorak kepala mereka. Tubuh dua manusia berbadan besar itu seketika jatuh ke lantai, terbujur kaku bersama beberapa temannya yang lain.

Gaara menghalangi pemandangan tersebut dari bidikan mata Sakura, manangkup kedua telinga perempuan merah muda itu. "Jangan lihat," bisiknya.

Sakura terbatuk beberapa kali. Lengannya terangkat, meremas jaket yang dipakai oleh sahabatnya. "Gaara, aku ...."

Gaara menangkup tangan Sakura, " Tidak apa ... ada aku., kau tak perlu khawatir. Ayo, kita harus pergi dari sini sebelum gedungnya hancur karena api," ia menuntun sahabatnya menjauh pergi. Sakura tak bereaksi banyak, kakinya hanya bergerak mengikuti ke mana pun Gaara membawanya. Mereka setengah berlari menuju tangga ke lantai bawah, menahan rasa sesak dan perih yang mulai menyakitkan.

Red SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang