vii. the mansion

708 132 13
                                    

Sayang sekali, apa yang Sakura harap sebagai mimpi, nyatanya adalah kenyataan.

Setelah selesai meluapkan emosinya dengan menangis, selama beberapa menit ia masih duduk termenung didekat pintu. Matanya merah dan bengkak. Butuh kompresan es batu yang lama untuk membuat kelopak matanya kembali seperti biasa.

Sakura akhirnya memilih bangkit, kembali duduk di atas ranjang daripada terus terduduk menyedihkan di lantai yang dingin. Ia ingin membulatkan tekad untuk takkan bersikap lemah lagi di hadapan Sasuke, dan memikirkan segala cara untuk kabur dari mansion ini.

Sasuke ingin menemuinya satu jam dari sekarang? Baiklah. Sakura akan meladeninya.

Sakura tersentak kala mendengar kunci pintu yang kembali dibuka. Irisnya memerhatikan sesosok perempuan yang masuk ke dalam kamar, membawa sebuah nampan berisi kompresan dan handuk muka.

Perempuan itu terlihat masih muda-sepertinya beberapa tahun lebih tua dari Sakura, rambutnya berwarna pirang dan diikat kuda. Ia mendekati Sakura yang menatap penuh curiga.

"Hai, Sakura," suaranya mengalun tenang, "Perkenalkan, aku Yamanaka Ino. Kau bisa menganggapku sebagai teman selama kau ada di sini."

"Persetan. Aku tidak butuh seorang teman," balas Sakura dengan sinis.

Perempuan ini pasti suruhan Uchiha Sasuke, pikir Sakura. Ia tidak boleh memercayai semua hal yang diberikan ataupun dilakukan oleh laki-laki itu.

Ino mengedikkan bahu seolah tak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Sakura, "Aku hanya melakukan apa yang diperintahkan padaku. Take it or leave it, itu pilihanmu. Hanya satu masukan dariku, Sasuke tidak suka dibantah," ia menaruh nampan yang dipegangnya ke atas nakas.

"Itu ada kompresan es batu dan handuk untuk mengompres bengkak di matamu. Dan, aku akan membantu bersiap. Sasuke juga tidak suka menunggu," lanjutnya. Lalu, Ino melenggang pergi ke kamar mandi meninggalkan Sakura. Menyiapkan peralatan mandi baginya.

Sakura mengepalkan tangannya geram. Ia masih bingung dengan motif asli mengapa Sasuke menculiknya. Seingatnya, ia belum pernah berurusan dengan pria itu selain pertemuan mereka di AM Coffee beberapa hari ke belakang. Dan selama itu pula, Sasuke pasti sudah memata-matainya.

Perempuan berambut merah muda itu teringat pada ayahnya. Sang ayah kini sendirian di rumah. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Kizashi karena Kurenai juga sedang tidak menginap di tempatnya. Sakura juga yakin Gaara akan kalang kabut mencarinya, jika sampai besok pagi ia masih belum kembali.

Dasar Uchiha berengsek.

Ino kembali berdiri di hadapan Sakura setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi. "Semuanya sudah siap. Cepatlah mandi, aku akan menyiapkan pakaianmu nanti," ia menatap Sakura yang masih bergeming di tempatnya. "Atau kau ingin kumandikan?"

Sakura mendengus, "Tidak, terima kasih," lalu ia berjalan ke arah kamar mandi. Perempuan itu terdiam sejenak menatap bathtub yang terisi oleh air hangat serta gelembung-gelembung sabun. Wanginya begitu menggoda hingga ia tak menyadari keberadaan Ino yang turut masuk bersamanya.

 Wanginya begitu menggoda hingga ia tak menyadari keberadaan Ino yang turut masuk bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Red SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang