xxi. the father's daughter

997 109 17
                                    

          Empat hari setelah kembalinya Sakura ke rumah, dia akhirnya memutuskan untuk kembali bekerja.

Seharusnya Sakura tidak dapat bekerja lagi di AM Coffee sebab sudah lebih dari seminggu dia absen tanpa keterangan yang jelas. Lalu, kenapa Sakura masih bisa bekerja di sana? Berterima kasihlah pada Sabaku Gaara yang sudah membantunya berbicara pada Tuan Akimichi perihal ketidakmampuannya untuk hadir ke tempat kerja.

Saat tahu Sakura diculik, Gaara langsung memberitahukan hal tersebut pada Tuan Akimichi. Pria itu memohon dengan sangat kepada si pemilik café untuk tidak memecat Sakura, dan tidak menyebar luaskan berita menghilangnya perempuan tersebut. Butuh usaha lebih untuk meyakinkan Tuan Akimichi, namun Gaara akhirnya berhasil membuatnya percaya.

Tuan Akimichi tetap menjaga fakta tentang Sakura yang pernah diculik, sehingga takkan ada kehebohan yang terjadi di AM Coffee nanti. Pria tambun itu pun memberitahu kepada semua anak buahnya bahwa Sakura tidak bisa hadir ke tempat kerja sebab memiliki keperluan keluarga mendesak.

Yah, Sakura harus mengucapkan terima kasih secara langsung pada Tuan Akimichi nanti.

Ditambah--entah Sakura harus bersyukur atau tidak, tapi untunglah saat dirinya diculik oleh Sasuke, kegiatan belajar mengajar di sekolahnya telah usai. Jadi, kala itu sekolah tidak terlalu mempermasalahkan absensi miliknya. Ujian akhir juga telah dilaksanakannya seminggu sebelum kejadian tersebut, dan sekarang dia tinggal menunggu proses kelulusan saja.

Tentu saja, Sakura sudah sangat tidak sabar menanti acara kelulusan yang akan dilaksanakan lima hari lagi.

Hanya saja tidak ada kegiatan prom night di sekolahnya. Sayang sekali. Padahal, dia ingin mencoba bagaimana rasanya berdansa bersama seorang laki-laki setidaknya sekali seumur hidupnya.

Lalu hari ini, Sakura sudah berencana untuk mengajak ayahnya jalan-jalan di pagi hari sebelum pergi ke AM Coffee. Cafe itu buka pukul sembilan, sehingga masih ada cukup waktu baginya melakukan hal tersebut.

"Ayah siap jalan-jalan hari ini?" tanya Sakura tanpa melepas senyum manis di wajahnya.

Kizashi yang terduduk di kursi roda membalas senyuman putrinya, menatap Sakura yang sedang memasangkan syal di lehernya, "Tentu ... saja."

"Bagus," perempuan itu bertepuk tangan sekali, "Perisainya sudah terpasang, sekarang saatnya sang ksatria untuk pergi memberantas kejahatan!" serunya penuh semangat.

Sang ayah tertawa pelan melihat tingkah laku putri semata wayangnya itu. Mengingatkan Kizashi pada Mebuki, mendiang istrinya. Ibu dari anak kesayangannya. Sosok penuh kasih dan bersemangat tinggi. Orang tercinta yang telah lama meninggalkannya. Ah, betapa dirinya merindukan sang istri.

Kursi roda yang diduduki oleh Kizashi sedikit terguncang saat menuruni tangga pendek di depan rumah. Sakura mendorong kursi roda ayahnya dengan santai di wilayah sekitar rumah mereka. Dia belum berani membawa ayahnya pergi terlalu jauh dari rumah, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebetulnya, Sakura ingin sekali-kali membawa sang ayah ke taman kota mereka. Sudah lama mereka tidak pergi ke sana. Saat dia kecil dulu, hampir setiap akhir pekan Kizashi akan mengajaknya dan Gaara untuk pergi membeli es krim yang ada di pinggir taman. Favoritnya adalah rasa cookies and cream, sementara Gaara suka sekali rasa cokelat. Akhir pekan adalah hari yang paling dinanti-nanti oleh Sakura kecil.

Namun, sayangnya jarak dari rumah mereka ke taman kota cukup jauh, butuh waktu sekitar 15 menit jika ditempuh menggunakan bus. Dan, Sakura terlalu takut untuk mengambil setiap risiko yang mungkin saja terjadi.

"Ayah tahu? Aku sangat merindukan makan es krim yang ada di pinggir taman kota bersama-sama seperti dulu. Apakah Ayah merindukannya juga?"

"Ya ...."

Red SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang