xi. the vicious circle

647 121 17
                                    

"Kemari, Sakura. Jangan buat aku mengulangi perkataanku lagi."

Perkataan Sasuke itu sudah seperti keputusan final yang tidak dapat Sakura bantah. Ia melangkah mendekat dengan ragu-ragu, dan akhirnya duduk dipangkuan Sasuke. Tubuhnya terasa kaku, ia merasa canggung untuk bergerak lebih dalam posisi seperti itu.

"Bagus," Sasuke berkata disertai seringai di wajahnya. Salah satunya tangannya ia taruh di pinggang Sakura, sementara yang lain terangkat guna membelai rambut merah muda perempuan itu.

Sakura menegang merasakan sentuhan panas dari lengan Sasuke, "T-tanganmu."

"Hm? Ada apa dengan tanganku?"

"Jangan ditaruh di situ," ujar Sakura pelan. Kepalanya tertunduk malu, ia menyakini bila sekarang wajahnya pasti sudah sangat merah.

Sakura merasa bahwa ini adalah posisi terintimnya bersama seorang lelaki. Selama hidupnya, ia tidak memiliki waktu untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain, apalagi berpacaran. Setiap saat dihabiskannya untuk belajar dan bekerja, menghidupi keluarga kecilnya, ia terlalu sibuk mencari uang daripada bermain-main. Satu-satunya pria yang dekat dengannya hanyalah Gaara, tapi Sakura menyayangi dia seperti kakak laki-lakinya sendiri, tak lebih.

Sasuke terkekeh mendengar perkataan Sakura. Ia tidak menyangka amarah yang tadi dirasakannya lenyap begitu saja ketika bertemu perempuan itu. Dia istimewa.

"Kenapa tidak boleh?"

Sakura membalas setengah berbisik, "Itu tidak sopan," wajahnya terasa semakin panas ketika usapan Sasuke merambat ke punggungnya.

"Rupanya kau bisa bersikap seperti ini juga," Sasuke berkata dengan nada meremehkan, iris semerah darahnya sudah kembali sekelam malam. Kini, respon yang Sakura berikan menjadi hiburan baginya.

Sakura berusaha sekuat tenaga untuk meredakan rasa malunya dan menatap langsung mata Sasuke. Ia dapat menemukan kilat jenaka dari manik hitam itu, yang mana tidak pernah terpikirkan olehnya jika seorang Uchiha Sasuke dapat mengeluarkan ekspresi tersebut. Perasaan malunya kini tertumpuk oleh rasa kesal sebab tahu bahwa Sasuke sekarang tengah bermain-main dengannya.

"Aku bukan mainanmu, Uchiha Sasuke."

"Bukan kau yang berhak memutuskan," Sasuke balas menatap Sakura.

"Hal yang sama juga berlaku padamu."

Sasuke mendengus kecil, "Kau tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkan segala hal yang kuinginkan, Sakura. Menurutlah, dan semua akan berjalan dengan baik-baik saja, jika itu yang kauinginkan."

Keberanian masih bersama Sakura sehingga dia membalas, "Yang kuinginkan hanyalah terbebas darimu."

Sasuke menyeringai, membawa perempuan itu semakin mendekat ke pelukannya. Lengan kekarnya membelai lembut surai merah muda itu. Ia memajukan kepala, menaruh dagunya di pundak Sakura, "Coba saja jika berani. Kau sudah tahu konsekuensinya, Sakura," bisiknya.

Sakura semakin tidak nyaman dengan keintiman yang ada. Ia menaruh kedua tangannya di bahu Sasuke, berusaha melepaskan diri dari dekapan Sasuke, namun hal tersebut justru membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Sakura.

"Lepas, Sasuke!"

Sasuke tak mengindahkan penolakan dari Sakura, ia justru semakin menenggelamkan diri pada cekungan leher perempuan itu, terjebak dalam aroma manisnya yang memabukkan. "Sakura, kau tidak tahu efek apa yang telah kauberikan padaku," bisiknya.

"Aku tidak peduli!" Sakura semakin brutal dalam usahanya melepaskan diri dari sang Uchiha, menambah kekuatan pada setiap pukulannya, yang tentu saja tak berarti banyak pada Sasuke.

Red SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang