Princess Callysta [END]

Sekedar Info

Halo semua sudah lama tak menyapa kalian semua, gimana kabarnya? Semoga baik-baik semua ya. Kali ini aku mau bawain cerita baru dengan judul Antara Cinta dan Benci 😗 yukk mampir udah update bagian prolognya, loh!

"Rasa cinta yang tertancap di hatiku, mampu hilang dengan sekejap setelah mengenal lebih dirimu sebenarnya."

– Zayn Raendra

***

Begitu banyak luka dan kesedihan yang tertancap dalam hati Zayn. Masa lalunya yang begitu indah, berubah menjadi suatu yang tak terduga karena perilaku seseorang yang telah tega membuatnya menderita.

Dan kini, ia di pertemukan kembali dengan orang-orang yang membuat hidupnya begitu menderita. Rasa benci dalam diri Zayn begitu bergejolak melihat orang yang ia benci begitu bahagia. Begitu besarnya rasa benci itu membuat dirinya masuk dalam lingkaran Cinta, ya walaupun awalnya saling mencintai, tetapi berakhir menjadi membenci dan malah mulai detik itu juga Zayn yang dulu terkenal begitu baik dan sabar, berubah menjadi Zayn yang dikenal tidak punya hati dan tak terbantahkan.

Tidak ada satu hari untuk dirinya selalu membuat orang yang dulu ia cinta menjadi orang yang ia benci menangis bertubi-tubi. Karena tujuan utamnya hanya lah ingin membuat orang yang ia benci, mati perlahan dalam kesedihan. Ia bisa saja membuat gadis iti mati dalam sekejap, tetapi ia tidak puas. Zayn ingin membuat ia merasakan apa yang dirasakan ibunya dulu.

"Mengapa sikapmu berubah seperti ini Zayn? Mana Zayn yang baik, sabar, dan penyang? Hiks ...."

"Sikap gue berubah karena, lo! Lo yang udah buat hidup gue begitu hancur!" ucap Zayn yang hendak beranjak pergi dari tempat tersebut. Namun, gadis tersebut kian mengengam erat tangan Zayn sembari memohon kepadanya agar ia berubah menjadi Zayn yang ia kenal dulu.

"Awh," rintih gadis tersebut yang sudah terjatuh membentur dinding akibat dorongan Zayn yang begitu kuat dan tak terarah, sehingga gadis tersebut terbentur meja dan buku paket yang begitu tebal itu menjatuhi gadis itu yang sudah terjatuh di lantai. Dalam jatuhnya itu, ia mengeluarkan cairan merah segar di hidungnya yang tak henti-hentinya terus mengalir akibat benturan yang begitu keras tadi.

Di sisi lain, Zayn yang melihat itu tak sedikit pun membantu, malah ia tersenyum penuh bahagia sebelum gadis itu mulai kabur pandanganya.

'Apa yang aku lakukan ini masih permulaan sayang, aku akan membuatmu lebih dari ini. Mungkin yang aku lakukan selanjutnya tidak membuat luka di tubuhmu, tetapi akan membuat luka di hatimu. Tunggu saja tanggal mainya gadis malang!' batin Zayn yang menutup pintu ruangan tersebut dan beranjak pergi menuju kelasnya.